Terbit: 23 February 2019 | Diperbarui: 6 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meskipun dikenal luas sebagai minuman sehat, dalam realitanya kopi jika dikonsumsi dengan berlebihan bisa menyebabkan masalah peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Beruntung, pakar kesehatan menyebut kita masih diperbolehkan untuk meminumnya secara rutin. Meskipun begitu, kita memang harus pandai-pandai mengelola kebiasaan minum kopi demi mencegah kenaikan risiko hipertensi.

Tips Sehat Minum Kopi Agar Tidak Picu Hipertensi

Tips mencegah hipertensi bagi pencinta kopi

Pakar kesehatan menyebut kopi masih boleh dikonsumsi setidaknya satu atau dua cangkir dalam sehari. Hanya saja, jika kita mengonsumsinya dengan frekuensi yang lebih sering seperti empat atau lima kali dalam sehari, maka risiko mengalami peningkatan tekanan darah bisa meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kandungan kafein yang masuk ke dalam tubuh. Padahal, kafein memiliki kemampuan membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga akan memicu peningkatan tekanan darah.

Sebenarnya, selain kafein, kopi juga memiliki kandungan sehat lainnya seperti antioksidan yang sangat baik bagi kesehatan. Hanya saja, kandungan ini juga bergantung dari jenis kopi apa yang dikonsumsi. Jika kita mengonsumsi kopi hitam tanpa tambahan gula misalnya, maka manfaat sehat yang didapatkan akan lebih banyak. Sebaliknya, jika kita terbiasa mengonsumsi kopi instan yang tinggi gula dan kandungan lainnya, maka selain risiko terkena hipertensi, bisa jadi kita juga akan mengalami peningkatan berat badan dan risiko diabetes.

Pakar kesehatan juga menyarankan kita untuk tidak sembarangan mengonsumsi kopi di kedai-kedai. Sebagai contoh, jika kopi yang dikonsumsi memiliki tambahan susu tinggi lemak atau karamel, maka kopi ini akan tidak sesehat kopi hitam. Kita pun sebaiknya membatasi kopi-kopi kekinian tersebut meskipun rasanya memang cukup nikmat.

Tips lain agar membuat kebiasaan kopi menjadi lebih sehat

Pakar kesehatan menyebut ada cara lain yang bisa kita perhatikan agar kebiasaan minum kopi bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Berikut adalah beberapa hal tersebut.

  1. Memperhatikan takarannya

Pakar kesehatan menyebut tiga atau empat cangkir kopi per hari masih dianggap sebagai takaran yang wajar. Hanya saja, hal ini juga dengan catatan bahwa secangkir kopi memiliki kadar kafein sekitar 100 mg saja.

Jika kita termasuk dalam orang yang cenderung sensitif dengan kafein, sebaiknya kita mengurangi takaran jika mulai merasakan gejala seperti jantung berdebar-debar atau susah tidur. Membatasinya sekitar satu atau dua cangkir dalam sehari bisa menjadi pilihan yang bijak.

  1. Memilih antara kopi panas atau kopi dingin

Pakar kesehatan dari Philadelphia University serta Thomas Jefferson University melakukan sebuah penelitian yang membuktikan bahwa kopi panas memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh American Heartburn Alliance membuktikan bahwa kopi dingin jauh lebih nyaman bagi lambung karena kadar asamnya cenderung lebih rendah.

  1. Waktu terbaik minum kopi

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak meminum kopi di waktu malam karena bisa meningkatkan hormon kortisol yang akhirnya menyebabkan kita susah tidur. Beri jeda sekitar 4 hingga 6 jam antara waktu tidur dengan waktu terakhir kita menikmati kopi.

Kita juga sebaiknya tidak meminum kopi setelah bangun tidur. Konsumsilah di jam-jam sebelum makan siang karena setelah bangun tidur tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk membuat kita tetap terjaga.

  1. Memperhatikan campuran kopi

Ada baiknya kita tidak mengonsumsi kopi dengan tambahan krimer atau susu tinggi lemak terlalu sering karena bisa meningkatkan risiko terkena obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Hanya saja, jika kita ingin menikmati sensasi sedikit manis saat minum kopi, kita bisa menambahkan gula merah atau gula aren yang dianggap lebih aman dibandingkan dengan gula putih. Meskipun begitu, tetap saja kadar gula yang ditambahkan sebaiknya tidak berlebihan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi