Terbit: 12 March 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sering menggabungkan obat dengan suplemen? Jangan salah, bukannya mendatangkan manfaat yang berlipat ganda, justru efek sampingnya yang terjadi. Kenali beragam jenis obat yang tidak boleh diminum bersamaan dalam ulasan berikut!

Penting, Ini Jenis Obat yang Tidak Boleh Diminum Bersamaan

Obat yang Tidak Boleh Diminum Bersamaan

Masih banyak orang yang belum mengetahui cara menggunakan obat-obatan secara tepat. Hal ini termasuk menggunakan obat berbarengan.

Harapannya, kombinasi obat dengan suplemen tertentu dapat mempercepat proses pemulihan dari akit, atau meningkatkan daya tubuh secara lebih baik. Padahal, menggabungkan jenis obat tertentu akan mendatangkan beragam efek samping merugikan.

Daripada salah, kenali beberapa obat yang tidak boleh diminum bersamaan berikut ini:

1. Warfarin dan obat pereda nyeri

Siapa yang menduga, kombinasi warfarin dengan obat pereda nyeri seperti ibuprofen termasuk jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan.

Baik warfarin maupun ibuprofen, keduanya umum digunakan oleh masyarakat. Sayangnya, jika obat tersebut Anda konsumsi bersama, maka akan muncul risiko berbahaya.

Warfarin diketahui sebagai obat antikoagulan yang cukup populer. Dokter akan meresepkan obat ini untuk orang yang mengalami pembekuan darah atau orang yang berisiko mengalaminya.

Sementara itu, ibuprofen adalah obat untuk meredakan nyeri. Obat ini tergolong sebagai obat antiinflamasi non-steroid (OAINS).

Warfarin bersifat mengencerkan darah. Di sisi lain, ibuprofen juga memiliki efek serupa. Apabila keduanya Anda kombinasikan, maka risiko komplikasi perdarahan dapat meningkat.

Dengan kata lain, kombinasi warfarin dan ibuprofen membuat Anda mudah mengalami perdarahan, dan akan sulit untuk menghentikan perdarahan tersebut.

2. Antibiotik dan obat kontrasepsi oral

Berhati-hatilah jika Anda sedang menggunakan kontrasepsi oral dan membutuhkan antibiotik. Pasalnya, efektivitas kontrasepsi tersebut dapat berkurang jika dibarengi konsumsi antibiotik tertentu.

Hal tersebut dikemukakan oleh Matthew Grissinger, RPh, seorang apoteker dan analis keamanan pendidikan di Institute for Safe Medication Practices.

Selain itu, Grissinger juga menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain jika memang perlu mengonsumsi antibiotik.

Sebaiknya konsultasikan kepada dokter mengenai konsumsi antibiotik dan efeknya terhadap kontrasepsi oral yang Anda gunakan.

3. Obat penenang dan alkohol

Jenis obat yang tidak boleh diminum bersamaan berikutnya adalah obat penenang dengan alkohol.

Perlu Anda ketahui, obat penenang memiliki efek sedasi (menimbulkan rasa kantuk). Jadi, jika Anda mengombinasikannya dengan alkohol, efek sedasi yang dihasilkan akan berlipat.

Penggunaan alkohol sebaiknya tidak digabungkan dengan obat penghilang nyeri, misalnya opioid, atau obat-obatan untuk gangguan cemas, misalnya benzodiazepin.

Melansir Mental Help, alkohol dan benzodiazepin sama-sama memengaruhi sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, kombinasi keduanya dapat mengakibatkan sedasi berlebihan dan depresi pernapasan.

 

4. Suplemen zat besi dengan kafein

Suplemen zat besi berfungsi untuk menambah sel darah merah. Apabila dikombinasikan dengan makanan atau obat yang mengandung kafein, maka fungsi suplemen tersebut akan menurun.

Penting untuk Anda ketahui, kafein dapat memengaruhi kerja suplemen sehingga fungsinya untuk menambah sel darah merah menjadi tidak bekerja.

Melansir Healthline, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa minuman berkafein dapat menurunkan penyerapan zat besi. Maka dari itu, selain obat-obatan atau suplemen, makanan yang mengandung kafein juga sebaiknya Anda hindari.

Sebaiknya, kombinasikan suplemen tersebut dengan vitamin C. Vitamin ini diketahui dapat membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh. Dengan begitu, manfaat dari suplemen akan Anda peroleh secara maksimal.

5. Suplemen zat besi dan suplemen teh hijau

Suplemen zat besi dengan suplemen teh hijau merupakan jenis obat yang tidak boleh diminum bersamaan.

Tubuh Anda membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mineral yang satu ini juga berperan dalam membuat hemoglobin, protein di dalam sel darah merah.

Sementara itu, teh hijau dipercaya mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan kulit.  Saat ini telah banyak tersedia suplemen ekstra teh hijau yang mengklaim khasiat tersebut.

Sayangnya, kombinasi kedua suplemen ini tidak disarankan. Pasalnya, teh hijau dapat menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh.

6. Obat antidepresan dan obat pereda nyeri

Jenis obat yang tidak boleh diminum bersamaan berikutnya adalah obat penenang dan alkohol. Melansir Medicareful, obat antidepresi dengan obat pereda nyeri yang tergolong antiinflamasi non-steroid (OAINS) adalah kombinasi yang berbahaya.

Jika dikonsumsi secara bersama, risiko perdarahan gastrointestinal akan meningkat. Perdarahan dapat bersifat ringan, bisa juga mengancam jiwa.

Selain obat golongan OAINS, obat antidepresan juga bereaksi jika digunakan bersama obat pereda nyeri triptan. Kombinasi keduanya memengaruhi hormon dan menyebabkan efek samping berbahaya, yaitu sindrom serotonin.

7. Suplemen zinc dengan antibiotik

Dokter atau tenaga medis akan meresepkan antibiotik untuk melawan bakteri dan mencegah infeksi. Sementara, suplemen zinc bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Ingat, jangan gabungkan penggunaan keduanya, ya. Pasalnya, antibiotik tertentu, misalnya quinolone, tetracycline, dan penicillamine, yang dikonsumsi bersama dengan suplemen zinc dapat menghambat penyerapan tubuh dalam menyerap obat.

Pada gilirannya kondisi tersebut akan menyebabkan antibiotik tidak bekerja secara maksimal. Fungsi antibiotik pun dapat menurun.

Jika memang Anda harus menggunakan keduanya, pastikan untuk memberikan jeda konsumsi. Setelah minum suplemen, tunggulah dua hingga empat jam sebelum mengonsumsi antibiotik.

8. Obat asma dan kafein

Obat asma tertentu, misalnya agonis beta-2 mempunyai efek stimulan. Jika Anda mengonsumsinya bersama dengan kafein, maka efek stimulan tersebut akan meningkat.

Perlu Anda ketahui, obat stimulan adalah golongan obat yang dapat merangsang sistem saraf (SSP). Jika efeknya berlebih, dapat muncul berbagai gejala seperti cemas, panik, peningkatan tekanan darah, dan lain-lain.

9. Suplemen minyak ikan dan obat pengencer darah

Obat yang tidak boleh diminum bersamaan selanjutnya adalah suplemen minyak ikan dengan obat pengencer darah.

Penting untuk Anda ketahui, suplemen ikan mengandung asam lemak omega 3. Kandungan ini dapat meningkatkan mood, menurunkan peradangan dalam tubuh, mengencerkan darah, dan menurunkan risiko penyumbatan pada pembuluh darah.

Sementara itu, obat pengencer darah umumnya berasal dari ginkgo biloba yang dapat mencegah penggumpalan darah.

Bisa Anda bayangkan, jika keduanya Anda konsumsi berbarengan, efek pengenceran darah akan meningkat. Akibatnya, risiko perdarahan parah dapat muncul.

10. Antibiotik dan alkohol

Anda sebaiknya berhati-hati ketika mengonsumsi antibiotik dan alkohol. Jenis antibiotik seperti metronidazole dan obat obat sulfa—jenis antibiotik yang umum digunakan—tidak disarankan dikonsumsi bersama dengan alkohol.

Menurut Russell Jenkins, MD, anggota dewan direktur the Institute for Safe Medication Practices in Huntingdon Valley, Pa., mencampur metronidazol dan alkohol dapat menyebabkan mual, muntah, muka memerah, sakit kepala, dan sakit perut.

Nah, itulah berbagai daftar jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan. Konsultasikan lebih lanjut kepada dokter sebelum mengonsumsi obat tertentu bersama-sama. Dengan begitu, Anda bisa mencegah risiko efek samping yang tidak diinginkan.

 

  1. Anonim. 2018. 3 Common Medicines You Should Never Mix. https://living.medicareful.com/3-common-medicines-you-should-never-mix. (Diakses 10 Maret 2022).
  2. Anonim. Effects of Mixing Benzodiazepines & Alcohol. https://www.mentalhelp.net/substance-abuse/alcohol/mixing-benzodiazepines-alcohol/.  (Diakses 11 Maret 2022).
  3. Anonim. Iron. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-Consumer/. (Diakses 11 Maret 2022).
  4. Doheny, Kathleen. 7 Dangerous Drug Mistakes. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/features/7-dangerous-drug-mistakes. (Diakses 10 Maret 2022).
  5. Jane, Mary. 2017. Do Coffee and Caffeine Inhibit Iron Absorption? https://www.healthline.com/nutrition/coffee-caffeine-iron-absorption#TOC_TITLE_HDR_2. (Diakses 10 Maret 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi