Terbit: 13 January 2020 | Diperbarui: 22 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Jika kita membicarakan tentang suhu tubuh normal manusia, maka hal pertama yang terpikirkan adalah 37 derajat Celcius. Hanya saja, hal ini ternyata sudah berubah. Sebagai bagian dari evolusi sejak abad ke-19, suhu tubuh normal manusia ternyata juga mengalami perubahan. Lantas, seberapa banyak sih suhu tubuh manusia yang normal di masa kini?

Tak Lagi 37 Derajat, Ini Suhu Tubuh Manusia Normal

Suhu Tubuh Normal Manusia

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal eLife pada 2020 ini, para peneliti dari Stanford University melibatkan sekitar 35 ribu orang yang ada di Inggris. Hasilnya adalah, suhu tubuh manusia normal kini hanya 36,6 derajat Celcius. Suhu ini tentu sedikit lebih rendah dari suhu normal sebelumnya.

“Terdapat perbedaan dari hasil pengukuran suhu tubuh di abad ke-19 dan di masa kini. Terjadi perubahan fisisologis pada tubuh manusia sebagai efek evolusi sejak revolusi industri,” ucap salah satu peneliti yang terlibat.

Dalam penelitian ini, setidaknya 250 ribu pengukuran suhu tubuh lewat mulut dilakukan. Selain itu, beberapa data juga dikumpulkan, seperti dari para veteran tentara sekutu saat perang dunia pada 1862 hingga 1930 dan data dari riset kesehatan nasional AS yang dilakukan pada 1971 hingga 1975.

Data terakhir yang dicek adalah yang berasal dari Stanford Translational Research Integrated Database Environment. Data ini diambil dari tahun 2007 hingga 2017 dengan total lebih dari 677 ribu proses pengukuran suhu dilakukan.

Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia seperti aktivitas fisik, sistem metabolisme tubuh, dan kondisi kesehatan saat pengukuran. Berbagai faktor ini juga diperhitungkan oleh para peneliti.

Beberapa Fakta Suhu Tubuh Manusia

Tak hanya mengalami perubahan menjadi lebih dingin, pakar kesehatan menyebut ada beberapa fakta lain yang menunjukkan suhu tubuh manusia.

Berikut adalah fakta-fakta tersebut.

1. Suhu Tubuh Tidak Selalu Sama

Meski normalnya suhu tubuh di angka 36,6 derajat Celcius, pakar kesehatan menyebut suhu tubuh kita bisa berubah-ubah dari 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius. Hanya saja, hal ini berlaku pada orang dewasa saja. Bagi para bayi, suhu tubuhnya bisa lebih tinggi karena tubuh mereka belum memiliki sistem pendinginan tubuh berupa keringat dengan baik. Hal ini juga bisa berimbas pada bayi yang cenderung lebih mudah demam dibandingkan dengan orang dewasa.

Suhu tubuh juga akan cenderung meningkat jika kita melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dan menurun saat kita beristirahat di malam hari.

2. Suhu Tubuh Naik Jika Kita Merokok

Tak disangka, suhu tubuh ternyata bisa naik saat kita mengisap rokok, lho. Hal ini disebabkan oleh suhu bara di ujung rokok yang bisa mencapai 95 derajat Celcius sehingga asap yang dihisap oleh tubuh juga berada dalam kondisi hangat. Saat asap rokok mencapai paru-paru, hal ini akan membuat paru-paru juga akan ikut menghangat.

Hanya saja, efek peningkatan suhu tubuh ini biasanya akan berkurang setelah 20 menit berhenti merokok.

3. Suhu Tubuh Meningkat Saat Berbohong

Saat berbohong, mengalami rasa cemas, atau ketakutan, suhu tubuh akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh denyut jantung yang meningkat dan membuat sirkulasi darah berlangsung lebih cepat. Hal ini akan mempengaruhi suhu tubuh, khususnya di sekitar hidung dan mata.

4. Suhu Tubuh Menurun Bisa Membuat Tidur Lebih Nyenyak

Jika tubuh mengalami penurunan suhu sekitar 1-2 derajat saat tidur, maka siklus tidur akan berjalan dengan baik dan akhirnya berimbas pada tidur yang lebih nyenyak. Kita bisa mendapatkannya dengan memasang pendingin udara atau mengatur ventilasi kamar agar lebih sjuk.

5. Demam Tak Selalu Buruk

Demam memang bisa membuat tubuh terasa tidak nyaman, namun hal ini menandakan bahwa sistem imun tubuh sedang melawan penyakit sehingga kita pun bisa segera sembuh.

 

Sumber:

  1. David, Szondy. 2020. Human body temperature declined over the past two centuries. https://newatlas.com/science/humans-body-temperature-decrease/s (Diakses pada 12 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi