Terbit: 23 May 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Batu ginjal adalah suatu kondisi ketika material keras menyerupai batu berada di dalam ginjal. Material keras tersebut terkadang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, terlebih saat Anda buang air kecil. Agar gangguan ini tidak terjadi, oleh karena itu Anda harus mengetahui penyebabnya. Lantas, apa saja penyebab batu ginjal tersebut?

9 Penyebab Batu Ginjal yang Harus Anda Waspadai

Mengenali Berbagai Penyebab Batu Ginjal

Sebelum membahas mengenai penyebab batu ginjal lebih jauh, perlu Anda ketahui bahwa pada umumnya penyakit batu ginjal menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun. Selain itu, batu ginjal disebabkan oleh berbagai kondisi seperti konsumsi air putih yang terbatas, efek samping operasi, hingga kelebihan berat badan.

Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat yaitu batu asam urat, batu sistin, batu struvit, dan batu kalsium. Batu ginjal sendiri juga dapat berpindah dan tidak selalu ada di dalam ginjal. Jika batu ginjal didiagnosis serta mendapatkan penanganan sejak dini, kerusakan permanen pada fungsi ginjal dapat dicegah.

Meski begitu, penyebab batu ginjal sulit diidentifikasi secara spesifik, akan tetapi mengetahui faktor dan jenis pemicunya bisa membantu.

Pada banyak kasus, batu ginjal disebabkan oleh kadar kalsium atau oksalat dalam urine yang mengalami peningkatan. Kondisi ini dipicu oleh asupan tinggi garam, gula dan protein. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi oksalat seperti cokelat, bayam dan kacang juga bisa memicu batu ginjal. Bahkan, penggunaan suplemen tertentu dalam dosis tinggi bisa memengaruhi kadar kalsium dalam tubuh.

Sedangkan, penyebab batu ginjal non-kalsium disebabkan batu asam urat, batu sistin dan batu struvit. Kondisi tertentu seperti obesitas, diabetes, hipertensi dan genetik adalah beberapa faktor yang memicu terjadinya batu ginjal non-kalsium.

Berikut ini adalah penyebab batu ginjal yang harus Anda waspadai, di antaranya:

1. Makanan asin

Makanan asin memang bisa menggugah selera, misalnya keripik, gorengan, dan sebagainya. Namun, di balik kenikmatannya ternyata makanan ini bisa menjadi penyebab batu ginjal.

Hal ini dikarenakan peningkatan kadar sodium dalam urine dapat menghambat penyerapan kalsium dalam tubuh. Jika kalsium tidak dapat diserap dengan baik maka akan menumpuk di dalam urine sehingga menyebabkan terbentuknya material keras seperti batu pada saluran kemih.

2. Minuman

Selain teh hijau, teh hitam adalah salah satu jenis teh yang cukup populer. Namun, teh hitam merupakan jenis minuman yang kaya akan kalsium oksalat sehingga cukup berisiko jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Minuman penyebab batu ginjal ini terbentuk ketika urine mengandung kalsium, oksalat, dan asam urat yang kemudian dapat membentuk batu di dalam ginjal. Oleh karena itu, jangan mengonsumsi teh hitam secara berlebihan karena efeknya cukup mengkhawatirkan. Selain teh hitam, Anda juga harus membatasi bir hitam, koktail, minuman soda, kopi instan dan susu cokelat.

3. Daging

Sebab penyakit batu ginjal berikutnya dapat terbentuk ketika air seni mengandung asam yang sangat banyak. Mereka yang terlalu banyak mengonsumsi daging, kerang dan ikan berisiko tinggi terkena asam urat.

Seperti diketahui, daging dapat membuat urine menjadi asam. Kendati baik dikonsumsi dan memiliki rasa yang lezat, daging pun bisa menyebabkan terjadinya batu ginjal jenis asam urat. Jadi, konsumsilah daging sewajarnya dan tidak berlebihan untuk mengurangi risiko batu ginjal.

4. Suplemen

Batu kalsium oksalat adalah jenis batu ginjal yang paling umum menimpa penderita batu ginjal. Batu jenis ini terbentuk dari hasil metabolisme vitamin C. Jika Anda mengonsumsi vitamin C dengan dosis yang berlebih, maka vitamin C tersebut akan dibuang dari tubuh melalui urine.

Jika konsumsi vitamin C berlebih tidak diiringi dengan asupan air yang cukup sebagai pelarut, maka vitamin C dapat mengendap dalam bentuk asam oksalat dan berikatan dengan kalsium serta membentuk batu kalsium oksalat. Selain vitamin C, vitamin D dosis tinggi juga bisa menimbulkan gangguan metabolisme yang pada akhirnya memengaruhi kadar kalsium.

Penyebab batu ginjal akan semakin cepat jika dibarengi dengan konsumsi air yang terbatas dan tingginya kadar kalsium dalam air kemih.

5. Infeksi ginjal

Jika Anda mengalami infeksi ginjal, batu struvit dapat terbentuk di dalam ginjal. Batu struvit tersusun dari magnesium ammonium fosfat dan kalsium karbonat. Batu jenis ini terbentuk ketika terjadi peningkatan amonia dan keasaman air kemih, sehingga kelarutan fosfat berkurang.

6. Batu sistin

Tingkat kelarutan asam amino yang rendah dapat membentuk batu sistin. Kelarutan asam amino sendiri semakin kecil pada keasaman air kemih yang lebih rendah. Kadar sistin yang tinggi akan mengendap dan membentuk kristal yang kemudian menjadi penyebab batu ginjal

Batu kalsium fosfat umumnya terjadi pada mereka yang asupan kalsium dalam tubuhnya berlebihan atau kadar kalsium dalam air kemihnya tinggi.

7. Faktor genetik

Jika Anda memiliki anggota keluraga yang pernah mengalami batu ginjal, maka risiko Anda terkena batu ginjal akan lebih besar. Perlu Anda ketahui, bahwa batu sistin adalah hasil dari kelainan genetik, yang berarti gangguan ini bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Gangguan ini menyebabkan sistin bocor melalui ginjal dan ke dalam urine.

8. Dehidrasi

Kurangnya asupan air membuat Anda berisiko terkena penyakit ginjal. Batu ginjal disebabkan oleh kurangnya asupan air ini dapat dicegah dengan mengonsumsi air kurang lebih 2 liter. Perlu Anda ketahui bahwa batu urat umumnya terjadi pada mereka yang kekurangan cairan dan kelebihan asam urat sehingga menyebabkan penimbunan asam urat.

9. Obesitas

Penyebab batu ginjal yang terakhir adalah berat badan yang berelebih. Jika Anda memiliki berat badan yang berlebih maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit batu ginjal.

Nah, itulah beberapa penyebab batu ginjal yang harus Anda pahami. Pada dasarnya, penyakit batu ginjal bisa diatasi dengan mengurangi faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko. Jangan lupa, konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pencegahan dengan tepat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi