Terbit: 3 February 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Meskipun sudah berkali-kali diingatkan oleh pakar kesehatan, masih banyak orang yang dengan enteng mengantongi ponsel saat bepergian ke luar rumah. Padahal, hal ini bisa memberikan banyak sekali dampak buruk bagi kesehatan.

Tak Hanya Membuat Mandul, Ini Dampak Lain Dari Hobi Mengantongi Ponsel

Sudah menjadi rahasia umum jika kebiasaan mengantongi ponsel bisa menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius, termasuk memicu gangguan kesuburan. Tak hanya radiasi ponsel, panas yang dipancarkan oleh ponsel akan membuat testis pria menjadi lebih hangat dan akhirnya membuat bagian tubuh yang memproduksi sperma ini mengalami kenaikan suhu dengan signifikan. Padahal, kondisi testis yang hangat hangat bisa menurunkan kualitas dan kuantitas produksi sperma dengan signifikan.

Selain menyebabkan kemandulan, pakar kesehatan menyebutkan bahwa kebiasaan menyimpan ponsel di kantong celana, apalagi jika ponsel memiliki ukuran yang cukup besar dan celana yang kita pakai juga cenderung ketat, maka kita akan rentan mengalami nyeri pada bagian tubuh dimana ponsel biasa dikantongi seperti paha, pinggul, dan pinggang. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Consumer Reports menunjukkan fakta bahwa peningkatan rasa nyeri pada bagian-bagian tubuh tersebut dipicu oleh kebiasaan mengantongi ponsel dalam waktu yang lama.

Yang tidak diduga adalah, kebiasaan menyimpan ponsel di kantong celana juga bisa meningkatkan risiko ponsel terbakar. Meskipun jarang terjadi, ada beberapa kasus ponsel terbakar yang disebabkan oleh terlalu lama disimpan di dalam kantong celana, khususnya kantong celana belakang, yang membuat ponsel mengalami kenaikan suhu dengan signifikan. Jika sampai terbakar atau bahkan meledak, maka paha tempat kita mengantongi ponsel rentan terkena cedera atau luka bakar.

Melihat adanya resiko-resiko ini, ada baiknya memang kita tidak lagi mengantongi ponsel di celana. Simpanlah di tas saja yang jauh lebih aman.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi