Terbit: 16 February 2021 | Diperbarui: 8 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Pertumbuhan manusia mengacu pada perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial sepanjang hidupnya. Simak penjelasan lengkap mengenai tahapan perkembangan manusia dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Mengenali Perkembangan dan Pertumbuhan Manusia (Lengkap)

Apa Itu Perkembangan dan Pertumbuhan Manusia?

Meskipun istilah pertumbuhan dan perkembangan sering digunakan secara bersamaan, keduanya memiliki arti yang berbeda secara biologis. Pertumbuhan mengacu pada perubahan bertahap dalam karakteristik fisik seperti tinggi, berat, ukuran, dan lain-lain, sedangkan perkembangan mengacu pada perubahan kualitatif, contohnya adalah tingkat kedewasaan. Kedua hal ini saling berkontribusi, tidak dapat dipisahkan, dan terjadi secara bersamaan.

Tahap Perkembangan dan Pertumbuhan Manusia

Berikut adalah delapan tahap pertumbuhan manusia, di antaranya:

Tahap 1 – Bayi: Kepercayaan vs Ketidakpercayaan

Pada tahap pertama perkembangan manusia, bayi belajar untuk percaya berdasarkan seberapa baik pengasuh memenuhi kebutuhan dasar dan merespons ketika mereka menangis. Jika bayi menangis ingin diberi makan, orang tua dapat memenuhi kebutuhan ini dengan memberi makan,

Ketika kebutuhannya terpenuhi, bayi belajar bahwa mengandalkan orang lain itu aman. Akan tetapi, jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi, bayi tumbuh menjadi kurang percaya.

Tahap 2 – Balita: Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan

Seperti pada tahap pertama, balita melalui tahap ini dengan menanggapi pengasuhnya. Jika pengasuh mendorongnya untuk mandiri dan menjelajahi dunia sendiri, balita akan tumbuh dengan rasa percaya diri.

Jika balita terlalu ketergantungan pada pengasuh, ia bisa tumbuh dengan perasaan rendah diri pada kemampuannya.

Tahap 3 – Tahun Prasekolah: Inisiatif vs Rasa Bersalah

Selama tahun-tahun prasekolah, anak-anak belajar untuk menegaskan diri mereka sendiri dan berbicara ketika mereka membutuhkan sesuatu.

Jika ketegasan ini disambut dengan reaksi positif, mereka belajar bahwa mengambil inisiatif adalah perilaku yang membantu. Namun, jika mereka dibuat merasa bersalah atau malu atas ketegasannya, anak mungkin tumbuh menjadi pemalu dan kecil kemungkinannya untuk memimpin.

Tahap 4 – Tahun Sekolah Awal: Ketekunan vs Rendah diri

Ketika anak mulai bersekolah, ia mulai membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika anak-anak merasa bahwa ia berhasil dalam hubungannya dengan teman sebaya, anak akan mengembangkan harga diri yang kuat.

Namun, jika anak Anda memperhatikan bahwa teman-teman sebayanya telah mencapai pencapaian yang belum pernah ia capai, hal ini bisa menimbulkan perasaan rendah diri.

Tahap 5 – Remaja: Identitas vs Kebingungan Peran

Tahap remaja adalah asal muasal istilah ‘krisis identitas’ berasal. Masa remaja adalah tentang mengembangkan kepercayaan diri. Remaja yang dapat dengan jelas mengidentifikasi diri sendiri, tumbuh dengan tujuan dan pengetahuan diri yang lebih kuat daripada remaja yang berjuang untuk melepaskan diri dari pengaruh orang tua/teman.

Tahap 6 – Dewasa Muda: Keintiman vs Pengasingan

Di masa dewasa muda, yang dimulai kira-kira pada usia 20, seseorang mulai memperkuat ikatan seumur hidup. Pada tahap ini, banyak orang memasuki hubungan berkomitmen atau pernikahan, sementara yang lain membentuk persahabatan seumur hidup.

Orang yang dapat menciptakan dan memelihara hubungan ini menuai manfaat emosional, sementara mereka yang berjuang untuk mempertahankan hubungan mungkin mengalami keterasingan.

Tahap 7 – Dewasa Pertengahan: Generativitas vs Stagnasi

Di usia dewasa pertengahan, orang cenderung berjuang dengan kontribusinya kepada masyarakat. Seseorang mungkin sibuk membesarkan anak-anak atau mengejar karier.

Di sisi lain, jika Anda merasa pekerjaan atau kehidupan tidak penting, Anda mungkin akan mengalami perasaan mandek.

Tahap 8 – Dewasa Akhir: Integritas vs Keputusasaan

Saat orang dewasa mencapai akhir hidup, mereka melihat kembali kehidupannya dan merenung. Orang dewasa yang merasa puas dengan hidupnya, baik melalui keluarga atau karir yang sukses, akan mencapai integritas ego, suatu keadaan di mana Anda dapat menghadapi penuaan dan kematian dengan damai.

Jika pada tahap ini orang dewasa tidak merasa bahwa mereka menjalani kehidupan yang baik, hal tersebut membuatnya berisiko jatuh dalam keputusasaan.

 

Berbagai Faktor yang Memengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan Manusia

Berikut ini adalah beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang, di antaranya:

1. Keturunan

Keturunan adalah transmisi ciri fisik dari orang tua kepada anak melalui gen. Faktor ini memengaruhi semua aspek penampilan fisik seperti tinggi badan, berat badan, struktur tubuh, warna mata, tekstur rambut, kecerdasan, dan bakat.

Penyakit dan kondisi seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan lain-lain, juga dapat diturunkan melalui gen, sehingga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan.

2. Lingkungan

Keadaan lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan dan mewakili jumlah total rangsangan fisik dan psikologis. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan melibatkan lingkungan fisik dan kondisi geografis, lingkungan sosial, hubungan dengan keluarga, dan teman sebaya.

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor utama yang perkembangan dan pertumbuhan manusia. Anak laki-laki dan perempuan tumbuh dengan cara yang berbeda, terutama menjelang pubertas. Seorang anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan secara fisik lebih kuat daripada anak perempuan.

Namun, anak perempuan cenderung lebih cepat dewasa selama masa remaja, sementara anak laki-laki menjadi dewasa dalam jangka waktu yang lebih lama.

4. Aktivitas Fisik dan Kesehatan

Aktivitas fisik di sini mengacu pada waktu bermain normal dan aktivitas olahraga yang membantu tubuh meningkatkan kekuatan otot dan menambah massa tulang.

Olahraga juga membuat tubuh lebih sehat sehingga mampu melawan berbagai penyakit yang menyerang. Olahraga yang tepat membantu mencapai target pertumbuhan tepat waktu atau lebih cepat.

5. Hormon

Hormon termasuk dalam sistem endokrin dan memengaruhi berbagai fungsi tubuh. Fungsinya sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik normal. Ketidakseimbangan fungsi kelenjar penghasil hormon dapat menyebabkan cacat pertumbuhan, obesitas, masalah perilaku, dan penyakit lainnya.

Selama masa pubertas, gonad menghasilkan hormon seks yang mengontrol perkembangan organ seks dan munculnya karakteristik seksual sekunder pada anak laki-laki dan perempuan.

6. Nutrisi

Nutrisi adalah faktor penting dalam pertumbuhan karena semua yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki dirinya sendiri berasal dari makanan yang Anda makan. Malnutrisi dapat menyebabkan penyakit defisiensi yang berdampak buruk pada pertumbuhan manusia.

Di sisi lain, makan berlebihan dapat memicu obesitas dan gangguan kesehatan dalam jangka panjang, seperti diabetes dan penyakit jantung.

7. Pengaruh Keluarga

Keluarga memiliki dampak paling besar dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia karena menentukan cara seseorang berkembang secara psikologis dan sosial. Apakah mereka dibesarkan oleh orang tua, kakek nenek atau pengasuh, memengaruhi perkembangan individu secara keseluruhan.

8. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga menentukan kualitas perkembangan dan pertumbuhan manusia. Belajar di sekolah yang lebih baik dan lebih mahal pasti memiliki manfaat dalam jangka panjang.

Keluarga kaya juga dapat menawarkan sumber belajar yang lebih baik, sedangkan seseorang yang berasal dari keluarga yang terbatas kemampuan finansialnya, mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya pendidikan dan nutrisi yang baik untuk mencapai potensi sepenuhnya.

 

  1. Anonim. What Is Human Development and Why Is It Important?. https://online.maryville.edu/online-bachelors-degrees/human-development-and-family-studies/stages-of-human-development/. (Diakses pada 16 Februari 2021).
  2. Arora, Mahak. 2019. Factors That Affect Growth and Development in Children. https://parenting.firstcry.com/articles/factors-that-affect-growth-and-development-in-children/. (Diakses pada 16 Februari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi