Terbit: 25 March 2018 | Diperbarui: 27 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Pada saat siklus alami bulanan (menstruasi) Anda datang, tentunya Anda akan sangat membutuhkan alat yang membantu untuk menyerap darah haid agar tidak tercecer kemana-mana. Alat tersebut berupa pembalut maupun tampon. Kedua alat tersebut mempunyai fungsi yang sama meski bentuk, jenis, dan cara pemakaiannya berbeda.

Pembalut atau Tampo, Mana yang Lebih Berbahaya? 

Di Indonesia, tampon jarang sekali dipilih serta kalah populer dibandingkan dengan pembalut. Ternyata ada faktor yang menyebabkan mengapa tampon jarang sekali digunakan. Faktor tersebut adalah munculnya stigma ‘keperawanan’ dari para gadis. Mereka berpikir bahwa dengan menggunakan tampon, akan hilang keperawanan karena cara pemakaianya yang dimasukkan ke dalam vagina.

Namun, bagi Anda yang masih bingung memilih antara pembalut atau tampon yang nyaman digunakan saat menstruasi, Anda bisa simak penjelasannya berikut ini:

Pembalut

Pembalut merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyerap darah saat menstruasi. Pembalut terbuat dari bantalan kapas dan kain berbentuk persegi panjang sehingga dapat menyerap cairan. Cara pemakaian pembalut hanya cukup direkatkan pada celana dalam saja. Pada jenis pembalut sendiri dibagi menjadi dua yakni pembalut bersayap atau ada tambahan kain di sisi-sisinya yang berguna untuk dilipat di sisi celana dalam agar pembalut tidak bergeser sehingga tidak jadi kebocoran.

Tampon

Tampon memiliki fungsi yang sama dengan pembalut, namun memiliki bentuk dan cara pemakaian yang berbeda. Tampon terbuat dari bantalan kapas lembut sama dengan pembalut, bedanya jika pembalut berbentuk persegi panjang, tampon justru berbentuk silinder. Cara pemakaian tampon cukup unik, yakni dimasukkan ke dalam vagina. Hal inilah yang membuat sebagian wanita merasa enggan menggunakan tampon.

Lalu, apakah keduanya memiliki efek berbahaya? Jika iya, lebih bahaya mana antara pembalut atau tampon?

Pembalut mengandung parfum yang akan membahayakan area vagina, karena seperti yang Anda tahu jika Vagina sensitif terhadap bau kimia sehingga dapat menyebabkan iritasi. Selain itu, saat menggunakan pembalut Anda harus selalu memperhatikan waktu untuk menggantinya. Umumnya, waktu yang baik untuk mengganti pembalut adalah 2-4 jam. Karena jika Anda mengganti pembalut lebih dari 4 jam, maka Anda akan mengalami masalah pada vagina Anda. Peermukaan pembalut yang basah akan meyebabkan vagina lembab serta munculnya bakteri yang dapat mengakibatkan inveksi pada vagina.

Sama halnya dengan tampon jika dipakai berjam-jam tanpa diganti akan memiliki efek membahayakan bagi kesehatan. Masalah yang akan mengintai Anda adalah timbulnya penyakit Toxic shock syndrome (TSS) yakni sebuah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri. Tampon tidak hanya menyerap darah haid saja melainkan cairan alami yang dibutuhkan oleh vagina. Jika darah haid yang keluar hanya sedikit, maka yang di serap oleh tampon adalah cairan alami tersebut.

Hal tersebut dapat menyebabkan tumbuhnya berbagai bakteri termasuk bakteri penyebab TTS. Dan yang paling membahayakan lagi jika menggunakan tampon terlalu lama adalah, tertinggalnya tampon di dalam vagina yang disebabkan oleh benang penarik yang terputus dari bagian tampon utama.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi