DokterSehat.Com – Rasanya semua orang pasti pernah mengalami luka di kulitnya, entah itu luka gores, sayatan, tusukan, atau luka bakar, yang diakibatkan oleh kecelakaan, tertusuk, hingga operasi. Luka menimbulkan rasa sakit, pun menyebabkan infeksi pada area kulit yang terluka. Namun, luka akan mengalami proses penyembuhan alami yang ditunjang oleh pemakaian obat luka. Seperti apa proses penyembuhan luka?
![3 Proses Penyembuhan Luka & Cara Menyembuhkan Luka yang Efektif](https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/04/proses-penyembuhan-luka-doktersehat.jpg)
Apa Itu Luka?
Luka adalah kondisi rusaknya kontinuitas struktur jaringan tubuh yang ada pada kulit. Luka (vulnus) terbagi menjadi beberapa jenis luka, yakni:
- Luka bersih (clean wound), adalah luka akibat tindakan operasi menggunakan teknik steril
- Luka bersih terkontaminasi (clean contaminated wound), adalah luka akibat sayatan benda tajam namun bersih dan rapi, misalnya pada penegakkan operasi usus halus dan bronchial
- Luka kontaminasi (contaminated wound), adalah luka yang mengalami kontaminasi oleh lingkungan tidak higienis, atau operasi pada saluran yang terinfeksi seperti usus besar dan saluran kemih
- Luka infeksi (infeksi wound), adalah luka yang disertai infeksi, jaringan rusak, dan defisiensi vaskularisasi pada jaringan luka
Proses Penyembuhan Luka
Secara alami, tubuh akan memproses luka sampai timbul jaringan kulit baru di area kulit yang ‘terbuka’ akibat luka tersebut. Luka dapat sembuh dengan melakukan perawatan secara mandiri (jika luka tergolong ringan), atau membutuhkan perawatan medis khusus (jika luka tergolong dalam).
Secara garis besar, proses penyembuhan luka terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu:
1. Fase Inflamasi
Inflamasi adalah fase pertama dari proses penyembuhan luka. Fase penyembuhan luka berupa inflamasi kemudian terbagi lagi menjadi 2 (dua), yaitu inflamasi awal (hemostatis) dan inflamasi akhir (lag phase).
-
Inflamasi Awal (Hemostatis)
Saat jaringan kulit mengalami luka, pembuluh darah akan pecah dan mengakibatkan perdarahan. Pada kondisi ini, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi yang disebut sebagai inflamasi awal (hemostatis) guna menghentikan perdarahan tersebut.
Caranya, tubuh akan ‘mengerahkan’ faktor koagulasi (intrinsik dan ekstrinsik) sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah yang lantas menyebabkan penggumpalan trombosit pada area luka. Aktivitas ini berujung pada pembekuan darah. Setelahnya, pembuluh darah akan kembali melebar guna memberikan jalan bagi darah menuju luka.
-
Inflamasi Akhir (Lag Phase)
Setelah darah membeku, maka yang dilakukan oleh tubuh selanjutnya adalah mengirimkan ‘pasukan’ sel darah putih (leukosit) guna mencegah terjadinya infeksi agen mikrobial patogen, pun membuang jaringan rusak yang telah mati. Leukosit dan sel radang akut akan menyerang area peradangan guna membasmi bakteri dan debris matriks sekuler.
Fase penyembuhan luka inflamasi akhir (lag phase) terjadi 5 hari pasca trauma luka muncul.
2. Fase Proliferasi
Setelah fase inflamasi, proses penyembuhan luka berlanjut pada fase proliferasi, di mana fase penyembuhan luka ini berlangsung dari hari ke-3 hingga 2 minggu pasca trauma. Proliferasi diawali oleh aktivitas fibroblast men-sintesis kolagen dan proteoglikan yang menghasilkan jaringan parut (terjadi di hari ke-5 pasca luka).
Kolagen sendiri adalah protein yang berfungsi untuk meningkatakan tensi dari permukaan kulit yang terluka. Produksi kolagen yang memadai kemudian makin memperkuat tensi permukaan kulit sehingga luka tertutup dengan baik.
Fase proliferasi diakhiri dengan tumbuhnya jaringan epitel, yang mana ini berperan dalam meningkatkan aliran darah menuju area luka. Darah akan menyalurkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan jaringan untuk melancarkan proses penyembuhan luka.
3. Fase Maturasi
Proses penyembuhan luka yang terakhir adalah maturasi. Fase penyembuhan luka ini dimulai pada hari ke-20 pasca luka dan berakhir dalam kurun waktu tahunan (1-2 tahun). Di sini, fibroblast secara berkelanjutan akan mensintesis kolagen, yang berdampak pada mengecilnya area luka, penurunan elastisitas kulit, dan munculnya garis putih di sekitar luka.
Setelah itu, timbul jaringan parut yang memiliki tensi atau kekuatan serupa dengan jaringan yang sudah rusak akibat luka. Kendati begitu, kulit baru secara penampilan tidak sama dengan kulit lama, terutama dari aspek kelenturan kulit.
Kulit baru cenderung tidak selentur kulit sebelum mengalami luka. Hal ini dikarenakan elastin, protein yang berperan dalam membentuk kelenturan kulit, tidak dapat diproduksi kembali seperti halnya kolagen.
Cara Menyembuhkan Luka yang Efektif
Proses penyembuhan luka memang terjadi secara alami. Namun, agar fase penyembuhan luka tersebut bisa berjalan efektif, perlu ditunjang oleh sejumlah cara menyembuhkan luka yang benar, dari saat luka muncul sampai pada proses pemulihan.
Berikut adalah cara menyembuhkan luka yang perlu Anda ketahui:
- Cuci luka terlebih dahulu menggunakan air bersih, lalu siram dengan cairan antiseptik atau cairan steril (NaCl)
- Tekan luka dengan kain kasa selama 10-20 menit untuk mempercepat proses pembekuan darah
- Tutup area luka dengan kain kasa, plester hydrogel, plester hydrocolloid, dan plester film
- Pada jenis luka akibat tusukan benda tajam yang berkarat (seperti paku), maka harus disertai dengan penegakkan suntik tetanus
- Pada luka dalam, perlu ditegakkan operasi jahit luka
- Pada luka yang sudah terinfeksi, pemberian obat antibiotik seperti amoxicillin mungkin dilakukan guna mengatasi infeksi yang terjadi
- Pada luka yang sudah mengalami pembusukan (nekrosis), maka dokter akan menegakkan prosedur pengangkatan jaringan mati (debridement)
- Pada luka yang menyebabkan nyeri, konsumsi paracetamol atau ibuprofen diperkenankan
Selain itu, Anda disarankan untuk mencukupi asupan vitamin A, vitamin C, dan vitamin K, serta mineral (zat besi, zinc, tembaga) guna mempercepat proses penyembuhan luka.
Penggunaan bahan-bahan alami juga jadi alternatif penyembuhan luka lainnya yang bisa Anda terapkan. Beberapa contoh bahan alami penyembuh luka adalah:
- Madu
- Lidah buaya
- Jahe
- Bubuk kopi
- Gula pasir
Khusus bubuk kopi dan gula pasir, penggunaannya terbatas pada jenis luka ringan dan tidak terlalu dalam, seperti luka gores. Keduanya tidak diperkenankan untuk mengobati luka berat karena justru akan memperparah kondisi luka.
Penyebab Proses Penyembuhan Luka Lambat
Pada beberapa kasus, proses penyembuhan luka berlangsung lama. Faktor-faktor penyebab luka sulit sembuh di antaranya:
- Peredaran darah tidak lancar
- Infeksi
- Luka mengalami gesekan
- Malanutrisi
- Penyakit (diabetes, anemia, dll.)
- Terapi pengobatan (kemoterapi, cuci darah, dsb.)
- Merokok
- Konsumsi alkohol
- Stres
- Faktor usia (orang berusia lanjut lebih sulit menyembuhkan luka)
Itu dia informasi mengenai proses penyembuhan luka yang penting untuk Anda pahami. Tingkat keparahan luka sedikit banyak juga memengaruhi durasi fase penyembuhan luka. Jaga selalu diri Anda dari hal-hal yang bisa mengakibatkan luka. Semoga bermanfaat!
Sumber:
UMS: Telaah Pustaka (Proses Penyembuhan Luka). file:///C:/Users/admin/Downloads/2198-6827-1-PB.pdf [Diakses pada 25 April 2019]