Terbit: 13 October 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Banyak orang yang berpikir jika asalkan kebiasaan merokok dikurangi, maka dampaknya bagi kesehatan tidak akan sebesar jika kita mengisap rokok dalam jumlah banyak seharian, namun penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lancet Respiratory Medicine membuktikan bahwa merokok lima batang saja dalam sehari bisa menyebabkan dampak kesehatan yang sama layaknya mengisap rokok satu pak.

5 Batang Rokok Sudah Mampu Merusak Paru-Paru

Dampak Rokok bagi Kesehatan Paru

Dalam penelitian yang melibatkan sekitar 25 ribu warga AS dengan usia 17 sampai 93 tahun ini, disebutkan bahwa para partisipan dicek seberapa banyak rokok yang mereka hisap setiap hari. Mereka juga dicek kondisi kesehatannya, gaya hidupnya, dan demografinya.

Salah satu tes yang harus dijalani oleh para partisipan adalah tes spirometri yang bisa mengecek seberapa banyak udara yang dikeluarkan oleh saluran pernapasan setelah mengambil napas dengan dalam. Tes ini dilakukan beberapa kali demi mengetahui perkembangan kesehatan paru para perokok ini dalam kurun waktu tertentu.

Hasil dari penelitian ini adalah, kesehatan paru memang cenderung menurun seiring dengan faktor usia, namun bagi para perokok, proses ini berlangsung jauh lebih cepat. Mereka cenderung lebih rentan terkena penyakit paru obstruktif kronik akibat hal ini.

Para peneliti menyebut mantan perokok dan perokok aktif cenderung memiliki kondisi paru yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan yang tidak merokok. Menariknya adalah, tidak ada perbedaan kondisi paru antara perokok berat dan mereka yang merokok dengan frekuensi yang lebih jarang.

Mengisap kurang dari lima batang rokok setiap hari bisa menyebabkan dampak yang setara pada paru-paru sebagaimana merokok 30 batang setiap hari. Hanya saja, dampak para perokok ringan ini biasanya baru terasa dalam waktu satu tahun mengisapnya, tiga bulan lebih lama dari para perokok berat.

Dr. Elizabeth Oelsner dari Columbia University Irving Medica Center, AS menyebut hasil penelitian ini semakin membuktikan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah datangnya masalah kesehatan bagi para perokok adalah berhenti mengisapnya, bukannya mengurangi porsi merokok atau beralih ke rokok elektrik.

“Berhentilah secepat mungkin. Dampak dari rokok bagi kesehatan jauh lebih besar dari yang kita sangka,” ucapnya.

Berbagai Masalah Kesehatan yang Bisa Didapatkan Perokok

Paar kesehatan menyebut kebiasaan merokok bisa menyebabkan datangnya berbagai macam masalah kesehatan.

Berikut adalah beberapa di antaranya.

  1. Bisa Memicu Kanker

Di dalam rokok terdapat setidaknya 60 bahan kimia yang berpotensi menyebabkan datangnya kanker. Hal ini berarti, rutin mengisapnya akan membuat tubuh lebih rentan terpapar radikal bebas dan peradangan yang bisa menyebabkan munculnya sel-sel abnormal yang bisa tumbuh menjadi kanker paru, kanker mulut, kanker usus, dan lain-lain.

  1. Penyakit Jantung

Banyak penderita penyakit jantung koroner atau serangan jantung yang ternyata adalah perokok. Hal ini ternyata disebabkan oleh kemampuan rokok dalam menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan pembuluh darah, termasuk dalam memicu penumpukan plak penyebab masalah kesehatan kronis tersebut.

  1. Stroke

Nikotin bisa saja merusak pembuluh darah yang ada di otak dan menyebabkan penyumbatan darah. Jika sampai hal ini terjadi, maka risiko terkena stroke yang bisa menyebabkan kelumpuhan atau kematian akan meningkat dengan signifikan.

  1. Hipertensi

Nikotin yang ada di dalam rokok bisa membuat pembuluh darah semakin menyempit akibat terus dipenuhi oleh plak yang menumpuk. Masalahnya adalah hipertensi bisa berujung menjadi penyakit kardiovaskular yang mematikan

  1. Diabetes

Kandungan di dalam rokok bisa meningkatkan risiko resistensi insulin, salah satu faktor utama penyebab kadar gula darah tinggi dan diabetes yang mematikan.

 

Sumber:

  1. Ducharme, Jamie. 2019. Smoking Fewer Than 5 Cigarettes a Day Damages Your Lungs Almost as Much as Smoking a Whole Pack, Study Says. com/5696017/light-smoking-lung-damage/. (Diakses pada 13 Oktober 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi