Terbit: 15 January 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ternyata, ada waktu dimana manusia merasa sangat tidak bahagia. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional AS. Lantas, di usia berapakah manusia merasakan hal ini?

Di Usia Ini, Manusia Merasa Sangat Tidak Bahagia

Usia Manusia Merasa Sangat Tidak Bahagia

Rata-rata, manusia di negara maju merasa sangat tidak bahagia di usia 47,2 tahun. Hanya saja, di negara berkembang seperti Indonesia, manusia merasa sangat tidak bahagia di usia 48,2 tahun. Fakta ini terungkap setelah para peneliti mengecek kondisi masyarakat di 132 negara.

Dalam penelitian ini, para peneliti mengecek kondisi kesehatan masyarakat dan membandingkannya dengan usia. Faktor lain yang dicek adalah kondisi keuangan dan kebudayaaan di negara terebut.

“Mereka yang sudah memasuki usia paruh baya rentan mengalami krisis kesehatan mental,” ucap salah satu peneliti yang terlibat, Profesor David Blanchflower yang berasal dari Darthmouth College.

Parameter yang menunjukkan ketidakbahagiaan dalam penelitian ini adalah keputusasaan, kegelisahan, rasa sendiri, sedih, depresi, kecemasan, gangguan pada saraf, gangguan panik, kegelisahan saat tidur, tidak percaya diri, merasa di bawah tekanan, merasa tidak bahagia, dan mengalami fobia. Hal lain yang diperhitungkan adalah kesejahteraan masyarakat seperti status pendidikan, status pernikahan, atau pekerjaan.

Dampak dari globalisasi dan krisis keuangan ternyata bisa menyebabkan krisis paruh baya. Menariknya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa mereka yang sudah menikah cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan yang belum menikah.

“Pernikahan ternyata bisa memberikan lebih banyak kebahagiaan daripada terus menjadi lajang atau mengalami perceraian,” terang Blanchflower.

Para peneliti juga menyebut semenjak usia pertengahan 40 tahunan, terdapat tekanan dan kecemasan yang bisa dirasakan dalam keluarga dan tempat kerja sehingga mempengaruhi rasa tidak bahagia ini. Hanya saja, ada kemungkinan hal ini juga terkait dengan faktor genetik.

Berbagai Cara Agar Kita Tetap Bahagia

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar tetap bahagia dan memiliki kesehatan mental yang baik hingga di usia tua.

Berikut adalah berbagai cara tersebut.

  1. Rajin Berolahraga

Banyak orang yang berpikir jika rajin berolahraga hanya akan memberikan dampak pada berat badan saja. Padahal, dalam realitanya berolahraga bisa memberikan dampak yang jauh lebih besar, termasuk dalam hal membuat kesehatan mental semakin membaik. Hal ini disebabkan oleh sirkulasi darah yang semakin meningkat, termasuk pada otak. Otak pun mendapatkan oksigen dan nutrisi dengan baik sehingga fungsinya juga membaik.

Keseimbangan hormon yang baik di otak akan berimbas pada rasa bahagia dan mencegah datangnya kesehatan mental. Apalagi jika kita juga melakukannya di bawah sinar matahari pagi yang hangat dan menenangkan. Manfaatnya akan jauh lebih terasa.

  1. Melakukan Hobi

Banyak orang yang menganggap orang yang kurang bahagia sebagai orang yang kurang piknik. Hal ini ternyata benar. Mereka yang jarang memberikan waktu bagi dirinya sendiri untuk menikmati kehidupan, baik itu dengan piknik atau melakukan hobinya, cenderung rentan mengalami masalah kesehatan mental. Pastikan untuk menyempatkannya agar pikiran dan kesehatan mental terjaga.

  1. Bersosialisasi

Meski terlihat sepele, bersosialisasi dengan orang lain seperti tetangga, keluarga, atau teman-teman bisa membuat kita lebih bahagia, lho. Hal ini disebabkan oleh menurunnya risiko terkena kesepian. Jika kita juga mau bercerita dengan orang lain tentang berbagai masalah atau beban pikiran, risiko terkena masalah kesehatan mental bisa ditekan.

  1. Latihan Pernapasan

Lakukan latihan pernapasan, meditasi, atau yoga demi membantu menyehatkan mental. Lakukan sekitar 30 menit, khususnya sebelum tidur agar kita bisa membebaskan berbagai macam beban pikiran dan meningkatkan kualitas tidur. Tidur yang nyenyak bisa membuat badan dan kesehatan mental semakin prima.

 

Sumber:

  1. Kennedy, Simon. 2018. Middle Age Misery Peaks at Age of 47.2, Economist Says.bloomberg.com/news/articles/2020-01-13/middle-age-misery-peaks-at-age-of-47-2-economist-says. (Diakses pada 15 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi