Terbit: 6 September 2019
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Masalah kesehatan yang terjadi karena penyempitan saluran kerongkongan disebut striktur esofagus. Esofagus adalah saluran yang dibentuk oleh otot yang menghubungkan antara tenggorokan dan lambung yang dilapisi jaringan mukosa. Saluran ini adalah jalur makanan atau biasa disebut dengan kerongkongan. Ketahui apa itu striktur esofagus, penyebab, gejala, dan cara menyembuhkan striktur esofagus di sini.

Striktur Esofagus: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan, dll

Apa Itu Striktur Esofagus?

Striktur esofagus adalah penyempitan pada esofagus yang disebabkan oleh peradangan. Peradangan tersebut menghasilkan jaringan parut keluar dan menyebabkan penyempitan di esofagus tersebut.

Penyempitan ini akan menyebabkan makanan sulit melewati striktur sehingga penderita akan mengalami nyeri dada dan perut. Beberapa kasus striktur esofagus umumnya disebabkan oleh penyakit refluks gastroesofagus (GERD) atau asam lambung.

Striktur esofagus jinak adalah kasus yang paling umum terjadi dan bukan merupakan penyebab dari kanker tenggorokan. Kasus ini biasanya dialami oleh orang-orang berusia di bawah 40 tahun.

Gejala Striktur Esofagus

Gejala yang paling umum terjadi, yaitu:

  • Nyeri saat menelan atau disebut juga dengan odinofagia.
  • Sulit menelan makanan.
  • Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan dan dada.
  • Air liur yang keluar berlebihan.
  • Selalu merasa mulas.
  • Penurunan berat badan secara ekstrim.
  • Tersedak setiap kali menelan.
  • Batuk.
  • Regurgitasi atau naiknya kembali makanan dari tenggorokan atau lambung.
  • Bersendawa atau cegukan.
  • Tidak nafsu makan.

Gejala striktur esofagus umumnya dianggap sebagai penyakit asam lambung biasa. Apabila Anda megalami gejala penyempitan kerongkongan tersebut hingga sulit makan, segera hubungi dokter.

 

Penyebab Striktur Esofagus

Striktur esofagus adalah infeksi yang membuat penderitanya sulit menelan. Beberapa penyebabnya, yaitu:

  • Penyakit Refluks Gastroesofagus: Masalah pencernaan pada asam lambung yang mengiritasi saluran makan.
  • Esofagitis Eosinofilik: Esofagitis alergi atau peradangan alergi pada esofagus.
  • Menelan Zat Berbahaya: Zat yang merusak lapisan kerongkongan seperti cairan rumah tangga, dll.
  • Varises Esofagus: Pembuluh darah abnormal di bagian bawah saluran antara tenggorokan dan perut.
  • Cedera oleh prosedur Endoskopi: Pemeriksaan rongga tubuh menggunakan teknologi video.
  • Pemakaian Tabung Nasogastrik (NG): Penggunaan jangka panjang dari tabung nasogastrik (NG) yaitu sejenis selang  melalui hidung ke lambung.

Terdapat banyak penyebab peradangan esofagus yang harus diwaspadai. Bila Anda adalah penderita penyakit refluks gastroesofagus, maka harus diperhatikan agar tidak bertambah parah menjadi struktur esofagus.

Cara Mengobati Striktur Esofagus

Terdapat beberapa cara mengatasi striktur esofagus tergantung pada kondisi pasien dan faktor penyebabnya. Anda harus mengetahui penyebabnya sebelum menentukan pengobatan apa yang cocok.

1. GERD (gastroesophageal reflux disease) atau Penyakit Asam Lambung

Jika peradangan esofagus yang Anda alami karena penyakit refluks gastroesofagus, maka pengobatannya bisa dengan obat-obatan yang dianjurkan dokter, seperti proton pump inhibitor (PPIs). Proton pump inhibitor bisa mengatasi asam lambung secara efektif dan mengurangi efek penyempitan kerongkongan.

 

2. Dilatasi Esofagus

Jika peradangan esofagus yang Anda alami karena kontraksi penyempitan kerongkongan, dokter akan menganjurkan untuk memasukkan endoskop ke kerongkongan, lambung, dan usus kecil. Dilator adalah tabung tipis panjang dengan balon di ujungnya, dimasukkan ke dalam kerongkongan.  Balon akan mengembang dan memperluas area yang menyempit di kerongkongan.

3. Stent Esofagus

Stent esofagus adalah perawatan dengan memasukan stent pada esofagus untuk menjaga agar area yang menyempit tetap terbuka sehingga penderita bisa tetap menelan makanan halus. Stent tersebut terbuat plastik berbentuk tabung tipis yang fleksibel.

4. Operasi

Dokter juga akan menganjurkan Anda untuk melakukan operasi apabila kondisi penyempitan pada kerongkongan semakin parah dan mengganggu asupan nutrisi Anda. Operasi ini hanya akan dianjurkan apabila pengobatan lainnya tidak berhasil.

Cara mengobati striktur esofagus tergantung pada penyebabnya, dan setiap penyebab memiliki perawatan masing-masing. Perawatan medis harus dilakukan dengan sangat serius karena penderita akan mengalami kesulitan makan.

Pencegahan Striktur Esofagus

Perhatikan beberapa tips untuk mencegah peradangan esofagus secara efektif, yaitu:

  • Melakukan modifikasi gaya hidup dengan baik, mulai dari olahraga, kebiasaan setelah makan, diet, serta pola pernapasan diafragma.
  • Menghindari minum obat-obatan tanpa indikasi dan anjuran dokter.
  • Menghindari berbagai macam makanan yang membuat refluks asam naik, seperti makanan pedas, makanan berlemak, kopi, kafein, cokelat, dan minuman beralkohol.

Itulah beberapa hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah peradangan esofagus. Jangan lupa juga untuk minum air putih untuk menjaga kesehatan secara umum dan kesehatan kerongkongan secara khusus.

 

Tips Kesehatan untuk Mencegah Striktur Esofagus

Perhatikan beberapa tips untuk mencegah striktur esofagus secara efektif, yaitu:

  • Jika Anda memiliki riwayat penyakit refluks gastroesofagus, mohon untuk mengatur gejala GERD tersebut agar tidak menambah resiko peradangan esofagus.
  • Pemberian obat-obatan seperti antisida, antihistamin, dan sukralfat dapat mengurangi resiko peradangan esofagus.
  • Menghindari berbagai macam makanan yang membuat refluks asam naik, seperti makanan pedas, makanan berlemak, kopi, kafein, cokelat, dan minuman beralkohol.

Itulah tips kesehatan agar terhindar dari penyakit striktur esofagus. Kasus peradangan esofagus sendiri sangat jarang di Indonesia namun dibutuhkan penanganan yang serius bila terjadi. Terapkan gaya hidup sehat dan jangan pernah menyepelekan kesehatan mulut dan tenggorokan.

Mohon segera hubungi dokter untuk perawatan untuk penanganan lebih lanju yang lebih intensif. Semoga informasi kesehatan ini bermanfaat dan tetap jaga kesehatan Anda.

 

  1. Columbia University Irving Medical Center Department of Otolaryngology. 2019. Esophageal Stricture. http://www.entcolumbia.org/content/esophageal-stricture. (Diakses pada 6 September 2019).
  2. Giorgi, Anna. 2017. Benign Esophageal Stricture. https://www.healthline.com/health/esophageal-stricture-benign#outlook. (Diakses pada 6 September 2019).
  3. Kumbum, Kavhita, MD. 2019. Esophageal Stricture. https://emedicine.medscape.com/article/175098-overview. (Diakses pada 6 September 2019).
  4. MedlinePlus. 2019. Esophageal stricture – benign. https://medlineplus.gov/ency/article/000207.htm. (Diakses pada 6 September 2019).
  5. Sissons, Beth. 2019. What is a benign esophageal stricture?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324345.php. (Diakses pada 6 September 2019).
  6. Wake Gastroenterology. 2019. Esophageal Stricture. https://wakegastro.com/patient-info/patient-education/esophageal-stricture/. (Diakses pada 6 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi