Terbit: 29 October 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kadangkala kita lupa bahwa kita sudah merebus air dan meninggalkannya lagi begitu saja sehingga kita perlu merebusnya kembali saat ingin membuat minuman hangat layaknya teh atau kopi. Meskipun bisa membuat kita menikmati minuman hangat tersebut, pakar kesehatan menyebutkan jika memanaskan air kembali setelah sebelumnya sempat direbus sangatlah buruk bagi kesehatan tubuh. Bahkan, hal ini bisa membuat kita berpotensi terkena berbagai penyakit berikut.

Suka Memanaskan Ulang Air Untuk Minum? Awas Resiko Terkena Penyakit Berikut

Gangguan pada saluran pencernaan
Tahukah anda, jika kita merebus air kembali padahal air tersebut sudah pernah direbus sebelumnya, maka kita akan bisa memunculkan kandungan arsenik pada air tersebut. Andai kita mengkonsumsinya, kandungan arsenic pada air akan membuat kita mengalami masalah pencernaan layaknya mulas-mulas.

Gangguan pada jantung
Pakar kesehatan menyebutkan jika selain bisa memberikan masalah pada saluran pencernaan di dalam perut, kandungan arsenik yang muncul pada air yang direbus ulang juga ikut memicu masalah pada sistem kardiovaskular, khususnya pada organ jantung. Hal ini tentu akan sangat berbahaya dan bahkan mengancam nyawa, bukan?

Masalah pada ginjal
Sebagaimana kita ketahui, ginjal adalah organ yang memiliki fungsi utama sebagai penyaring racun dari berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Andai kita mengkonsumsi air minum yang sudah mengandung arsenic karena direbus ulang, maka ginjal pun akan langsung terpapar arsenik ini. Alhasil, fungsi dan kesehatan ginjal pun bisa terganggu.

Resiko terkena kanker
Air yang direbus ulang bisa memicu munculnya kandungan nitrat yang berbahaya dan memicu munculnya kanker usus, kanker ovarium, kanker pankreas, hingga kanker kandung kemih yang tentu sangat berbahaya.

Masalah neurologis
Pakar kesehatan menyebutkan jika air yang direbus ulang akan memunculkan kandungan fluoride. Andai anak-anak mengkonsumsi air ini, mereka akan mengalami gangguan neurologis layaknya rendahnya tingkat IQnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi