Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan adalah kerap menggeneralisasi suatu kondisi. Padahal setiap orang kerap memiliki latar belakang dan lingkungan yang berbeda-beda. Kita ambil contoh dalam hal anxiety. Di luaran sana banyak stereotip yang bilang orang dengan kondisi anxiety pasti begini atau pasti begitu, padahal bisa saja mereka tidak mengalaminya.
Salah Paham Tentang Anxiety yang Sering Dipercaya
Semua orang bisa mengalami anxiety dengan derajat yang berbeda-beda. Ada yang mengalami dengan cukup intens dan ada yang ringan. Selain itu lingkungan dan dukungan orang yang berada di sekitar juga menentukan kondisi psikis penderita.
Meski terjadi perbedaan di setiap orang, stereotip tentang anxiety ini terlanjur muncul di luaran sana. Banyak orang menganggap kalau seseorang dengan kondisi ini memiliki karakteristik yang sama, padahal tidak demikian. Berikut beberapa karakteristik yang kerap dianggap sebagai stereotip.
-
Anxiety Selalu Muncul dari Trauma
Banyak yang mengatakan kalau trauma bisa muncul karena ada trauma yang terjadi di masa lalu. Misal seseorang mengalami trauma dalam bentuk kekerasan secara fisik atau mental. Kekerasan ini akan membekas dan akhirnya membuat Anda mengalami panik kalau teringat dengan hal tersebut di masa depan. Akhirnya banyak orang menganggap kalau anxiety dipicu oleh trauma.
Padahal anxiety bisa muncul karena banyak hal. Misal anxiety muncul dengan sendirinya kalau Anda sering melakukan suatu hal secara berlebihan, adanya perubahan pada rutinitas, dan melihat berita di TV. Beberapa orang mengalami anxiety karena mereka melihat berita kecelakaan, bencana, dan hal lainnya meski sebelumnya tidak pernah dialami.
-
Sepi Selalu Memberikan Ketenangan Jiwa
Banyak sekali tips yang mengatakan kalau Anda mengalami anxiety atau pikiran sedang tidak bisa jernih, tenangkan dengan berada di tempat sepi untuk sementara waktu. Beberapa orang bisa menjadi tenang kalau berada di ruangan yang nyaman dan melakukan meditasi atau yoga sesuai dengan kebutuhan.
Sayangnya beberapa orang tidak mengalami hal itu, tidak sedikit dari penderita anxiety yang justru mengalami masalah di tempat sepi. Rasa takut dan cemas justru lebih besar kalau sendirian dan tidak bersama dengan banyak orang. Kenali kondisi anxiety yang dialami agar tahu bagaimana mengatasinya dengan baik.
-
Semua Orang Punya Pemicu Anxiety yang Sama
Stereotip yang mengatakan kalau anxiety muncul dengan sendirinya karena rasa takut dan turunannya. Akhirnya banyak dari kita menganggap kalau rasa takut memang akar dari permasalahan. Takut dengan masa lalu, trauma, fobia, dan hal lainnya dianggap sebagai biang kerok dari anxiety meski hal itu sangat salah kaprah.
Pada dasarnya anxiety bisa dipicu oleh banyak hal. Setiap orang memiliki cukup banyak pemicu yang kadang seperti tidak masuk akal. Misal anxiety muncul setiap akan berangkat kerja karena tidak mau bertemu dengan teman yang dibenci atau khawatir kalau rencana liburan gagal padahal sudah diinginkan sejak lama. Pemicu anxiety bisa bermacam-macam dan spesifik ke beberapa orang.
-
Pemicu Anxiety Selalu Sama Saat Kambuh
Kalau hari ini Anda mengalami anxiety, maka beberapa hari lagi akan mengalami lagi dengan pemicu yang sama. Namun, pemicu dari anxiety ini bisa berubah-ubah dengan sendirinya. Perubahan ini bisa saja terjadi karena Anda bisa mengatasi pemicu lain dan ada pemicu baru yang mungkin terjadi.
Kalau tidak bisa mengendalikan diri dengan baik, kemungkinan besar akan terjadi masalah pada pikiran yang memicu anxiety atau gangguan lainnya. Tugas kita adalah mengenali apa saja yang bisa memicu anxiety muncul dan selalu bersiap-siap setiap saat.
-
Terapi dan Obat Bisa Menyembuhkannya
Hingga saat ini tidak ada obat yang cocok untuk anxiety. Obat yang diberikan oleh dokter biasanya digunakan untuk menurunkan gejala yang kerap muncul dan mengganggu. Selanjutnya terapi juga tidak akan maksimal pada beberapa orang.
Anxiety yang bisa berkembang dan bertambah pemicunya juga aka menyulitkan. Yang bisa dilakukan seseorang adalah mengendalikan dirinya dengan baik dan memahami dirinya dengan sempurna.
-
Anxiety Hanya Dialami oleh Pendiam
Stereotip yang muncul di luaran sana selalu menganggap kalau seseorang dengan kondisi anxiety ini adalah mereka yang merupakan seorang pendiam. Padahal tidak demikian. Siapa saja bisa mengalami anxiety karena kondisi ini bisa muncul kepada semua orang tanpa memilih harus pendiam atau orang yang mudah bergaul.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah pemicu dari anxiety itu sendiri. Bisa saja orang yang ekstrovert justru mengalami anxiety karena mereka memiliki pemicu yang sangat kuat. Sebaliknya mereka yang pendiam justru tidak mengalaminya karena tidak ada pemicu yang membuat mereka panik atau khawatir yang berlebihan.
-
Anxiety Membuat Seseorang Lemah
Banyak yang mengatakan kalau seseorang dengan kondisi anxiety adalah mereka yang lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa. Apalagi kalau kondisi anxiety sedang kambuh, seseorang tidak akan bisa melakukan banyak aktivitas dan lebih banyak mengurung dirinya sehingga produktivitas bisa mengalami penurunan.
Anxiety tidak terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, kondisi ini tidak bisa digunakan sebagai pembanding apakah seseorang kuat atau lemah. Beberapa orang yang mengalami anxiety bahkan sudah menyiapkan banyak hal agar bisa mengatasi kondisinya yang mungkin saja memburuk. Selama masih ada keinginan untuk melawan, Anda tetap akan bisa jadi diri sendiri.
Inilah beberapa stereotip tentang anxiety yang dianggap sama antara satu orang dengan yang lainnya. Padahal setiap orang memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Semoga ulasan di atas bisa membantu Anda kalau memang memiliki anxiety atau orang di sekitar Anda yang memiliki kondisi anxiety.
Sumber:
- Fielding, Sarah. 2019. 7 Stereotypes About Anxiety — and Why They Don’t Apply to Everyone. https://www.healthline.com/health/anxiety/anxiety-stereotypes-dont-apply. (Diakses pada 22 Januari 2020)
- Vann, Madeline R. 2013. 10 Anxiety Myths Debunked. https://www.everydayhealth.com/anxiety/10-anxiety-myths-debunked.aspx. (Diakses pada 22 Januari 2020)