Terbit: 8 January 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ada yang terbiasa tidur dengan bantal, namun ada juga yang terbiasa tidur tanpa memakai bantal. Sebenarnya, lebih sehat mana, tidur dengan bantal atau tanpa bantal?

Sebaiknya Tidur Pakai Bantal atau Tidak?

Tidur dengan Bantal atau Tanpa Bantal

Meski sangat identik dengan tempat tidur, pakar kesehatan menyebut ada banyak orang yang merasa tidak nyaman menggunakan bantal saat tidur. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Physiotherapy Canada, disebutkan bahwa 1.600 partisipan diminta untuk tidur dengan menggunakan 5 buah bantal atau tidak dengan bantal sama sekali.

Hasil dari penelitian adalah, hampir 50 persen dari para partisipan ini memilih untuk tidur tanpa menggunakan bantal. Bagi mereka, jika bantal yang dipakai tidak nyaman, justru akan membuat kita mengalami masalah tidur seperti mudah terbangun atau tidak bisa tidur nyenyak.

Hanya saja, memang banyak orang yang sudah terbiasa tidur dengan bantal karena bisa membuat leher dan kepala tersangga dengan lebih baik. Hal ini bahkan bisa membantu mencegah masuknya serangga ke telinga. Jika kita sudah terbiasa menggunakan bantal sejak kecil, maka akan terasa kurang nyaman jika harus tidur tanpa menggunakannya.

Melihat fakta ini, sebenarnya tidak ada yang lebih baik di antara tidur dengan bantal dan tanpa bantal. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan setiap orang yang berbeda-beda demi mendapatkan tidur nyenyak. Jika kita terbiasa tidur tanpa bantal misalnya, bisa tetap meneruskan kebiasaan tidur ini demi memastikan tidur nyenyak.

Hanya saja, pakar kesehatan menyarankan orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti GERD atau masalah asam lambung, sleep apnea, dan nyeri leher, sebaiknya tetap tidur menggunakan bantal. Jika tidak menggunakannya, dikhawatirkan akan membuat gejala kesehatan tersebut meningkat.

Sebagai informasi, sleep apnea bisa membuat penderitanya mengalami henti napas saat tidur. Jika tidak menggunakan bantal, bisa jadi gejalanya bisa muncul berkali-kali saat tidur hingga membuat penderitanya terbangun dengan napas yang terengah-engah. Mereka tentu tidak bisa tidur dengan nyenyak dan terbangun dengan kondisi tubuh yang lelah.

Hal yang sama juga berlaku pada penderita asam lambung tinggi. Jika mereka tidak memakai bantal, bisa jadi asam lambung akan naik hingga ke tenggorokan atau bahkan mencapai mulut sehingga membuat dada dan perut mengalami sensasi tidak nyaman dan akhirnya membuat mereka tak kunjung bisa terlelap.

Memilih Bantal yang Tepat

Mereka yang mengalami masalah GERD dan sleep apnea disarankan untuk memakai bantal yang berbentuk miring sehingga bisa membuat kepala berada di bagian atas namun bagian leher dan bahu di bagian bawah saat tidur. Sementara itu, penderita nyeri leher biasanya diminta untuk memakai bantal yang tidak terlalu tinggi demi mencegah sensasi tegang pada otot leher.

Khusus untuk bahan bantal, kita bisa memilih bahan busa yang lembut dan nyaman sehingga bisa meredakan ketegangan pada leher serta rahang. Jika terbiasa tidur dengan posisi miring, kita bisa memilih busa berjenis memory foam.

Kita juga bisa menggunakan bantal dengan bahan bulu angsa yang dianggap cocok bagi mereka yang sering tidur dengan posisi tengkurap. Sementara itu, jika kita tidak ingin mengalami masalah tungau atau jamur, bisa menggunakan bantal dari bahan wol dan katun.

Bantal dari bahan lateks juga bisa dijadikan pilihan oleh mereka yang mengalami gangguan punggung atau leher. Hanya saja, penderita penyakit ini harus berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu demi menentukan jenis bantal yang tepat.

 

 Sumber:

  1. Weil, Andrew. 2013. Do You Need A Pillow For Sound Sleep?. drweil.com/health-wellness/body-mind-spirit/sleep-issues/do-you-need-a-pillow-for-sound-sleep/. (Diakses pada 7 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi