Seorang pria di Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia akibat kehabisan darah. Penyebabnya cukup konyol, yakni akibat marah besar hingga memecahkan kaca dengan tangan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Kehabisan Darah Akibat Memecahkan Kaca dengan Tangan
Sang pria adalah Aditya Fredin Hanies, pria berusia 25 tahun yang tinggal di Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar. Aditya masih berstatus mahasiswa.
Kasus ini berawal dari kemarahan Aditya saat mencari seseorang saat berada di rumah Poniman pada Jumat, 3 Januari 2019 lalu. Sebagai informasi, Poniman adalah orang tua dari orang yang sedang dicari tersebut. Saat itu, Poniman menyebut yang bersangkutan tidak ada di tempat. Sayangnya, jawaban ini membuat Aditya naik pitam.
Tiba-tiba saja Aditya memecahkan kaca jendela di rumah Poniman dengan tangannya. Tangannya kemudian berlumuran darah dan kemudian membuatnya kehilangan kesadaran di perjalanan pulang dari rumah Poniman. Warga sekitar yang mengetahui kondisi Poniman langsung membawanya ke Puskesmas terdekat.
Sayangnya, meski sudah mendapatkan perawatan medis oleh dokter, Aditya kehilangan darah dalam jumlah yang sangat banyak hingga akhirnya mengembuskan napasnya yang terakhir.
Aparat kepolisian menerima laporan kasus ini dan membawa jenazah Aditya ke RSUD dr. Soeroto. Hasil visum menunjukkan bahwa luka di tangan akibat memecahkan kaca cukup parah hingga membuatnya kehilangan darah. Polisi juga mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi mata seperti Poniman dan juga tetangganya.
Dampak Kehilangan Darah bagi Tubuh
Darah memiliki peran besar bagi kondisi tubuh secara keseluruhan. Dalam realitanya, darah adalah alat transportasi bagi oksigen dan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh berbagai macam jaringan dan organ tubuh. Jika sampai jumlahnya berkurang dengan drastis, tentu berbagai macam organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen dan nutrisi hingga akhirnya mengalami kematian sel. Hal inilah yang kemudian bisa menyebabkan kematian.
Pakar kesehatan dr. Joe Alton yang berasal dari American College of Surgeons (ACS) menyebut ada empat kategori perdarahan atau hemorrhage yang bisa dialami manusia. Setiap kategori ini bisa memberikan dampak kesehatan yang berbeda-beda.
Di kategori pertama adalah kehilangan darah kurang dari 15 persen dari jumlah total darah di dalam tubuh. Kategori kedua kehilangan darah sekitar 15 hingga 30 persen, kategori ketiga kehilangan darah 30 hingga 40 persen, dan kategori keempat adalah kehilangan darah lebih dari 40 persen.
Perdarahan kategori pertama ternyata tidak begitu menyebabkan dampak yang berarti pada tubuh seseorang. Biasanya, hal ini berlaku pada mereka yang melakukan donor darah. Hanya saja, bagi mereka yang belum pernah mengalami kehilangan darah sebanyak ini, bisa saja mengalami gejala tubuh lemas atau bahkan jatuh pingsan.
Sementara itu, di perdarahan kategori kedua, akan menyebabkan gjala berupa jantung yang berdetak dengan lebih cepat sebagai respons dari adanya organ tubuh yang tidak mendapatkan distribusi nutrisi dan oksigen. Hal ini biasanya akan menyebabkan kulit yang dingin dan pucat serta tubuh yang lemah.
Di perdarahan kategori ketiga, korban akan mengalami peningkatan denyut jantung dengan drastis. Hal ini juga akan menyebabkan efek penyempitan pembuluh darah sebagai respons dari menurunnya tekanan darah. Jika sampai hal ini terjadi, korban harus segera mendapatkan transfusi darah demi mengembalikan kondisi darah di tubuhnya.
Di perdarahan kategori keempat, sistem sirkulasi darah tak lagi bisa bekerja. Tekanan darah turun dengan drastis dan akhrnya membuat berbagai organ dan jaringan tubuh mengalami gagal fungsi. Korban pun akan berada dalam kondisi koma sebelum akhirnya benar-benar meninggal.
Sumber:
- Goel, Sandeep, 2015. How Much Blood Can The Human Body Lose?. https://omsi.in/how-much-blood-can-the-human-body-lose/. (Diakses pada 5 Januari 2020).