DokterSehat.Com– Berciuman biasa disimbolkan sebagai sebuah ungkapan rasa kasih dan sayang kepada kekasih. Oleh karenanya, tak heran jika banyak pasangan yang kerap kali berciuman dalam mengekspresikan ketulusan cintanya.
Selain itu, ciuman tidak hanya sebagai ungkapan rasa sayang saja, tapi juga sering digunakan sebagai pembangkit gairah sebelum melakukan hubungan seksual. Sebab, berciuman memang terbukti ampuh dalam meningkatkan gairah seseorang. Sehingga aktivitas ini sering dilakukan saat foreplay sebelum bercinta.
Namun, di balik itu semua tahukah Anda bahwa ternyata berciuman juga bisa menularkan penyakit berbahaya loh! Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa risiko penyakit menular dari berciuman.
1. Herpes
Herpes oral merupakan salah satu penyakit yang rentan dialami ketika berciuman. Hal ini dikarenakan adanya infeksi bakteri dan virus yang menular melalui air liur. Awal mula kemunculannya ditandai dengan luka atau bintik-bintik merah dengan sensasi panas pada bibir, menyerupai sariawan.
2. Mononucleosis
Penyakit menular selanjutnya adalah mononucleosis yang disebabkan oleh virus EBV (Epstein-Barr Virus). Penyakit ini tidak hanya menular lewat air liur saja, tapi juga dari napas yang dikeluarkan melalui mulut. Ketika mengalami infeksi virus ini, seseorang akan mengalami beberapa kondisi seperti sakit tenggorokan, demam, dan bahkan nafsu makan menurun drastis.
3. Gingivitis
Mungkin Anda masih sedikit asing dengan penyakit gingivitis. Jadi, gingivitis merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan peradangan pada area mulut, seperti gusi dan bibir dalam. Hal ini juga bisa dikarenakan oleh pertukaran air liur ketika berciuman. Oleh karenanya, sebelum berciuman sangat disarankan untuk membersihkan mulut terlebih dahulu.
4. Alergi
Perlu diketahui, alergi tak hanya bisa disebabkan oleh makanan yang Anda konsumsi. Tapi alergi juga bisa diawali dengan pertukaran bakteri, salah satunya adalah lewat air liur. Biasanya, ketika alergi menular, Anda akan merasa gatal-gatal pada area bibir. Gatal itu tidak bisa hilang begitu saja, tapi perlu perawatan khusus atau menggunakan obat anti alergi.