Terbit: 3 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Wabah bakteri E.Coli dalam daun selada masih menjadi perbincangan hangat masyarakat dan praktisi kesehatan Amerika Serikat. Laman New York Post bahkan menyebutkan bahwa 121 orang dari 25 negara bagian harus mendapatkan perawatan akibat terinfeksi bakteri ini dengan 52 orang diantaranya dirawat di rumah sakit, 14 orang mengalami gagal ginjal, dan 1 orang baru-baru ini dilaporkan meninggal dunia.

Satu Orang Meninggal Karena Wabah E.Coli Dalam Daun Selada di Amerika Serikat

Kasus wabah bakteri E.Coli pertama kali dilaporkan pada 13 maret 2018. Pakar kesehatan menyebutkan bahwa daun selada yang terpapar bakteri berbahaya ini adalah daun selada berjenis romaine yang ditanam di Yuma, negara bagian Arizona. Setelahnya, kasus-kasus lainnya bermunculan dan memicu kekhawatiran di seantero negara Paman Sam.

Yang menjadi masalah adalah, daun selada dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat di Amerika Serikat. Rasanya yang enak, harganya yang terjangkau, dan nutrisinya yang baik bagi kesehatan membuat sayuran ini digemari banyak orang. Selain itu, karena penanganan yang cukup terlambat, selada yang berasal dari Yuma diperkirakan sudah menyebar ke berbagai tempat dan membuat wabah ini seperti sulit untuk ditangani.

Meskipun sebagian besar jenis bakteri E.Coli tidak akan memicu kematian, ada beberapa jenis dari bakteri ini bisa memproduksi racun yang sangat berbahaya. Jika kita mengonsumsi makanan yang sudah terpapar bakteri ini, maka 3 atau 4 hari kemudian kita bisa mulai mengalami gejala seperti diare parah dan berdarah, kram perut, serta muntah-muntah.

Biasanya, gejala ini bisa disembuhkan dengan obat-obatan tertentu. Namun, bagi sebagian orang, masalah kesehatan ini bisa menjadi semakin parah dan membahayakan nyawa.

Selalu pastikan untuk mencuci bahan makanan hingga benar-benar bersih dan memasaknya hingga benar-benar matang agar bakteri berbahaya pada bahan makanan tersebut bisa mati ya?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi