Terbit: 6 June 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Dunia hiburan sekaligus dunia sepakbola Indonesia dihebohkan oleh unggahan di InstaStories milik penyanyi dangdut kenamaan, Via Vallen. Dalam unggahan tersebut, Via menyebutkan bahwa ia kesal dengan pesan langsung (direct message) dari seorang pemain bola terkemuka yang sedang bermain di Indonesia. Dalam pesan tersebut, jelas terlihat bahwa pemain bola ini melakukan pelecehan seksual.

Ketika Via Vallen Melawan Pelecehan Seksual

Dilansir dari Tirto, unggahan Via langsung memicu reaksi dari banyak warganet. Kebanyakan akun-akun penggemar sepakbola langsung mencari siapa pemain yang berani melakukan pelecehan tersebut. Mereka bahkan dengan yakin menuding satu pemain asing yang melakukannya.

Sayangnya, unggahan Via juga tidak selalu mendapatkan respons positif dari warganet. Ada yang menganggapnya melakukan tindakan benar karena melawan pelecehan seksual, namun ada pula orang yang justru mencela tindakannya sebagai mengumbar aib atau kesalahan orang lain. Yang cukup mengenaskan adalah, mereka yang mencela juga ada yang berjenis kelamin perempuan.

Bagi banyak pakar, respons mencela tindakan Via adalah bukti bahwa masih ada banyak orang di Indonesia yang justru menganggap pelecehan seksual sebagai hal yang wajar. Bagi mereka, tindakan korban pelecehan yang mau melawan dan berbicara ke publik adalah tindakan yang tidak wajar. Bahkan, ada orang yang juga menganggap profesi seorang biduanita seperti Via “pantas” mendapatkan pelecehan.

Adanya anggapan pelecehan seksual sebagai hal yang wajar ini juga membuat cukup banyak korban pelecehan, termasuk korban pemerkosaan yang memilih diam meskipun mengalami kejadian yang sangat mengerikan. Padahal, hal ini membuat mereka menjadi lebih tertekan dan rentan mengalami gangguan jiwa.

Dengan bersuaranya korban pelecehan dan adanya dukungan dari banyak pihak bagi mereka, diharapkan semakin banyak orang yang menyadari buruknya dampak dari pelecehan seksual atau pemerkosaan sehingga jumlah kejadian kasus ini bisa ditekan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi