Terbit: 24 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Banyak orang tua yang mulai mengajari anak kecil untuk ikut berpuasa. Hal ini sebenarnya wajar untuk dilakukan dengan tujuan anak bisa melakukannya dengan lebih mudah saat tumbuh lebih besar nantinya. Hanya saja, Asosiasi Profesional Dokter Anak di Jerman justru sangat tidak menyarankan anak-anak untuk berpuasa.

Dokter Jerman Menganggap Puasa Berbahaya Bagi Anak

Dilansir dari Deutsche Welle, para dokter ini memiliki alasan tersendiri untuk menganggap puasa berbahaya bagi anak, yakni karena puasa di Jerman dan berbagai negara Eropa lainnya berlangsung sangat panjang, yakni sekitar 18 jam. Hal ini disebabkan karena bulan puasa tahun ini terjadi di musim panas.

Sebagaimana kita ketahui, cukup sulit untuk mengajak anak berpuasa di Indonesia meskipun puasa disini hanya berlangsung selama sekitar 13 jam saja. Banyak dari mereka yang mengaku mudah merasa haus, lapar, lemas, atau bahkan kehilangan energi untuk berpuasa seharian penuh. Jika anak harus berpuasa hingga 18 jam, dikhawatirkan mereka bisa mengalami dehidrasi, sakit kepala, sakit perut, atau bahkan jatuh pingsan.

Tak hanya asosiasi dokter, asosiasi guru di Jerman juga meminta anak-anak dan siswa di sekolah untuk tidak memaksakan diri berpuasa jika memang kondisi tubuhnya sudah tidak kuat untuk melanjutkannya mengingat suhu udara di musim panas juga cukup menyengat.

Hanya saja, Sistem Kesehatan Nasional di Inggris (NHS) justru menyebut puasa sebenarnya tidak membahayakan anak. Meskipun begitu, anak-anak dengan usia 7 atau 8 tahun memang sebaiknya tidak memaksakan diri untuk berpuasa dengan durasi yang sangat lama seperti di bulan Ramadhan saat ini.

Berpuasa memang tidak diwajibkan hingga seseorang mencapai akil balig, namun, mengajarkan anak untuk berpuasa penuh hingga seharian juga tidak apa-apa untuk dilakukan. Hanya saja, jika memang anak sudah mengeluhkan badan yang lemas atau dehidrasi, ada baiknya anak tidak dipaksa untuk meneruskan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi dengan adanya kecenderungan anak kerap aktif bergerak sehingga bisa saja energi atau cairan tubuhnya sudah habis sebelum waktu berbuka tiba.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi