Terbit: 19 April 2019 | Diperbarui: 8 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Tak hanya menjadi perokok aktif, menjadi perokok pasif juga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Masalahnya adalah, kita terkadang tidak memiliki pilihan lain karena berada di lingkungan kerja atau keluarga yang hobi merokok. Salah satu dampak dari menjadi perokok pasif adalah lebih rentan terkena kolesterol tinggi, salah satu penyebab utama dari penyakit jantung dan stroke yang mematikan.

Sering Menjadi Perokok Pasif Bisa Picu Kolesterol Tinggi?

Dampak menjadi perokok pasif bagi kadar kolesterol tubuh

Berdasarkan sebuah penelitian, dihasilkan fakta bahwa perokok pasif memiliki risiko terkena gangguan jantung dan paru-paru hingga 30 persen lebih besar. Berbeda dengan perokok aktif yang masih menghirup asap yang disaring oleh filter, perokok pasif justru langsung menghirup kandungan beracun dari asap rokok ini tanpa penyaring apapun. Hal ini membuat sekitar 250 senyawa kimia beracun masuk ke dalam tubuh dengan mudah.

Jika kita sering tinggal di lingkungan yang diisi oleh perokok aktif, maka kita akan menghirup berbagai zat beracun yang ternyata bisa bertahan sekitar 4 jam lamanya setelah rokok dinyalakan. Dalam waktu lima menit saja setelah kita menghirup asap rokok ini, kandungan beracunnya sudah mampu mencapai pembuluh darah aorta. Sekitar dua jam setelah menghirupnya, maka denyut jantung bisa berubah menjadi tidak teratur.

Kandungan beracun dari asap rokok ini juga akan membuat darah menjadi lebih kental sekaligus meningkatkan kadar kolesterol jahat. Hal ini bisa membuat dinding pembuluh darah mengalami kerusakan yang akhirnya berimbas pada munculnya stroke atau serangan jantung.

Dampak lain menjadi perokok pasif

Selain bisa menyebabkan kolesterol tinggi dan merusak pembuluh darah, pakar kesehatan menyebut ada dampak kesehatan lainnya yang bisa dipicu oleh menjadi perokok pasif.

Berikut adalah dampak-dampak tersebut.

  1. Gangguan paru-paru

Perokok pasif lebih rentan terkena gangguan pernapasan seperti batuk dan asma. Bahkan, sebuah penelitian membuktikan bahwa sekitar 200 ribu hingga 1 juta kasus asma yang terjadi pada anak-anak disebabkan oleh paparan asap rokok yang berasal dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga.

Penelitian lain juga membuktikan bahwa menjadi perokok pasif bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru pada orang dewasa. Padahal, kanker ini termasuk dalam salah satu kanker paling mematikan di seluruh dunia.

  1. Meningitis

Jangan salah, meningitis ternyata juga terkait dengan asap rokok, lho. Memang, penyakit ini dipicu oleh bakteri meningococcus, namun sebuah penelitian mengungkap fakta mengejutkan bahwa anak-anak yang menjadi perokok pasif cenderung memiliki risiko lebih besar terkena penyakit infeksi yang menyerang selaput otak ini.

  1. Gangguan pendengaran

Pakar kesehatan dr. Deborah Lehmann dari The Institute’s Infectious Disease Research mengungkap fakta bahwa 20 persen kasus infeksi yang terjadi pada infeksi saluran telinga bagian tengah pada anak-anak dengan usia 1 hingga 2 tahun terjadi akibat asap rokok.

  1. Menurunkan sistem kekebalan tubuh

Paparan asap rokok ternyata mampu menurunkan jumlah antioksidan bernama askorbat. Padahal, antioksidan ini sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat kita menjadi lebih rentan terkena infeksi atau penyakit tertentu.

  1. Berbahaya bagi ibu hamil

Ibu hamil yang sering terpapar asap rokok akibat keluarga atau tempat aktivitasnya sehari-hari dipenuhi perokok aktif lebih rentan mengalami gangguan perkembangan janin. Selain itu, ia juga rentan mengalami masalah kehamilan layaknya kelahiran prematur, keguguran, dan bayi yang terlahir dengan berat badan terlalu rendah.

Melihaf fakta-fakta ini, sebaiknya memang kita berhati-hati jika berada di lingkungan yang dipenuhi dengan perokok. Sebaiknya menghindari asap rokok jika memang memungkinkan demi mencegah datangnya masalah kesehatan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi