Terbit: 19 August 2019 | Diperbarui: 9 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Deep vein thrombosis (DVT) adalah pembekuan darah yang terjadi di lebih dari satu vena dalam berisiko mengalami trombosis vena dalam. Tanda-tanda DVT dapat diketahui bila pada tungkai (daerah yang biasanya sering terjadi) terdapat pembengkakan, teraba hangat, terasa nyeri jika ditekan, perubahan warna atau pucat pada tungkai. 

15 Penyebab Trombosis Vena Dalam yang Patut Diwaspadai!

Apa Itu Trombosis Vena Dalam?

Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah terbentuknya gumpalan darah yang tidak seharusnya di dalam sistem pembuluh darah vena dalam yang membawa darah ke jantung.

DVT biasanya terjadi di pembuluh darah vena  paha dan pembuluh darah vena di sekitar lutut , atau bagian tubuh lainnya. DVT ditandai nyeri kaki dan pembengkakan, namun juga dapat terjadi tanpa timbulnya gejala. 

Kondisi ini bisa menghambat sebagian maupun seluruh aliran darah, menyebabkan nyeri dan pembengkakan kronis. Juga bisa menimbulkan kerusakan katup pada pembuluh darah sehingga membuat Anda sulit bergerak.

Gumpalan darah juga bisa pecah dan berpindah bersama darah menuju organ-organ utama, misalnya paru-paru atau jantung. Jika sudah terjadi, hal tersebut dapat berakibat fatal karena mengakibatkan kerusakan organ dan bahkan kematian dalam beberapa jam saja.

Penyebab Trombosis Vena Dalam

Trombosis vena dalam disebabkan oleh  penggumpalan darah, yang menyumbat sistem pembuluh darah vena dalam dan menghalangi darah bersirkulasi dengan benar di dalam tubuh.

Berikut ini yang menjadi penyebab trombosis vena dalam:

1. Operasi

Pembuluh darah berisiko mengalami kerusakan selama operasi, yang dapat menyebabkan gumpalan darah. Istirahat di tempat tidur dengan sedikit atau tanpa gerakan setelah menjalani operasi juga dapat meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah.

Kondisi yang berisiko biasanya terjadi pada pembedahan yang membutuhkan waktu lebih dari 60 menit sampai dengan 90 menit dan dilakukan pada kaki, pinggul, atau perut. 

2. Cedera

Cedera atau kerusakan pada dinding pembuluh darah dapat mempersempit atau menghalangi aliran darah. Kondisi ini yang mungkin menjadi penyebab trombosis vena dalam. Cedera ini dapat terjadi akibat patah tulang, pembedahan, trauma, atau cedera lainnya.

3. Gagal jantung

Kondisi berbahaya ini meningkatkan risiko trombosis vena dalam dan emboli paru. Karena mereka yang menderita gagal jantung memiliki fungsi jantung dan paru yang terbatas, gejala-gejala yang disebabkan bahkan akibat emboli paru-paru kecil lebih terlihat.

4. Kanker

Beberapa bentuk kanker dapat meningkatkan zat dalam darah, yang menyebabkan darah menggumpal atau trombosis vena dalam. Beberapa bentuk perawatan kanker juga meningkatkan risiko pembekuan darah.

5. Penyakit radang usus

Penyakit usus, seperti penyakit Crohn (radang usus) atau kolitis ulserativa (peradangan kronis pada usus besar dan rektum), dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

6. Usia

Orang yang lebih tua di atas 60 tahun dapat meningkatkan risiko trombosis vena dalam, meskipun penyakit DVT dapat terjadi pada usia berapa pun.

7. Obesitas

Orang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) atau berat badan ideal di atas 30 memiliki risiko trombosis vena dalam yang lebih tinggi. IMT dapat mengukur jumlah lemak dalam tubuh Anda, dibandingkan dengan tinggi dan berat badan Anda.

 

8. Hamil

Kehamilan juga bisa menjadi penyebab trombosis vena dalam, karena kehamilan dapat meningkatkan tekanan pembuluh darah di panggul dan kaki. Risiko pembekuan darah dari kehamilan dapat berlanjut hingga enam minggu setelah melahirkan. Ini adalah cara tubuh mencegah terlalu banyak darah yang hilang saat melahirkan.

Tromboemboli vena (VTE) – DVT dan emboli paru memengaruhi sekitar satu dari 100.000 wanita usia subur.

Wanita hamil memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar mengalami trombosis dibandingkan wanita tidak hamil pada usia yang sama. 

Mengalami trombofilia (suatu kondisi di mana proses alami pembekuan darah di dalam tubuh cenderung meningkat / penyakit darah kental), atau memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan, yang menderita trombosis, meningkatkan risiko terkena DVT selama kehamilan.

Faktor risiko DVT lainnya selama kehamilan di antaranya:

  • Berusia di atas 35 tahun
  • Penambahan berat badan (BMI 30 atau lebih)
  • Mengandung dua janin
  • Setelah menjalani operasi caesar
  • Tidak bergerak untuk waktu yang lama
  • Merokok
  • Mengalami varises yang parah
  • Dehidrasi kekurangan cairan

9. Pil KB (kontrasepsi oral) atau terapi penggantian hormon

Keduanya dapat meningkatkan penggumpalan darah. Pil kontrasepsi kombinasi dan terapi penggantian hormon (HRT) mengandung hormon estrogen (hormon seks wanita).

Hormon estrogen dapat menyebabkan sedikit peningkatan risiko darah menggumpal, sehingga risiko terkena DVT sedikit meningkat.

Perlu digaris bawahi, mengonsumsi pil kontrasepsi progestogen saja tidak mengalami peningkatan risiko DVT.

10. Riwayat pribadi atau keturunan

Riwayat pribadi atau keluarga dengan trombosis vena dalam atau emboli paru. Jika Anda atau seseorang dalam keluarga memiliki salah satu atau keduanya, kemungkinan Anda berisiko lebih besar terkena DVT.

11. Kelainan darah bawaan tertentu

Beberapa penyakit yang terjadi dalam keluarga dapat menyebabkan darah lebih kental dari biasanya atau bahkan menyebabkan pembekuan darah lebih dari yang seharusnya.

12. Merokok

Kecanduan merokok membuat sel-sel darah mengental, dan merusak lapisan pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan mudah mengalami penggumpalan darah.

Merokok juga menjadi penyebab penyakit Crohn, dan menyebabkan penyakit yang lebih parah dan berisiko lebih besar untuk menjalani operasi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, opersasi menjadi penyebab trombosis vena dalam. Jadi, sangat disarankan untuk berhenti merokok.  

13. Bed rest dalam waktu lama

Istirahat di tempat tidur atau bed rest di rumah sakit untuk waktu yang lama, juga dapat menyebabkan pengecilan otot atau tidak berkembang, dan ini akan meningkatkan kemungkinan mengalami trombosis vena dalam.

14. Tidak aktif bergerak

Tidak aktif secara fisik dapat menyebabkan darah akan mengumpul di kaki, terutama di bagian bawah kaki. Akibatnya aliran darah di kaki akan melambat. Kondisi ini dapat menyebabkan penggumpalan darah meningkat. Biasanya ini tidak perlu dikhawatirkan karena saat Anda bergerak, aliran darah akan meningkat dan peredaran darah merata ke seluruh tubuh.

Namun, jika tidak bergerak dalam jangka waktu yang lama, seperti setelah menjalani operasi, karena penyakit atau cedera, atau selama perjalanan yang panjang, dapat menyebabkan aliran darah melambat. Aliran darah yang lambat ini menjadi penyebab trombosis vena dalam (DVT).

15. Duduk terlalu lama

Duduk untuk waktu yang lama, seperti duduk di dapan komputer, saat mengemudi atau terbang. Saat kaki diam selama berjam-jam, otot betis tidak berkontraksi, yang biasanya berfungsi untuk membantu sirkulasi darah.  

Jika otot betis tidak bergerak dalam waktu lama yang berisiko mengalami penggumpalan darah di betis, kemungkinan kondisi ini menjadi penyebab trombosis vena dalam.

 

  1. Anonim. 2018. Deep vein thrombosis (DVT). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/deep-vein-thrombosis/symptoms-causes/syc-20352557 (Diakses 19 Agustus 2019)
  2. Anonim. 2019. Deep vein thrombosis. https://www.nhs.uk/conditions/deep-vein-thrombosis-dvt/causes/ (Diakses 19 Agustus 2019)
  3. Deep Vein Thrombosis (DVT). https://www.webmd.com/dvt/what-is-dvt-and-what-causes-it#1 (Diakses 19 Agustus 2019)
  4. Murrell, Daniel. 2018. Everything You Want to Know About Deep Vein Thrombosis (DVT). https://www.healthline.com/health/deep-venous-thrombosis#causes (Diakses 19 Agustus 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi