Terbit: 13 November 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu jenis bahan makanan yang paling sering kita konsumsi adalah gula. Tak hanya dijadikan tambahan minuman agar membuatnya menjadi lebih manis, gula juga dijadikan campuran beberapa jenis makanan seperti kue, roti, dan lain-lain. Masalahnya adalah, kebiasaan mengonsumsi gula dalam jumlah banyak bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Tips Detoks Gula Agar Tubuh Lebih Sehat

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Detoks Gula

Pakar kesehatan menyebut detoks gula sebagai cara untuk menurunkan asupan gula harian. Sebagai informasi, ada baiknya kita membatasi asupan gula maksimal 50 gram. Masalahnya adalah terkadang kita tidak memperhitungkan seberapa banyak asupan gula harian yang kita konsumsi. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi minuman teh botolan di mini market, sudah bisa mendapatkan gula hingga 15-20 gram.

Jaclyn Reutens, pakar kesehatan dari Aptima Nutrition and Sports Consultants menyebut jika kita langsung menurunkan asupan gula secara mendadak, maka akan membuat kita mengalami kesulitan. Kita lebih disarankan untuk menurunkan asupannya sedikit demi sedikit agar tubuh beradaptasi dengan berkurangnya asupan gula harian.

Tak hanya menurunkan asupan gula pasir yang biasa kita campurkan pada minuman atau masakan, kita juga bisa menurunkan asupan gula dari beberapa bahan tambahan seperti saus yang tanpa disadari tinggi kandungan gula, sirup, permen, dan sejenisnya.

Kita juga sebaiknya mulai menurunkan asupan makanan tinggi gula seperti kue, permen, biskuit, dan camilan-camilan lainnya dan menggantinya dengan buah segar. Meskipun buah juga memiliki kandungan gula alami, keberadaan serat di dalamnya bisa mencegah kenaikan kadar gula darah. Hal ini juga akan membuat asupan kalori menjadi lebih terjaga.

Dengan memperhatikan hal-hal ini, kita pun akan bisa melakukan detoks gula demi memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh dengan signifikan.

Manfaat Menurunkan Asupan Gula

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan jika kita mau menurunkan asupan gula.

Berikut adalah manfaat-manfaat tersebut.

  1. Membuat Penampilan Lebih Muda

Pakar kesehatan Anthony Youn dari Michigan, Amerika Serikat menyebut konsumsi gula berlebihan bisa membuat jumlah kolagen dan elastin di dalam kulit menurun drastis. Padahal, kedua jenis protein ini memiliki peran besar bagi kondisi kesehatan kulit.

Dengan menurunkan asupan gula, maka kadar kolagen dan elastin akan kembali membaik dan membuat kulit akan menjadi lebih segar, cantik, dan awet muda. Dampak ini bisa dirasakan setelah kita menurunkan asupan gula selama 14 hari.

  1. Menurunkan Berat Badan

Tanpa disadari, menurunkan asupan gula bisa membuat kita membantu menurunkan berat badan, khususnya dalam membuat tumpukan lemak di dalam tubuh semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh asupan kalori yang ikut berkurang sehingga tubuh mencari sumber energi lainnya, yakni tumpukan lemak di dalam tubuh.

  1. Tidak Mudah Jatuh Sakit

Gula bisa menyebabkan peradangan yang berimbas pada tubuh yang lebih mudah sakit. Dengan menurunkan asupan gula, peradangan akan lebih jarang terjadi sehingga kita tidak akan mudah terkena masalah seperti batuk dan pilek.

  1. Mencegah Diabetes

Salah satu penyebab utama dari meningkatnya risiko diabetes adalah konsumsi gula berlebihan. Dengan menurunkan asupan gula, maka risiko penyakit ini bisa berkurang dengan signifikan. Hal ini juga akan membuat fungsi pankreas semakin membaik yang berimbas pada pengendalian kadar gula darah yang lebih baik.

  1. Tidur Lebih Nyenyak

Menurunkan asupan gula bisa berimbas pada menurunnya risiko terkena stres yang berimbas pada tidur yang jauh lebih nyenyak. Hal ini tentu akan membuat kita lebih bugar.

 

Sumber:

  1. Davis, Anna. 2019. Solo dining is bad for our mental health—and for the planet. https://qz.com/1738347/eating-alone-is-bad-for-our-mental-health-and-the-planet/. (Diakses pada 13 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi