DokterSehat.Com- Testosteron merupakan salah satu hormon penting yang dimiliki oleh semua pria. Hormon ini berfungsi sebagai penambah gairah dan semangat, baik itu semangat untuk bekerja, beraktivitas, hingga seksual. Namun, sampai saat ini hormon testosterone lebih cenderung dikaitkan dengan urusan seksual bagi pria.

Jumlah testosteron pada tubuh pun bisa berubah-ubah tergantung dari pola hidup seseorang, misalnya dari pola makan, pola tidur, hingga aktivitas. Semakin meningkat testosteron, maka semakin bergairah pula seorang pria dalam melakukan berbagai aktivitas. Begitu pula sebaliknya, ketika testosteron menurun, maka pria tersebut seolah-olah tak ada hasrat serta gairah dalam melakukan aktivitas, termasuk dalam hubungan seksual.
Hingga sekarang, banyak yang mempercayai bahwa kekurangan testosteron bisa berdampak menurunkan libido seseorang dan mengacaukan kualitas seks. Hal itu memang benar, namun ada lagi yang lebih berbahaya dari itu, yakni risiko penyakit yang berbahaya semakin tinggi, misalnya jantung, hiperkolesterolemia, hipertensi, depresi, stroke, paru, hingga diabetes.
Hal tersebut dibenarkan oleh seorang peneliti asal Michigan University, bahwa testosteron tidak selalu berhubungan dengan urusan seksual, melainkan juga berdampak pada kesehatan seseorang. Salah satu penyakit yang sering ditimbulkan akibat kekurangan hormon ini adalah kardiovaskular yang tentu saja cukup mengkhawatirkan bagi kondisi tubuh.
Untuk itu, disarankan bagi semua pria dari segala umur untuk peduli terhadap respon tubuh ketika hormon testosteron dirasa mulai menurun. Adapun tandanya seperti lemas, malas, enggan beraktivitas, sering pusing, cemas, lesu, dan tidak ada gairah seksual. Jika Anda mengalami hal itu, maka Anda harus segera mengatasinya dengan merubah pola hidup yang baik dan benar. Dan yang utama adalah menjaga asupan makanan, usahakan banyak mengonsumsi sumber protein dan omega 3.
Lantas, diikuti pula dengan rutin berolahraga. Walaupun tidak intens, Anda bisa melakukannya di sela-sela kesibukan agar kada hormon testosteron dapat terjaga dan selalu stabil jumlahnya.