Terbit: 24 July 2016 | Diperbarui: 24 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Masalah obesitas atau kelebihan berat badan yang melanda masyarakat Amerika Serikat telah berada dalam titik yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, menurut data dari Journal of American Medicine atau JAMA, diketahui bahwa satu dari tiga orang dewasa disana ternyata mengidap penyakit ini. Bahkan, 35 persen dari populasi total penduduk Amerika mengalami masalah ini dan menjadi bahan olok-olok banyak media internasional. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Studi: Pemerintah AS Berperan Besar Meningkatkan Penderita Obesitas

Pakar kesehatan menyebutkan jika kegemaran masyarakat Amerika Serikat akan makanan cepat saji atau junk food menjadi pemicu banyaknya masyarakat yang terkena obesitas. Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diketahui jika ada peran besar dari pemerintah yang menyebabkan meningkatnya penderita obesitas di Amierka Serikat. Menurut laporan dari CDC ini, pemerintah Amerika Serikat masih belum serius mengatasi masalah kesehatan ini dan hanya memberikan subsidi yang sangat kecil untuk produksi pangan yang lebih segar dan lebih sehat. Bahkan, CDC mengklaim jika pemerintah justru membiarkan banyak hasil pertanian menjadi bahan dasar junk food.

Data yang dihimpun dari tahun 1995 hingga 2010 menyebutkan jika pemerintah AS bisa memakai dana sebesar US$ 170 miliar hanya untuk subsidi agrikultur, yang sayangnya hanya akan disalurkan ke industru junk food. Hasil pertanian ini adalah jagung, gandum, beras, air gula, susu, daging, atau bahkan kacang kedelai. Dengan melimpahnya bahan untuk produksi junk food, maka masyarakat pun akan memiliki banyak akses untuk mendapatkan makanan junk food yang kaya koleterol dan lemak sehingga bisa menimbulkan masalah kadar kolesterol darah dan gula darah yang tinggi, hingga tumpukan lemak pada perut.

Ed Gregg yang berasal dari CDC menyebutkan jika pemerintah Amerika Serikat jelas ikut berandil karena membiarkan masalah ini terjadi begitu saja tanpa membuat kebijakan yang tepat untuk menghentikan masalah ini. Ia pun berharap agar para pembuka kebijakan memuka mata dan mulai berpikir tentang kesehatan publik secara nyata.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi