Terbit: 13 August 2018 | Diperbarui: 14 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) saat pemeriksaan tensi darah.

Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Seseorang bisa dikatakan menderita darah tinggi apabila tekanan darah sistolik 140 mmHg/lebih tinggi dan tekanan darah diastolik 90 mmHg/lebih tinggi. Hipertensi dapat terjadi pada pria maupun wanita, risiko hipertensi semakin meningkat pada usia 50-an keatas.

Hampir 90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya sebenarnya, sebagian besar hipertensi juga tidak memberikan gejala (asistomatis). Hal inilah mengapa sangat penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Pada dasarnya, nilai normal tekanan darah seseorang secara umum adalah 120/80 mmHG (dengan mempertimbangkan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan).

 

Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat membawa penderita pada masalah-masalah kesehatan yang lebih serius.

Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit darah tinggi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung

Perlu diketahui, penyakit darah tinggi dikenal dengan 2 tipe klasifikasi, di antaranya:

  • Hipertensi primary

Hipertensi primary adalah suatu kondisi di mana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi.

Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stres yang tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

  • Hipertensi secondary

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi di mana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormone tubuh.

Sedangkan pada ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk.

Sementara itu, pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah sebutan dalam istilah kesehatan bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya. Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami preeklamsia dimasa kehamilannya itu.

Preeklamsia adalah sebuah kondisi saat wanita hamil merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurangnya nafsu makan, mual, muntah bahkan kejang.

Tips Menurunkan Darah Tinggi

Pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

Jika perubahan-perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin Anda perlu mengonsumsi obat-obat untuk penderita darah tinggi, tentu saja dengan konsultasi dengan dokter sebelumnya.

Bahkan jika Anda harus mengonsumsi obat-obatan, alangkah baiknya disertai dengan perubahan gaya hidup karena dapat mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang dikonsumsi.

Berikut adalah beberapa cara menurunkan darah tinggi yang bisa Anda coba, di antaranya:

  • Berhenti merokok

Nikotin yang ada di dalam rokok dapat menyebabkan pembuluh darah mengerut (konstriksi) dan denyut jantung menjadi lebih cepat–yang secara sementara akan menaikkan tekanan darah. Jika Anda berhenti merokok, hal itu dapat dengan signifikan mengurangi risiko terserang penyakit jantung sekaligus menurunkan tekanan darah.

  • Berolahraga secara teratur

Jika Anda adalah seorang dengan berat badan berlebih, mengurangi berat badan biasanya dapat membantu menurunkan tekanan darah. Olahraga teratur adalah suatu kebiasaan dan cara yang baik untuk mengurangi berat badan. Selain berat badan, kebiasaan berolahraga juga berguna untuk menurunkan tekanan darah dengan sendirinya.

  • Atur pola makan

Perbanyak makan buah dan sayur serta kurangi lemak, sodium, alkohol dan kafein. Alkohol berakibat pada naiknya tekanan darah yang cukup banyak.

  • Cobalah teknik-teknik relaksasi

Stres mungkin bisa berakibat pada tekanan darah seseorang, untuk membantu melawan stres, cobalah lakukan relaksasi atau biofeeedback. Hal tersebut bekerja dengan baik bila dilakukan sedikitnya satu kali dalam satu hari.

Pengobatan Darah Tinggi

Kandungan Garam (sodium/natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengonsumsi asin-asinan garam. Terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan ini, antara lain:

  • Jangan meletakkan garam diatas meja makan.
  • Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan.
  • Batasi konsumsi daging dan keju.
  • Hindari cemilan yang asin-asin.
  • Kurangi pemakaian saus yang umumnya memiliki kandungan sodium.

Kandungan Potasium/Kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah. Potasium umumnya banyak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Makanan penurun darah tinggi yang baik dikonsumsi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pace, labu siam, bligo, labu parang, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih.

Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 juga dipercaya dalam membantu penurunan tekanan darah. Agar kadar darah tinggi dapat kembali normal, pengobatan biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat, di antaranya:

  • Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}.

Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.

  • Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

  • Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)

Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

 

Efek Samping Obat

Masing-masing obat yang berbeda mempunyai efek samping yang berbeda. Efek samping obat anti hipertensi meliputi pusing saat berdiri dari posisi tidur atau duduk, kadar potasium dalam darah rendah, gangguan tidur, mengantuk, mulut kering, sakit kepala, bengkak, konstipasi hingga depresi. Pada pria, beberapa obat anti hipertensi dapat menyebabkan masalah dengan gangguan ereksi.

Konsultasikan dengan dokter tentang apapun perubahan dari kondisi Anda termasuk efek samping obat. Jika satu jenis obat yang Anda konsumsi tidak memberikan hasil atau ada efek samping pemakaian obat, Anda punya pilihan untuk menggunakan obat jenis atau tipe lain. Patuhi anjuran dokter guna membantu dalam memilih dan menentukan obat yang tepat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi