Terbit: 31 May 2019 | Diperbarui: 4 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu bekal yang paling sering dikonsumsi oleh orang-orang adalah air minum kemasan. Sering kali, air minum kemasan dicari saat kita sedang melakukan perjalanan, termasuk perjalanan mudik. Mengingat ada banyak sekali merek air minum kemasan yang bisa kita beli, sebaiknya kita juga harus lebih cermat dalam memilih air minum kemasan yang baik dan aman untuk kesehatan tubuh.

5 Tips Memilih Air Minum Kemasan yang Sehat dan Aman

Tips memilih air minum kemasan

Air minum tak hanya menghilangkan rasa haus. Hal ini bisa mencegah dehidrasi dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Keberadaan cairan yang baik akan membuat berbagai organ, sistem, dan jaringan tubuh mampu bekerja dengan baik sehingga tubuh pun akan terasa bugar dan segar.

Berikut adalah beberapa hal yang patut untuk kita perhatikan saat memilih air minum kemasan.

  1. Selalu cek tanggal kedaluwarsa yang tercantum di dalam kemasan air minum

Meskipun kebanyakan penjual atau toko selalu memperhatikan tanggal kedaluwarsa dari produk yang mereka jual, bukan berarti kita bisa sembarangan membelinya. Kita harus selalu mengecek tanggal kadaluarsa dari berbagai produk makanan atau minuman yang kita beli, termasuk air minum kemasan.

Sebagai informasi, kebanyakan bahan plastik yang dipakai sebagai pembuat kemasan air minum adalah yang berjenis polyethylene terephthalate (PET), serta high density polyethylene (HDPE). Bahan-bahan ini bisa mengontaminasi air jika disimpan terlalu lama.

Jika kita memilih air minum yang sudah disimpan terlalu lama atau bahkan sudah melewati tanggal kadalurasa, dikhawatirkan kita mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi partikel plastik dari kemasannya sehingga aroma dan rasanya pun mengalami perubahan.

  1. Cek penempatan air minum kemasan yang dijual

Jika air kemasan yang dijajakan berada di posisi luar ruangan dan berpotensi terpapar sinar matahari secara langsung, sebaiknya kita tidak memilihnya. Hal ini disebabkan oleh panas dari sinar matahari yang bisa saja membuat perubahan pada bahan plastik kemasan air mineral yang tentu akan mengubah komposisinya. Selain itu, pastikan untuk tidak memilih air minum kemasan yang ditempatkan dekat dengan bahan-bahan kimia berbahaya seperti pestisida.

  1. Selalu pastikan kemasan masih dalam kondisi baik

Jika kemasan air minum yang tersedia sudah dalam kondisi penyok, sebaiknya tidak kita beli. Hal yang sama juga sebaiknya kita terapkan jika botol air minum sudah berubah bentuknya. Meskipun tidak bocor, ada kemungkinan air minum ini sudah mengalami penurunan kualitas yang tentu bisa membahayakan kondisi kesehatan kita jika tetap dikonsumsi.

Selain memperhatikan kemasan, kita juga harus memperhatikan simbol PET dengan bentuk segitiga yang biasa tertera. Biasanya, simbol ini menandakan bahwa botol air minum ini hanya bisa dipakai sekali saja. Meski tidak mudah pecah, kita tak boleh mengisi ulang botol ini dengan air karena bisa menyebabkan kontaminasi.

  1. Cobalah untuk mengocok air minum kemasan tersebut

Meski terlihat sebagai hal yang tidak perlu untuk dilakukan, banyak pakar yang menyarankan kita untuk mengocok botol air minum kemasan sebelum membelinya. Setelahnya, kita bisa mengarahkan botol ini ke sumber cahaya untuk memastikan apakah ada sejenis serat tipis berwarna putih yang ada di dalam air atau tidak.

Jika sampai ada serat tersebut, hal ini menandakan bahwa air minum tersebut sudah terkontaminasi dan mengalami penurunan kualitas. Sebaiknya pilih botol air lainnya yang tidak memiliki serat tipis tersebut.

  1. Pilih merek yang sudah terdaftar dan terpercaya

Ada banyak sekali merek air minum yang bisa kita beli di pasaran, namun pastikan untuk memilih merek yang sudah terpercaya atau setidaknya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Biasanya, hal ini ditandai dengan adanya kode MD no atau ML no. Selain itu, kita juga bisa mengecek label dari BPOM atau SNI. Jika sudah memiliki tanda-tanda ini, maka air minum ini bisa dipastikan aman untuk dikonsumsi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi