Sebelum siap membuahi sel telur, sel sperma akan menjalani proses bernama spermatogenesis. Khususnya Anda kaum pria, mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas alami tubuh yang satu ini menjadi cukup penting karena berkaitan dengan kesehatan reproduksi Anda!
Apa Itu Spermatogenesis?
Spermatogenesis adalah istilah dalam dunia medis yang digunakan untuk mendefinisikan proses produksi hingga pematangan sel sperma (spermatozoa) di dalam testis pria. Nama ini berasal dari penggabungan 2 (dua) buah kata yakni spermato yang bermakna ‘benih’ dan genesis yang bermakna ‘pembelahan’.
Proses produksi sperma pada pria ini berlangsung setiap hari dan dimulai saat seorang pria memasuki masa pubertas. Sel sperma hasil produksi lantas akan keluar bersama dengan air mani saat pria berejakulasi.
Bagaimana Proses Spermatogenesis?
Proses spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya di tubulus seminiferus. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui hingga sel sperma benar-benar matang dan siap untuk membuahi sel telur.
Pertama, sel yang menempel pada dinding tubulus seminiferus (sel sertoli) akan menghasilkan spermatogonia, yakni sperma yang belum matang.
Kedua, spermatogonia akan berkembang menjadi spermatogonium, yakni sel induk sperma
Ketiga, Spermatogonium akan meningkatkan jumlah sitoplasma dan membentuk organel di dalam sitoplasma tersebut.
Keempat, spermatogonium lantas membelah diri menjadi sel sperma sekunder. Proses membelah diri lantas berdampak pada berkurangnya sel inti (kromosom). Jika spermatogonium memiliki 46 kromosom, maka setelah menjadi sel sperma sekunder jumlahnya menjadi 23 kromosom.
Kelima, sel sperma sekunder akan membelah diri menjadi spermatid. Terakhir, spermatid akan melalui proses pematangan menjadi spermatozoa. Spermatozoa inilah yang disebut sebagai sperma matang dan siap untuk membuahi sel telur.
Proses spermatogenesis dari mulai pembentukan spermatogonia hingga menjadi spermatogenesis membutuhkan waktu 74 jam. Namun dalam sehari, tak kurang dari 300 juta sel sperma diproduksi. Dari 300 juta sel sperma tersebut, hanya sekitar 100 juta yang nantinya benar-benar matang.
Sperma yang sudah matang lantas akan disimpan di bagian testis yang bernama epididimis hingga nanti dikeluarkan bersama dengan air mani saat terjadi ejakulasi.
Struktur Sperma Matang
Sperma yang sudah matang (spermatozoa) memiliki struktur sebagai berikut:
- Berukuran 0,05 milimeter
- Terdiri dari kepala dan ekor
- Pada bagian kepala, terdapat akrosom yang mengandung enzim proteinase dan hialuronidase
- Proteinase dan hialuronidase berfungsi untuk membantu sperma menembus sel telur
- Terdapat mitokondria yang berfungsi untuk menggerakkan ekor
Faktor Penghambat Spermatogenesis
Spermatogenesis berlangsung setiap hari. Akan tetapi, aktivitas ini berpotensi mengalami hambatan yang berujung pada rendahnya kualitas maupun kualitas sel sperma yang dihasilkan. Jika sudah begitu, sulit bagi sperma untuk dapat membuahi sel telur wanita.
Ada beberapa faktor yang disinyalir menjadi penghambat proses ini, yaitu:
1. Alkohol
Alkohol adalah faktor penghambat spermatogenesis yang perlu diwaspadai, utamanya jika Anda memang seorang pecandu alkohol.
Pasalnya, mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak menurut penelitian dapat menurunkan kadar hormon testosteron di dalam tubuh. Padahal, hormon testosteron ini dibutuhkan dalam pembentukan sperma alias spermatogenesis.
2. Rokok
Selain alkohol, rokok juga merupakan faktor penghambat lainnya yang sebaiknya Anda hindari jika tidak ingin hal ini berujung pada infertilitas.
Pasalnya, sudah banyak penelitian yang membuktikan dampak negatif rokok terhadap produksi sperma. Kandungan zat di dalam rokok diklaim bisa menurunkan kualitas dan kuantitas sperma.
3. Paparan Panas
Entah itu akibat terlalu lama atau sering berendam di air panas, memangku komputer jinjing (laptop), menaruh ponsel di saku celana, hingga memakai celana ketat, paparan panas terhadap testis berpotensi menyebabkan terhambatnya proses pembentukan sperma.
Oleh sebab itu, hindari diri melakukan aktivitas-aktivitas di atas dalam jangka waktu lama jika tidak ingin kualitas dan kuantitas sperma Anda menurun, terutama bagi Anda yang memang sedang merencanakan kehamilan.
4. Varikokel
Varikokel atau varises pada skrotum adalah faktor penghambat produksi sperma matang yang tak boleh luput dari perhatian Anda. Munculnya varises tersebut berdampak pada terhambatnya aktivitas ini hingga berujung pada rendahnya kuantitas sperma yang dihasilkan.
Varikokel dapat diobati melalui tindakan pembedahan. Segera kunjungi dokter apabila ditemukan adanya indikasi penyakit ini agar bisa segera ditangani.
5. Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan menjadi faktor penghambat lainnya yang umum terjadi.
Sebuah studi yang dilakukan oleh dr. Sebastien Czernichow dari Ambroise Pare University Hospital, Paris, Perancis menemukan fakta bahwa obesitas memengaruhi produksi sperma. Selain itu, pria obesitas dilaporkan memiliki kualitas dan kuantitas sperma yang lebih buruk ketimbang mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) normal.
6. Konsumsi Obat-Obatan
Penggunaan sejumlah obat-obatan ditengarai berperan dalam menghambat proses ini. Obat-obatan yang dimaksud seperti obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi), dan obat-obatan yang dikonsumsi selama menjalani kemoterapi.
Selain itu, suplemen testosteron juga turut menjadi penghambat produksi sperma. Pasalnya, suplemen ini justru menyebabkan tubuh menghentikan produksi testosteron alami. Padahal, hormon testosteron adalah hormon yang diperlukan untuk proses ini.
Kandungan zat di dalam obat-obatan tersebut disebut-sebut memengaruhi proses produksi sperma di dalam testis. Konsultasikan kepada dokter mengenai jenis obat yang berpotensi menyebabkan spermatogenesis tidak berjalan lancar.
Hidup Sehat, Spermatogenesis Lancar
Itu dia informasi mengenai spermatogenesis atau proses produksi sel sperma yang perlu Anda ketahui. Mengingat pentingnya fungsi sperma bagi seorang pria, maka menjaga spermatogenesis berjalan dengan baik adalah suatu keharusan.
Bagaimana caranya? Tentu dengan menerapkan pola hidup sehat dan menghindari faktor-faktor penghambat spermatogenesis sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan medis guna memantau kondisi kesehatan organ reproduksi Anda sehingga segala bentuk risiko infertilitas bisa diminimalisir. Semoga bermanfaat!
- Anonim. Spermatogenesis. https://www.britannica.com/science/spermatogenesis (Diakses pada 27 September 2019)
- Frothingham, S. 2018. How is Sperm Produced? https://www.healthline.com/health/how-is-sperm-produced (Diakses pada 27 September 2019)
- Ghoshal, M. 2019. Does Alcohol Kill Sperm? And Other Fertility Facts. https://www.healthline.com/health/does-alcohol-kill-sperm-2 (Diakses pada 27 September 2019)
- Kovac, J et al. 2015. The Effects of Ciagrette Smoking on Male Fertility. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4639396/ (Diakses pada 27 September 2019)
- Rowan, K. 2013. Obese Man at Greater Risk for Infertility. https://www.livescience.com/36196-obese-men-greater-risk-infertility.html (Diakses pada 27 September 2019)
- Villines, Z. 2019. What to Know About Sperm Production. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325906.php (Diakses pada 27 September 2019)
- Villines, Z. 2018. What is the Link Between Varicocele and Infertility. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323528.php (Diakses pada 27 September 2019)