Berita tentang keluarnya Pangeran Harry dan Meghan Markle dari status bangsawan Kerajaan Inggris masih menjadi pembicaraan warganet, namun hari ini warganet juga dikejutkan dengan Ratu Elizabeth II yang kedapatan masih menyetir mobil sendiri di usia 93 tahun. Apakah hal ini berbahaya untuk dilakukan?
Lansia Mengemudikan Kendaraan Sendiri
Banyak orang berusia lanjut (lansia) yang mengaku bangga masih bisa berkendara sendiri tanpa perlu merepotkan anggota keluarga atau orang lain. Banyak orang yang mengaku khawatir saat tahu para lansia ini masih mengemudi karena dikhawatirkan bisa menyebabkan kecelakaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut di Asia Tenggara saja, setidaknya lebih dari 300 ribu orang meregang nyawa setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Khusus untuk Indonesia, angkanya bahkan bisa mencapai lebih dari 47 ribu orang per tahun. Tidak jelas rincian tentang usia korban tewas akibat kecelakaan ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, mereka yang berusia lebih dari 55 tahun memang lebih rentan mengalami kecelakaan saat mengemudi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2015 tersebut, disebutkan bahwa sekitar 40 juta warga Amerika Serikat dengan usia 65 tahun atau lebih masih memiliki SIM dan terbiasa berkendara. Dari total kasus kecelakaan pada tahun 2014 di negara tersebut, 5.700 orang tua diketahui meninggal dunia dan 236 ribu lansia lainnya mengalami cedera hingga dirawat di UGD. Kebanyakan menderita patah tulang.
Banyak pakar kesehatan yang menyarankan para lansia untuk tidak lagi berkendara sepeda motor atau mobil tanpa mendapatkan pengawasan. Bahkan, di beberapa negara, telah ada peraturan yang isinya mempersulit orang dengan usia 70 tahun atau lebih mendapatkan SIM atau berkendara seorang diri demi mencegah kecelakaan lalu lintas.
Berbahayakah Lansia Mengemudi?
Penelitian dilakukan di Nottingham Trent University, Inggris pada tahun 2015 lalu untuk mengetahui bagaimana kondisi para lansia yang masih mengemudi. Hal ini didasari oleh adanya anggapan bahwa para lansia sudah mengalami penurunan fokus, respons, kesigapan menggerakan tubuh, atau ketajaman pemikiran dalam melakukannya.
Penelitian ini membuktikan bahwa otak para lansia yang masih dalam kondisi sehat sebenarnya masih bisa memproses informasi visual dengan kecepatan yang sama dibandingkan dengan mereka yang masih berusia muda, tepatnya 18 hingga 30 tahun. Hanya saja, jika sampai fokus mereka teralihkan meski sebentar, akan sulit bagi mereka untuk mengembalikan konsentrasi.
Sejak usia 30-an, suplai darah menuju otak memang cenderung menurun sehingga membuat fungsi dan responsnya juga semakin berkurang. Hal ini bisa memberikan imbas besar dalam kebiasaan mengemudi kita, khususnya dalam mengambil keputusan atau memberikan respons pada perubahan situasi dalam waktu yang cepat.
Para lansia juga rentan mengalami penyusutan tinggi badan atau mengalami perubahan postur tubuh seperti menjadi membungkuk. Postur tubuh yang tidak tepat tentu bisa membuat keamanan dan kenyamanan mengemudi terganggu. Selain itu, jika sampai para lansia mengalami masalah kadar gula darah rendah saat mengemudi, bisa jadi akan membuatnya mudah kehilangan kesadaran dan mengalami kecelakaan.
Jika para lansia mengalami gangguan penglihatan seperti mengalami rabun, glaukoma, atau katarak, bisa jadi akan membuat mereka tidak bisa benar-benar fokus mengamati jalanan. Memaksakan diri mengemudi tentu akan meningkatkan risiko kecelakaan.
Bolehkah Lansia Mengemudi?
Asalkan kondisi tubuh masih prima dan sehat, para lansia sebenarnya masih boleh mengemudi. Hanya saja, pastikan bahwa mereka tidak melakukannya terlalu lama demi menghidari kelelahan. Selain itu, sebaiknya saat mengemudi para lansia ini juga didampingi anggota keluarga lainnya demi memastikannya aman dan tidak mengalami kecelakaan.
Sumber:
- Knapton, Sarah. 2015. Elderly people are more dangerous drivers, Nottingham Trent University study shows. www.telegraph.co.uk/news/health/news/11953425/Elderly-people-are-more-dangerous-drivers-Nottingham-university-study-shows.html (Diakses pada 11 Januari 2020).