DokterSehat.Com – Belakangan ini bahasan tentang vaping atau rokok elektronik sedang cukup hangat di media sosial. Banyak pengguna vaping yang biasanya adalah remaja ternyata dianggap tidak begitu menghargai orang di sekitarnya mengingat asap rokok ini cenderung sangat tebal dan bisa mengganggu banyak orang. Dibalik banyaknya protes dari pengguna media sosial, banyak pengguna vaping yang berdalih jika asap yang mereka keluarkan tidak berbahaya karena tak mengandung nikotin. Namun, sebuah penelitian terbaru mungkin bisa menjadi perhatian bagi para pecinta vaping dimana hasilnya menunjukkan jika pengguna vaping semenjak remaja memiliki kecenderungan menjadi perokok berat saat mereka berusia dewasa.
Adam Leventhal, pakar kesehatan dari Emotion and Addiction Laboratory yang berasal dari University of Southern California, Los Angeles, melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa pengguna vaping akan cenderung tertarik untuk mencoba rokok konvensional dan pada akhirnya berubah menjadi perokok berat. Dalam penelitian ini, Ia melibatkan lebih dari tiga ribu siswa yang berasal dari 10 sekolah menengah di kota Los Angeles. Diketahui bahwa 67 persen siswa tidak pernah mencoba rokok elektronik maupun rokok konvensional, 23 persen pernah mencoba rokok elektronik, dan 10 persen sisanya menjadi pecinta rokok elektronik ini. Setelah beberapa waktu, diketahui bahwa 1 dari 5 siswa yang rutin menghisap rokok elektronik akan ikut menjadi pengguna rokok tembakau dan mencobanya setidaknya 3 kali dalam sebulan.
Leventhal menyebutkan jika anggapan bahwa rokok elektronik bisa mencegah orang agar tidak menjadi pecandu rokok tembakau ternyata salah kaprah. Menurut beliau, rokok ini justru membuat mereka penasaran dengan sensasi menghisap “rokok sebenarnya”. Meskipun diklaim hanya memiliki uap dengan perasa, dalam realitanya cairan rokoke elektronik mengandung banyak pemanis buatan dan bisa menghasilkan zat beracun yang juga terdapat pada rokok konvensional, yakni furan atau 5-hydroxymethylfurfural (HMF) dan juga furfural atau FA. Zat beracun ini bisa memicu masalah pernafasan bagi manusia dan menyebabkan tumor.
Dengan adanya fakta-fakta ini, apakah anda yakin masih mau menikmati rokok elektronik?