Terbit: 2 June 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meskipun memiliki rasa yang lezat, sudah menjadi rahasia umum jika pizza termasuk dalam makanan yang tidak sehat. Yang menjadi masalah adalah, jika kita kerap memesan pizza untuk diantar ke rumah, kita bisa mengalami masalah yang berlipat ganda karena kotak pembungkus pizza ternyata memiliki kandungan racun yang berbahaya!

Waduh, Kotak Pembungkus Pizza Ternyata Beracun!

Dilansir dari Times of India, kotak pembungkus pizza biasanya memiliki bahan yang mirip dengan kardus. Bahan kotak pembungkus ini seringkali berasal dari daur ulang berbagai benda yang bisa saja mengandung hal-hal yang berbahaya seperti lem, pewarna, tinta, dan lain-lain. Berbagai kandungan berbahaya ini bisa saja masuk ke dalam pizza, khususnya saat pizza yang masih panas langsung diletakkan di dalam dan menempel pada kotak pembungkus tersebut.

Food Standard Agency menyebutkan bahwa terdapat salah satu bahan berbahaya yang bisa saja kita temukan di dalam kotak pembungkus pizza adalah dissobutyl phthalate (DIBP). Bahan ini bisa mengganggu sistem reproduksi manusia dan menyebabkan masalah pada sistem endokrin tubuh. Tak hanya itu, terdapat bahan lain yang bisa menempel dan meresap ke dalam pizza, yakni perfluoroalkyl ethyl yang bisa memicu datangnya kanker dan masalah kesehatan lainnya jika kerap masuk ke dalam tubuh manusia.

Saat pizza dimasukkan ke dalam kotak pembungkus, biasanya suhunya masih mencapai 60-65 derajat Celcius. Tak hanya membuatnya terlihat masih dalam kondisi segar, penempatan pizza di dalam kotak pembungkus saat masih dalam kondisi panas ini adalah sebagai usaha dari produsen untuk memberikan pizza yang masih dalam kondisi hangat ke pelanggan meski jaraknya cukup jauh. Sayangnya, hal ini ternyata bisa memicu masuknya kandungan berbahaya ke dalam pizza tersebut.

Melihat adanya fakta ini, akan lebih baik jika kita memakan pizza langsung di tempatnya saja alih-alih memesannya untuk dikirim ke rumah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi