Terbit: 23 September 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Apakah anda termasuk dalam pecinta kucing? Pakar kesehatan menyebutkan jika kucing adalah hewan yang sangat menggemaskan dengan tingkah laku yang lucu sehingga bisa membuat kita terhindari dari masalah stres. Banyak dari kita yang pada awalnya pulang dari tempat kerja dengan kepala yang penuh dengan stres namun akan kembali tenang dan berpikiran positif tatkala mengusap lembutnya bulu kucing. Sayangnya, kadangkala kucing merasa tidak nyaman dengan sentuhan kita dan pada akhirnya mencakar dan membuat luka pada tubuh. Cakaran kucing ini kerap kali diabaikan sebagai hal yang biasa saja dan akan kering dengan sendirinya. Padahal, ada bahaya tersendiri dari cakaran kucing bagi kesehatan tubuh kita.

Pernah Dicakar Kucing? Waspada Bahaya Ini

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan jika bekas cakaran kucing yang membuat luka pada kulit kita bisa menjadi awal dari masuknya beberapa bakteri berbahaya yang memicu penyakit yang disebut sebagai demam kucing. Ada sebuah bakteri yang disebut dengan bakteri bartonella yang ternyata bisa memasuki tubuh kita dan berasal dari cakaran atau gigitan kucing. Bakteri ini ternyata bisa membuat sistem kekebalan tubuh manusia menjadi semakin lemah dan pada akhirnya memicu gejala layaknya demam, sakit kepala, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

Jika seseorang sudah terkena demam kucing atau terinfeksi bakteri bartonella ini, mau tidak mau Ia harus mendapatkan suntikan antibiotik untuk menyembuhkannya. Hal ini dikarenakan jika dibiarkan begitu saja, maka penderitanya akan beresiko tinggi terkena penyakit komplikasi berbahaya layaknya ensefalopati hingga neuroretinitis yang sangat berbahaya bagi organ otak kita.

Kita tentu harus lebih berhati-hati agar tidak sampai mendapatkan cakaran atau gigitan pada kucing saat kita bermain dengannya. Namun, andai kita tercakar atau tergigit, maka segeralah membersihkan luka dan berikan antiseptik sehingga bekas luka ini tidak akan dengan mudah menimbulkan infeksi bakteri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi