Terbit: 8 April 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Pencegahan DBD (demam berdarah dengue) dapat dilakukan dengan metode 3M Plus berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas, serta beberapa cara mencegah lainnya yang akan dijelaskan dalam artikel ini.

14 Pencegahan DBD yang Paling Efektif, Lakukan Sebelum Terlambat!

Pencegahan DBD yang Paling Efektif

Demam berdarah dengue (DBD) adalah infeksi yang ditularkan dari gigitan nyamuk (mosquito-borne) Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menularkan satu dari empat virus dengue. Seseorang yang terkena DBD mengalami gejala seperti flu mulai dari level ringan hingga membahayakan.

Menilik laporan dari Center of Disease and Prevention (CDC), setiap tahun diperkirakan ada 400 juta orang yang terinfeksi virus dengue. Wabah DBD ini umumnya berkembang setiap tahun pada musim hujan di negara-negara tropis dan subtropis seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, dan wilayah lain di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Mediterania Timur, Amerika, Karibia, dan Afrika.

Penyebaran DBD bukan karena pengaruh musim hujan namun akibat faktor lingkungan yang kotor sehingga banyak jentik nyamuk yang akhirnya berkembang biak. Nyamuk Aedes aegypti dapat bertelur hingga 100-200 telur dalam satu kali proses.

Jadi, sangat penting untuk membersihkan rumah dan lingkungan untuk mencegah jentik nyamuk penyebab DBD menetas dan berkembang dengan cara berikut ini.

1. Menguras Bak Mandi

Berdasarkan metode 3M Plus yang dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), menguras bak mandi adalah cara pencegahan DBD pertama yang paling efektif.

Nyamuk Aedes aegypti betina biasanya bertelur di bak mandi atau tempat penampungan air yang penuh air, lalu jentik-jentik tersebut akan berkembang dengan memakan mikroorganisme di kolam air. Jentik-jentik itu membutuhkan waktu sekitar 8-10 hari hingga menjadi nyamuk Aedes aegypti dewasa dan mereka akan mengulangi siklus penyebaran DBD dengan cara menggigit manusia.

Oleh karena itu, kuras bak mandi Anda secara teratur, setidaknya satu minggu sekali untuk mencegah perkembangan jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.

2. Menutup Tempat Penampungan Air

Mengikuti pola perkembangan nyamuk Aedes aegypti yang bertelur di air, jadi Anda dapat memutus media perkembangan nyamuk tersebut dengan menutup tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, atau saluran air. Dengan begini, nyamuk tidak akan bertelur lebih banyak lagi di lingkungan Anda sehingga wabah DBD dapat dicegah.

3. Mendaur Ulang Barang Bekas

Di sekitar rumah atau lingkungan Anda mungkin memiliki timbunan barang-barang bekas berupa kaleng, botol plastik, atau wadah lainnya yang dibiarkan begitu saja dan mungkin akan menjadi sarang nyamuk di musim hujan.

Sebaiknya, daur ulang barang-barang tersebut menjadi prakarya yang berguna. Sebagai contoh, Anda dapat berkreasi untuk mengolah sampah plastik menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis seperti hiasan dinding, dompet, tas, dan lainnya. Kegiatan ini bukan hanya dapat mencegah penyebaran DBD, namun juga langkah kecil untuk cinta lingkungan.

4. Membersihkan Rumah dan Lingkungan Sekitar

Jentik nyamuk mungkin juga berkembang di saluran air, selokan, got, atau tempat penampungan air lainnya di lingkungan sekitar rumah Anda, terutama bila lingkungan tersebut kotor dan dipenuhi dengan sampah-sampah.

Ini waktunya untuk membersihkan rumah dan lingkungan sekitar yang dapat dilakukan dengan kerja bakti bersama-sama. Apabila seluruh lingkungan dan tempat penampungan air bersih, maka nyamuk penyebar virus DBD tidak akan punya tempat untuk menetas sehingga Anda, keluarga, dan orang-orang di sekitar pun aman dari DBD. Ini juga cara mencegah DBD pada bayi yang paling efektif.

5. Menggunakan Obat Anti Nyamuk

Pencegahan DBD yang paling mudah dilakukan adalah dengan menggunakan obat anti nyamuk. Terdapat berbagai macam merek dan jenis obat nyamuk yang dijual bebas seperti obat nyamuk bakar, semprot (spray), dan anti nyamuk elektrik.

Biasanya, orang-orang menyalakan obat anti nyamuk di malam hari agar tidak diganggu nyamuk saat tidur namun sebenarnya nyamuk Aedes aegypti menyerang di pagi hari sampai sore menjelang petang.

6. Menaburkan Bubuk Larvasida di Tempat Penampungan Air

Larvasida adalah larutan khusus untuk mengendalikan nyamuk dan serangga lain dengan cara menaburkannya di tempat penampungan air. Bahan aktif dari larvasida dapat mencegah serangga berkembang biak sebelum mereka mencapai tingkat dewasa untuk menetas atau berkembang.

Penggunaan larvasida juga sudah mendapat persetujuan aman dari World Health Organization (WHO). Ini bermanfaat untuk mencegah penyakit vector-borne seperti DBD dan malaria. Selain itu, WHO juga merekomendasikan bahwa larvasida aman untuk penggunaan air.

7. Tidak Menggantung Pakaian di Dalam Kamar

Pernahkah Anda membuka lemari dan tiba-tiba ada serangan nyamuk yang berterbangan saat Anda mengambil satu baju dalam lemari? Nyamuk mungkin juga bersarang pada baju-baju yang digantung di lemari pakaian Anda karena tempatnya yang lembap dan gelap.

Sebaiknya, tidak menggantung baju dan merapikannya dengan benar. Selain itu, Anda juga disarankan untuk membersihkan benda-benda menumpuk agar tidak jadi rumah nyamuk.

8. Memasang Kawat Kasa pada Jendela dan Ventilasi

Anda dapat memasang kawat kasa atau kelambu anti nyamuk di jendela dan ventilasi rumah Anda agar nyamuk tidak masuk. Anda juga dapat memasang kelambu di tempat tidur Anda.

Walaupun demikian, cara mencegah DBD ini mungkin kurang efektif karena nyamuk bisa saja masuk melalui celah-celahnya. Pencegahan DBD yang paling efektif adalah dengan membersihkan rumah agar tidak ada sarang nyamuk di tempat Anda.

9. Memelihara Ikan Pemakan Jentik Nyamuk

Mengacu pada program 3M+ dari Kemenkes, Anda dianjurkan untuk memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Contoh ikan pemakan jentik nyamuk adalah ikan gupi, ikan mas, dan ikan kepala timah. Walaupun demikian, ikan-ikan ini mungkin hanya akan memakan jentik nyamuk di sekitar akuarium atau kolam ikan saja.

10. Menggunakan Pakaian Tertutup untuk Aktivitas di Luar

Lakukan pencegahan DBD dari diri sendiri dengan menggunakan pakaian panjang saat beraktivitas di luar ruangan. Terutama jika Anda mungkin pergi ke wilayah terbuka seperti persawahan, taman, lapangan, atau tempat-tempat lain yang berpotensi banyak nyamuk.

11. Menggunakan Losion Anti Nyamuk

Oleskan losion anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk atau serangga lain. Pilih produk yang mengandung ekstrak lavender, geranium, kulit jeruk, serai, lemon balm, atau peppermint. Ikuti petunjuk penggunaan losion anti nyamuk dengan benar.

12. Menanam Tanaman Anti Nyamuk Alami

Menanam tanaman anti nyamuk adalah cara mencegah DBD secara alami. Terdapat beberapa jenis tanaman yang dipercaya dapat mengusir nyamuk seperti lavender, geranium, jeruk, serai, lemon balm, citrosum, catnip, basil, atau peppermint. Selain anti nyamuk, jenis tanaman tersebut juga indah dan baik untuk lingkungan.

13. Fogging

Fogging adalah program pencegahan DBD yang biasanya dilakukan di area pemukiman atau perumahan. Fogging atau pengasapan dilakukan dengan larutan insektisida untuk memberantas nyamuk dan serangga.

Walaupun demikian, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa fogging bukan menjadi solusi untuk cara mencegah DBD karena nyamuk menjadi resisten terhadap larutan dan asap fogging tersebut.

14. Vaksin DBD

Pada bulan Mei 2019, vaksin DBD Dengvaxia® telah disetujui U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan pada anak-anak berusia 9-16 tahun yang hidup di pemukiman dimana wabah demam dengue sering berkembang. Sampai saat ini, vaksin DBD baru tersedia di beberapa negara tertentu saja.

Vaksin DBD ini dikembangkan oleh manufaktur bernama Sanofi Pasteur. Pada 2017 mereka mengumumkan bahwa orang yang belum pernah terinfeksi virus ini mungkin tetap memiliki risiko tinggi mengalami gejala demam berdarah parah apabila mereka terinfeksi virus setelah diberikan vaksin.

Cara Mencegah DBD pada Bayi dan Anak

Berikut ini adalah cara mencegah DBD pada bayi berdasarkan Center of Disease and Prevention (CDC):

  • Kenakan bayi Anda pakaian tertutup, termasuk untuk telapak kakinya juga.
  • Gunakan kelambu pada kereta bayi Anda saat Anda mengajaknya berjalan-jalan keluar.
  • Anda mungkin juga menggunakan kelambu untuk tempat tidur bayi.
  • Gunakan losion atau minyak anti nyamuk khusus untuk anak dan ikuti petunjuk penggunaan.
  • Jangan menggunakan produk yang mengandung minyak lemon eucalyptus (OLE) atau para-menthane-diol (PMD) pada anak di bawah 3 tahun.
  • Jangan mengoleskan obat anti serangga ke tangan, mata, mulut, luka, atau kulit anak yang teriritasi.

Beberapa produk anti nyamuk mungkin hanya aman untuk anak usia 3 tahun, jadi sebaiknya gunakan minyak esensial alami dari lavender atau geranium sebagai cara mencegah DBD pada bayi. Konsultasi pada dokter untuk obat anti serangga khusus untuk bayi.

 

  1. CDC. 2020. Avoid Dengue by Preventing Mosquito Bites. https://www.cdc.gov/features/avoid-dengue/index.html. (Diakses pada 8 April 2020).
  2. CDC. 2019. Dengue Vaccine. https://www.cdc.gov/dengue/prevention/dengue-vaccine.html. (Diakses pada 8 April 2020).
  3. Kemenkes. 2019. Upaya Pencegahan DBD dengan 3M Plus. http://promkes.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus. (Diakses pada 8 April 2020).
  4. Miche, Christopher. 2015. 8 Plants That Repel Mosquitoes Naturally. https://www.prevention.com/health/a20458112/how-to-grow-a-mosquito-repellent-garden/. (Diakses pada 8 April 2020).
  5. Paddock, Michael. 2018. Everything you need to know about Dengue fever. https://www.medicalnewstoday.com/articles/179471. (Diakses pada 8 April 2020).
  6. UNILAB. 2019. 10 Tips to Avoid Dengue at Home. https://www.unilab.com.ph/articles/10-Tips-to-Avoid-Dengue-at-Home. (Diakses pada 8 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi