DokterSehat.Com– Bagi perokok, ibadah puasa tak hanya menahan lapar dan haus saja, melainkan juga harus menahan keinginan besar untuk menghisap rokok hingga berjam-jam lamanya. Hal ini disebabkan oleh kandungan nikotin di dalam rokok yang memang bisa memicu kecanduan.
Bagi para perokok yang tetap bertekad untuk berpuasa, melakukannya ternyata bisa memberikan keuntungan tersendiri, khususnya jika mereka memang sedang berusaha untuk berhenti merokok. Menurut pakar kesehatan Dr. Muhammad Ashraf Chaudry dari CMH Lahore Medical College, Pakistan, jika seorang perokok tidak mengisap rokok selama 12 jam, maka kadar gas beracun monoksida di dalam darah akan semakin menurun hingga mendekati normal.
Jika kebiasaan ini terus dilakukan selama 2 minggu hingga 3 bulan, risiko untuk terkena serangan jantung dan gangguan fungsi paru-paru juga akan menurun. Hanya saja, hal ini juga disertai dengan catatan bahwa para perokok tidak ‘balas dendam’ dengan mengisapnya cukup banyak setelah berbuka puasa.
Demi membantu tekad untuk berhenti merokok, Dr. Ashraf menyarankan kita untuk menahan keinginan untuk kembali merokok dengan cara lebih sering minum air atau jus buah. Selain itu, cobalah untuk mencari kesibukan yang bisa membuat pikiran kita tidak mudah terpancing untuk ingin mengisap rokok. Sebagai informasi, keinginan ini cenderung muncul saat merasa bosan atau tidak melakukan hal apapun.
Lantas, bagaimana dengan penggunaan rokok elektrik atau vape yang dianggap bisa membantu berhenti merokok. Dr. Ashraf berkata bahwa rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok biasa dan menggunakannya hanya akan mengubah kebiasaan menghisap rokok saja, bukannya mampu membuat berhenti merokok.
Meskipun berat, bulan puasa memang bisa menjadi cara yang baik bagi para perokok untuk mulai menghentikan kebiasaan buruknya.