Terbit: 18 April 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kita semua sudah tahu kalau aroma dari feses memang tidak sedap karena sisa dari makanan dan sudah difermentasi oleh bakteri di usus besar. Sayangnya pada kondisi tertentu aroma dari feses ini jauh tidak sedap. Bahkan bisa membuat Anda pusing sendiri saat mengedusnya. Nah, kira-kira apa saja yang menyebabkan aroma dari feses ini semakin tidak sedap?

7 Penyebab Feses Lebih Bau Busuk yang Jarang Disadari

Penyebab feses lebih bau busuk

Seperti yang sudah dilakukan sebelumnya feses memang memiliki aroma tidak sedap. Namun, pada kondisi tertentu aromanya akan lebih kuat, bahkan saat Anda buang angin saja akan tercium bau yang sangat kuat. Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan masalah tersebut.

  1. Antibiotik dan infeksi

Antibiotik adalah salah satu obat yang bisa membunuh bakteri atau patogen lainnya di dalam tubuh. Sayangnya cara kerja dari antibiotik ini sendiri sapu bersih. Artinya tidak melihat apakah bakteri ini baik untuk tubuh atau sebaliknya. Kondisi ini membuat semua bakteri di dalam tubuh termasuk bakteri yang ada di dalam saluran cerna mati.

Bakteri baik di dalam saluran cerna mati mengakibatkan bakteri buruk yang merugikan jumlahnya akan naik. Dampaknya, aroma dari feses yang keluar jadi lebih busuk dan banyak menghasilkan gas. Umumnya kondisi ini akan membaik dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Anda juga bisa minum air putih yang lebih banyak untuk mempercepat prosesnya.

  1. Intoleransi laktosa

Seiring dengan berjalannya waktu, hampir semua orang akan mengalami intoleransi dari laktosa. Kondisi ini umum sekali terjadi meski tidak semua orang kerap menyadarinya. Salah satu tanda dari intoleransi laktosa adalah perut yang sering sekali mengalami kembung dan tidak nyaman. Kadang ada sedikit kram dan perasaan agak mual.

Aroma dari buang angin dan feses juga semakin kuat. Orang dengan kondisi intoleransi laktosa juga akan sering mengalami diare atau feses terlalu encer. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi obat yang mengandung enzim laktase untuk membantu pencernaan laktosa. Selanjutnya, menghindari susu atau makanan yang mengandung susu juga bisa dilakukan.

  1. Alergi susu

Alergi susu dan intoleransi laktosa adalah dua hal yang berbeda meski secara gejala hampir sama.

Intoleransi laktosa hanya ketidakcocokan saluran cerna dengan gula dari susu atau laktosa yang jumlahnya ada banyak. Sebaliknya alergi susu terjadi dan menyebabkan sistem kekebalan di dalam tubuh beraksi dengan cepat.

Seseorang dengan kondisi alergi ini akan sering sekali mengalami gangguan pada saluran cerna seperti munculnya darah dalam kotoran, aroma feses yang sangat kuat, muntah, dan anaphylaxis yang berbahaya meski sangat langka. Cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghindari susu dan kalau sudah terlanjur terkena gangguan, obat untuk alergi harus diberikan.

  1. Penyakit Celiac

Penyakit ini muncul karena ada reaksi yang berlebihan dari antibodi di tubuh kalau gluten masuk ke dalam tubuh. Antibodi akan menyerang ke area di mana gluten dicerna dan diolah agar bisa diserap oleh tubuh. Dampaknya, tubuh akan mengalami banyak gangguan di dalam usus akibat serangan yang bertubi-tubi.

Serangan antibodi ke susu halus menyebabkan organ ini jadi rusak sehingga penyerapan nutrisi jadi terganggu. Selain mengalami gangguan pada aroma feses yang tidak sedap. Seseorang dengan kondisi ini juga akan mengalami beberapa masalah lain seperti sering lelah, lemas di persendian, gangguan konsentrasi, penurunan berat badan yang cepat, hingga terus mengalami sembelit.

  1. Short bowel syndrome

Sindrom ini menyebabkan gangguan besar pada tubuh seperti tidak berfungsi usus halus dalam menyerap sari makanan yang dihasilkan. Makanan yang sudah dicerna akan terus dilanjutkan ke susu besar dan dibuang begitu saja. Di usus besar, bakteri akan mengalami masalah karena seharusnya fermentasi kotoran hanya dilakukan pada sisa makanan saja.

Tanda dari short bowel syndrome adalah feses yang baunya tidak sedap dan berlebihan, diare terus-menerus, malnutrisi, kembung, heartburn, dehidrasi, dan penurunan berat badan yang cukup besar. Cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan minum obat anti diare, pembedahan, perubahan diet, dan obat untuk membantu memperbaiki lapisan usus.

  1. Ulcerative colitis

Kondisi ini muncul karena ada inflamasi yang terlalu besar di usus. Akibatnya terjadi gangguan pada saat penyerapan sari makanan dan pembusukan sisa makanan. Seseorang dengan kondisi ini akan sering mengalami diare, sembelit, aroma feses tidak sedap, dan nyeri di perut.

  1. Chronic pancreatitis

Inflamasi pankreas menyebabkan organ ini tidak bisa membantu pencernaan makanan khususnya saat proses pembusukan. Akibatnya feses akan lebih berminyak dan berlemak dengan aroma tidak sedap, mengalami malnutrisi, penurunan berat badan, hingga sering muntah.

Kapan harus segera memeriksakan diri?

Tidak semua penyebab aroma feses tidak sedap secara berlebihan berbahaya. Namun, Ada baiknya Anda segera menemui dokter terdekat kalau sampai beberapa masalah di bawah ini terjadi.

  • Tubuh mendadak meriang, badan berkeringat tapi badan agak panas di beberapa bagian.
  • Mengalami demam yang cukup tinggi dan terlihat tidak normal.
  • Perut terasa tidak nyaman seperti terkena kram.
  • perut juga terasa sangat sakit seperti ada yang menusuk-nusuk.
  • Penurunan berat badan yang sangat masif. Penurunan berat badan yang cukup besar ini terjadi karena ada gangguan di saluran cerna sehingga kotoran berada di dalam usus lebih lama.

Terlepas nanti setelah pemeriksaan yang dilakukan tidak terjadi apa-apa tidak masalah. Yang paling penting Anda sudah berusaha untuk mencegah hal buruk terjadi sehingga bisa bersiap dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Itulah sedikit ulasan tentang penyebab utama dari aroma feses yang sangat tidak sedap dan lain dari biasanya. Nah, dari beberapa penyebab di atas, kira-kira mana saja yang pernah Anda alami? Umumnya aroma tidak sedap ini hanya sementara saja dan kembali ke aroma normal lagi setelah penyebabnya hilang. Semoga ulasan di atas bermanfaat.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi