Terbit: 5 February 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Spermatozoa adalah sel reproduksi pada laki-laki dan juga terdapat pada sebagian besar hewan jantan. Spermatozoa diproduksi oleh organ reproduksi laki-laki yaitu testis. Ketahui lebih lanjut apa itu spermatozoa, morfologi, cara kerja, fungsi, dll.

Spermatozoa: Morfologi, Kualitas, Tingkat Kesuburan, dll

Apa Itu Spermatozoa?

Spermatozoa atau yang disebut juga dengan spermatozoon atau sperma adalah sel reproduksi laki-laki yang diproduksi di organ testis (gonad). Tubuh laki-laki memproduksi sperma secara konstan, namun secara alami membutuhkan sekitar 74 hari untuk memproduksi sperma baru dalam proses keseluruhan

Sperma yang sudah matang dan sehat terdiri dari kepala, bagian tengah (tubuh), dan ekor. Sperma memiliki ukuran sekitar 50 mikrometer atau 0,05 milimeter dari kepala sampai ekor, sementara sel telur memiliki ukuran yang 30 kali lipat lebih besar.

Terdapat sekitar 300.000.000 hingga 400.000.000 sperma yang terkandung dalam setiap ejakulasi namun hanya 1 sperma yang akan membuahi sel telur. Saat sperma berhasil mencapai atau membuahi sel telur atau ovarium wanita, maka akan terjadi proses kehamilan.

Sel sperma membawa 23 kromosom dari proses meiosis. Kromosom adalah molekul yang berisi karakteristik spesifik seseorang. Saat sperma mencapai sel telur wanita yang juga membawa 23 kromosom, maka terdapat 46 kromosom dimana karakteristik keturunan baru tercipta.

Cara Kerja dan Produksi Spermatozoa

Spermatogenesis adalah proses produksi sperma di dalam tubuh laki-laki. Prosesnya dimulai dari pelepasan hormon gonadotropin oleh hipotalamus di otak. Hormon gonadotropin ini merangsang hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis anterior.

Total durasi spermatogenesis dari awal hingga selesai adalah sekitar 74 hari. Rata-rata tubuh laki-laki memproduksi sekitar 15–200 juta sel sperma per mililiter air mani. Sperma akan rusak dan diserap kembali oleh tubuh apabila laki-laki tidak mengalami ejakulasi sperma.

Morfologi Sperma

Morfologi sperma adalah pembahasan tentang ukuran, bentuk, jumlah, penampilan, dan motilitas sperma yang kemudian berhubungan pada kualitas kesuburan laki-laki.

Struktur sperma normal dan sehat terdiri dari:

morfologi-sperma-doktersehat

1. Kepala

Kepala sperma memiliki bentuk lonjong halus dengan ujung yang lentik. Kepala sperma mengandung kromosom atau inti genetik yang dibutuhkan untuk proses pembuahan dan pembentukan karakteristik janin saat bertemu dengan sel telur.

Sementara ujung kepala sperma atau yang disebut juga dengan akrosom menghasilkan suatu enzim bernama enzim hyaluronidase untuk melindungi dan mendukung sperma hingga mencapai sel telur. Kondisi kepala sperma ini adalah bagian yang sangat penting karena berpengaruh pada kemampuan sperma mencapai dan membuahi sel telur.

2. Tubuh

Tubuh sperma terletak di bagian tengah antara kepala dan ekor sperma. Tubuh sperma berisi mitokondria yang berperan untuk memasok energi sehingga sperma dapat bergerak dan berenang lebih cepat.

3. Ekor

Ekor sperma atau disebut juga dengan flagel memiliki struktur tipis dan memanjang. Ekor ini adalah alat gerak sperma dengan gerakan bolak-balik untuk memacu sperma mencapai sel telur.

Struktur sperma yang normal berpengaruh pada tingkat kesuburan laki-laki. Sperma normal tentu memiliki kemungkinan lebih besar untuk mencapai sel telur bila dibandingkan dengan sperma yang cacat. Sperma cacat adalah struktur sperma yang abnormal pada bagian kepala atau ekor.

 

Kriteria Kualitas Sperma yang Sehat

Kualitas sperma mencakup jumlah, motilitas, struktur dan bentuk, serta kecepatan sperma. Berikut ini adalah kriteria kualitas sperma yang sehat, yaitu:

  • Jumlah Sperma

Jumlah sperma mengacu pada seberapa banyak konsentrasi sperma dalam jumlah air mani (semen) atau cairan yang mengangkut sperma. Jumlah sperma normal adalah sekitar 15-200 juta sel sperma per mililiter air mani.

Bila jumlah sperma di atas 200 juta berarti memiliki konsentrasi tinggi. Sementara bila jumlah sperma di bawah 15 juta mililiter atau sekitar 39 juta sperma per ejakulasi, maka dianggap rendah dan mungkin berpengaruh pada kesuburan atau kondisi oligospermia.

  • Motilitas Sperma

Motilitas sperma adalah kemampuan sel sperma dalam air mani untuk bergerak dan berenang mencapai sel telur. Sperma yang sehat diukur dengan kemampuan bergerak 25 mikrometer per detik.

  • Struktur dan Bentuk Sperma

Struktur dan bentuk sperma harus dalam keadaan sempurna dan matang, dalam artian memiliki komponen kepala, tubuh, dan ekor yang sehat untuk memacu pergerakan menuju sel telur.

Kriteria lain dari sperma berkualitas adalah memiliki kemampuan untuk melewati lendir serviks, volume, reaksi akrosom, kekentalan, pH, mengikat zona pellucida, dekondensasi nuklir, serta konsentrasi air mani.

Ciri-Ciri Sperma yang Sehat

Apa saja indikator sperma yang normal dan sehat? Berikut ini adalah analisis air mani atau cairan yang membawa sel-sel sperma bergerak berdasarkan World Health Organization (WHO), yaitu:

  • Total jumlah sperma adalah 39–928 juta per ejakulasi.
  • Volume ejakulasi adalah sekitar 1.5–7.6 mililiter.
  • Konsentrasi sperma sekitar 15–200 juta sel sperma per mililiter air mani.
  • Total motilitas harus mencapai 40-81%.
  • Motilitas progresif sperma mencapai 32–75%.
  • Morfologi sperma mencapai 4-48%.
  • Bentuk kepala sperma lonjong dan halus dengan ukuran panjang 5-6 mikrometer dan lebar 2,5-3,5 mikrometer.
  • Akrosom atau ujung kepala sperma menutupi 40% hingga 70% kepala sperma.

Sperma yang sehat diperlukan untuk kesuburan dan meningkatkan peluang hamil. Anda dapat melakukan tes untuk mengetahui kualitas sperma Anda.

 

Pengaruh Kualitas Sperma dan Kesuburan Pria

Infertilitas adalah gangguan pada sistem reproduksi atau kesuburan yang ditandai dengan kegagalan untuk hamil dalam 12 bulan atau lebih setelah melakukan hubungan seksual tanpa proteksi bagi pasangan yang ingin segera memiliki anak.

Kualitas sperma sangat berpengaruh pada kesuburan pria dimana sperma yang normal dan sehat memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapai sel telur. Penyebab infertilitas pada pria yang paling umum adalah jumlah sperma yang sedikit dan morfologi sperma yang tidak sempurna.

Cara Meningkatkan Kualitas Spermatozoa

Apabila Anda dan pasangan sedang berencana dalam program kehamilan, salah satu indikator penting adalah dengan memelihara kesehatan sperma. Berikut ini adalah cara meningkatkan kualitas spermatozoa, yaitu:

  • Rajin Olahraga: Pria yang rajin olahraga memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi yang secara otomatis meningkatkan kualitas sperma.
  • Kurangi Stres: Kondisi stres mengurangi gairah seksual yang juga memicu penurunan kualitas sperma.
  • Asupan Nutrisi: Penting untuk mengonsumsi vitamin C, D, zinc, asam folat dan 10 Makanan untuk Kesuburan Pria (Meningkatkan Kualitas Sperma).
  • Pola Hidup Sehat: Ciptakan pola hidup sehat dengan pasangan, termasuk menjaga berat badan ideal, tidak merokok dan minum alkohol, serta tidur yang cukup.

Anda juga dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui kesehatan sperma dan sistem reproduksi, serta resep suplemen atau perawatan lain untuk meningkatkan kesehatan reproduksi.

Itulah pembahasan tentang apa itu spermatozoa, morfologi, cara kerja, fungsi, dll. Semoga informasi kesehatan ini bermanfaat!

 

  1. Arnarson, Atli, PhD. 2017. 10 Ways to Boost Male Fertility and Increase Sperm Count. https://www.healthline.com/nutrition/boost-male-fertility-sperm-count. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  2. Britannica. 2019. Sperm. https://www.britannica.com/science/sperm. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  3. Brusie, Chaunie. 2017. What Is Sperm Motility and How Does It Affect Fertility?. https://www.healthline.com/health/fertility/sperm-motility. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  4. Chertoff, Jane. 2018. What Is a Normal Sperm Count?. https://www.healthline.com/health/mens-health/normal-sperm-count. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  5. Loma Linda University. 2019. Sperm Morphology (Size and Shape). https://lomalindafertility.com/infertility/men/sperm-morphology/. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  6. Madormo, Carrie. 2017. How Does Sperm Morphology Affect Fertility?. https://www.healthline.com/health/sperm-morphology. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  7. MicroscopeMaster. 2019. Sperm Cells. https://www.microscopemaster.com/sperm-cells.html. (Diakses pada 5 Februari 2020).
  8. Villines, Zawn. 2019. What to know about sperm production. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325906.php. (Diakses pada 5 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi