DokterSehat.Com– Kita tentu sering mendengar informasi yang menyebut puasa di bulan Ramadhan bisa membantu tubuh menghilangkan berbagai macam racun penyebab penyakit. Hanya saja, apakah memang berpuasa bisa memberikan manfaat kesehatan ini?
Dampak puasa bagi proses penghilangan racun
Pakar kesehatan menyebut berpuasa bisa membantu berbagai sistem yang ada di dalam tubuh, khususnya saluran pencernaan untuk beristirahat selama beberapa waktu demi melakukan pembersihan dan regenerasi sel.
Saluran pencernaan tidak hanya berperan menyerap makanan saja, melainkan juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Hal ini biasanya terkait dengan keseimbangan bakteri di dalam usus. Dengan semakin membaiknya kondisi sistem kekebalan tubuh, maka proses penghilangan racun juga akan berlangsung dengan maksimal.
Telah banyak penelitian yang juga membuktikan bahwa puasa bisa membantu menghentikan kecanduan pada berbagai benda yang bisa membawa racun seperti rokok, makanan cepat saji, dan minuman beralkohol. Tubuh akan mulai membiasakan diri untuk tidak mengonsumsinya sehingga asupan racun juga bisa ditekan. Jika kita mampu benar-benar berhenti mengonsumsinya, tentu hal ini akan membuat tubuh menjadi lebih sehat, bukan?
Selain itu, bagi mereka yang menderita diabetes namun masih diizinkan untuk berpuasa, melakukan ibadah ini di bulan Ramadhan juga bisa membantu meningkatkan kembali sensitivitas insulin. Hal ini tentu bisa berimbas pada kadar gula darah yang lebih baik dikendalikan.
Pakar kesehatan juga menyebut beberapa masalah kesehatan lainnya seperti tuberkulosis, radang sendi, serta penyakit kulit juga bisa lebih cepat sembuh jika penderitanya mau menjalankan puasa.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendukung proses detoksifikasi tubuh
Selain berpuasa, pakar kesehatan menyebut ada berbagai cara lain yang bisa kita lakukan untuk membantu proses detoksifikasi tubuh agar berjalan dengan lebih maksimal.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan tersebut.
-
Tidur cukup setiap malam
Jika kita tidur cukup setiap malam, yakni sekitar 7-8 jam, maka proses detoksifikasi tubuh dan regenerasi sel-sel akan berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang benar-benar mendapatkan waktu istirahat yang cukup sehingga memberikan kesempatan bagi proses detoksifikasi menjalankan tugasnya.
Jika kita terbiasa kurang tidur atau bahkan sering begadang, maka proses detoksifikasi tubuh yang biasanya berlangsung di tengah malam tidak akan berjalan dan membuat berbagai racun semakin banyak mengendap. Hal inilah yang bisa memicu datangnya penyakit mematikan seperti penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
-
Bangun pagi
Meski terlihat sepele, kebiasaan bangun pagi ternyata bisa membantu proses detoksifikasi tubuh, lho. Hal ini disebabkan oleh sinar matahari pagi yang hangat yang bisa membantu ritme sirkadian tubuh berjalan dengan baik. Hal ini tentu akan berimbas pada proses detoksifikasi yang selalu berlangsung dengan tepat waktu.
-
Rajin berolahraga
Selain tidur cukup dan bangun pagi, pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih sering berolahraga, khususnya di luar ruangan sambil menikmati sinar matahari pagi. Hal ini bisa membantu proses penyerapan kalsium berjalan dengan lebih maksimal, meningkatkan sirkulasi darah, mengatasi masalah psikis seperti stres, sekaligus membut proses detoksifikasi tubuh berjalan dengan lebih baik.
-
Memakai tabir surya
Sinar matahari pagi yang hangat memang bisa menenangkan pikiran dan menyehatkan tubuh, namun sinar matahari di siang hari yang panas dan menyengat bisa menyebabkan kerusakan kulit. Bahkan, jika kita sering terpapar, bisa jadi risiko terkena kanker kulit akan meningkat.
Pastikan untuk memakai tabir surya dengan rutin demi memberikan perlindungan pada kulit jika sedang berada di luar ruangan.