Terbit: 24 March 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Salah satu jenis vaksin yang kiranya sangat penting adalah vaksin Japanese Encephalitis. Simak penjelasannya selengkapnya mengenai vaksin Japanese Encephalitis berikut ini!

Vaksin Japanese Encephalitis: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Apa Itu Vaksin Japanese Encephalitis?

Vaksin Japanese Encephalitis adalah jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah seseorang menderita penyakit Japanese Encephalitis. Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit peradangan otak mematikan yang berawal dari gigitan spesies nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi virus penyakit ini.

Pemberian vaksin Japanese Encephalitis—atau vaksin JE—lantas menjadi penting oleh karena hingga saat ini belum ada obat yang mampu mengatasi penyakit yang pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1871 tersebut.

Tujuan Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis

Tujuan dari pemberian vaksin  JE adalah untuk mencegah Anda dari terkena penyakit yang tak lain merupakan penyakit radang otak.

Di negara-negara Asia termasuk Indonesia, Japanese Encephalitis merupakan penyakit yang cukup umum terjadi. Fenomena penyakit JE ini biasanya muncul ketika musim penghujan tiba di mana populasi nyamuk Culex tritaeniorhynchus sedang mengalami peningkatan.

Japanese Encephalitis tidak boleh disepelekan karena menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar 67.900 kasus JE setiap tahunnya yang mana 20-30 persen di antaranya berujung pada kematian. Penyakit ini sendiri ditandai oleh sejumlah gejala yaitu:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Gangguan gastrointestinal
  • Mual dan muntah
  • Gangguan berbicara dan gerak tubuh (terutama kaki)
  • Diare
  • Kejang
  • Perubahan perilaku

Pada tingkatan yang lebih parah, Japanese Encephalitis juga menyebabkan penderitanya mengalami gangguan motorik, depresi, penurunan daya ingat, retardasi, epilepsi, hingga kehilangan penglihatan.

Melihat bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit ini dan belum adanya obat yang bisa menyembuhkannya, pemberian vaksin JE seharusnya menjadi prioritas Anda dan keluarga.

Siapa Saja yang Harus Diberikan Vaksin Japanese Encephalitis?

Vaksin JE dapat—dan disarankan—diberikan kepada semua orang. Akan tetapi, ada sejumlah kalangan yang memang WAJIB melakukan vaksinasi JE yaitu:

  • Masyarakat yang tinggal di wilayah endemik Japanese Encephalitis seperti areal persawahan, hutan, dan semacamnya
  • Orang-orang yang berencana untuk berkunjung dan menetap di wilayah endemik Japanese Encephalitis selama 1 bulan atau lebih

Kapan Sebaiknya Vaksin Japanese Encephalitis Diberikan?

Penyakit Japanese Encephalitis bisa terjadi pada siapa saja, akan tetapi anak-anak menjadi kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit ini, terutama mereka yang masih berusia 10 tahun ke bawah. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh pada anak masih belum kuat sehingga mudah sekali untuk terserang berbagai penyakit.

Oleh sebab itu, waktu terbaik untuk memberikan vaksin JE adalah ketika seseorang masih berusia anak-anak. Di samping itu, hal ini berkaitan dengan faktor-faktor berikut:

  • Efektivitas vaksin JE tidak optimal (atau bahkan tidak bekerja sama sekali) jika diberikan pada orang dewasa
  • Respons tubuh terhadap vaksin JE lebih baik ketika masih berusia muda ketimbang pada saat berusia dewasa

Vaksin ini umumnya diberikan sebanyak 2 (dua) kali dengan interval antara pemberian pertama dan kedua adalah 28-30 hari atau sesuai arahan dokter. Selain itu—bila diperlukan—dokter juga akan memberikan vaksin tambahan (booster) satu tahun pasca dosis 1 dan 2 diberikan.

Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis

Ada sejumlah tahapan yang perlu dilalui saat Anda melakukan vaksinasi JE. Mari simak penjelasannya berikut ini!

1. Pra Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis

Dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan Anda sebelum memberikan vaksin JE.

Tahapan ini diperlukan agar dokter bisa memastikan bahwa Anda berada dalam kondisi baik sehingga vaksinasi dapat dilakukan. Pada tahap ini, dokter juga akan bertanya apakah Anda pernah melakukan vaksinasi JE maupun vaksinasi lainnya dan mengalami gejala efek samping atau tidak.

2. Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis

Setelah pemeriksaan kesehatan selesai dilakukan dan Anda dinyatakan layak untuk diberikan vaksin, dokter akan melanjutkan ke tahapan utama yakni pemberian vaksin ini.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, vaksin JE diberikan dalam 2 (dua) dosis dengan interval 28-30 hari antar dosis. Akan tetapi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya hanya menyarankan dosis tunggal untuk vaksin ini.

Vaksinasi lanjutan (booster) dapat diberikan 1-2 tahun selanjutnya. Selain itu, vaksin JE juga akan diberikan ketika seseorang hendak menetap di suatu wilayah yang kerap mengalami wabah penyakit radang otak ini.

3. Pasca Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis

Setelah pemberian vaksin selesai dilakukan, dokter akan meminta Anda untuk beristirahat sejenak sebelum kembali melakukan aktivitas.

Dokter juga akan memberikan sejumlah tips atau saran kepada Anda mengenai hal-hal lainnya yang perlu dilakukan guna meminimalisir risiko terkena penyakit Japanese Encephalitis di masa mendatang, termasuk menerapkan gaya hidup sehat.

Efek Samping Vaksin Japanese Encephalitis

Pemberian vaksin JE—sama seperti vaksin pada umumnya—mungkin akan menimbulkan sejumlah gejala efek samping.

Berikut ini adalah gejala efek samping vaksin JE yang perlu Anda ketahui:

  • Kepala pusing
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan
  • Pembengkakan pada area kulit yang disuntik vaksin

Akan tetapi, gejala-gejala yang ditimbulkan sebagai efek samping vaksin ini umumnya tidak berbahaya dan bersifat temporer. Artinya, gejala akan hilang dengan sendirinya selang beberapa waktu. Ini juga mengapa dokter tidak langsung mengizinkan Anda pulang pasca pemberian vaksin JE.

Dokter perlu memastikan apakah ada efek samping yang ditimbulkan dari vaksin ini. Dengan begitu, dokter bisa langsung melakukan penanganan medis jika gejala-gejala tersebut benar-benar muncul.

Kontraindikasi Vaksin Japanese Encephalitis

Sejumlah orang dengan kondisi tertentu sayangnya tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi penyakit radang otak yang satu ini. Kondisi-kondisi yang dimaksud meliputi:

  • Hipersensitivitas terhadap kandungan vaksin JE
  • Wanita hamil
  • Sedang menderita penyakit berat

 

  1. Anonim. Japanese Encephalitis VIS. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/je-ixiaro.html (Diakses pada 24 Desember 2019)
  2. Prasetyo, D. 2018. Mengenal Japanese Encephalitis. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/japanese-encephalitis (Diakses pada 24 Desember 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi