Terbit: 24 December 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Jumlah korban tsunami yang menerjang Provinsi Banten dan Lampung terus bertambah. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menyebut pada Senin, 24 Desember 2018 pukul 07.00 WIB telah ada 281 korban meninggal, 1.016 korban luka, dan 57 orang yang belum ditemukan. Tercatat, lebih dari 11 ribu penduduk mengungsi akibat bencana ini.

Patah Tulang, Kasus Terbanyak Korban Tsunami Selat Sunda

IDI telah mendirikan 5 Posko

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Banten, Hendrarto, SpTHT menyebut pihaknya telah mendirikan 5 posko yang berada di Puskesmas terdekat dengan area yang terdampak gempa, yakni di Puskesmas Carita, Labuan, Cibaliung, Sumur, dan Panimbang. Di puskesmas-puskesmas ini, para tenaga medis yang dikirimkan ke sana melakukan penanganan medis tanggap darurat.

Setidaknya, terdapat 100 orang dari IDI yang diterjunkan untuk menangani kondisi para korban. Para tim medis ini juga berasal dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Ahli badan Ortopedi Indonesia (PABOI), serta Perhimpunan Dokter emergensi Indonesia (PDEI).

Selain puskesmas, lima rumah sakit juga sudah disiagakan untuk penanganan medis tingkat lanjut bagi para korban bencana. Rumah sakit tersebut adalah RSUD Banten, RSUD Pandeglang, RS Sari Asih, RS Berkah, dan RS Drajat.

Kasus patah tulang mendominasi

Sementaraa itu, Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT menyebut korban tsunami di wilayah Banten kebanyakan mengalami patah tulang sehingga sangat membutuhkan penanganan trauma dan ortopedi. Dr. Adib juga menyebut penanganan operasi bedah tulang dan bedah saraf paling banyak dilakukan di wilayah tersebut.

Sementara itu, IDI juga mengeluarkan pernyataan bahwa mereka membutuhkan tenaga medis tambahan karena banyaknya korban tsunami yang memerlukan penanganan medis segera.

“Tim medis IDI membutuhkan tenaga medis tambahan di bidang ortopedi, bedah saraf, obgyn, dan pediatric. Kami juga membutuhkan peralatan medis darurat tambahan. Persediaan obat juga semakin menipis sehingga harus segera ditambah. Selain itu, kami juga membutuhkan ambulans tambahan agar bisa membawa korban yang harus dirujuk ke rumah sakit,” tulis pernyataan resmi IDI.

Evakuasi korban

Sementara itu, IDI juga menyebut proses evakuasi korban yang dilakukan para relawan, anggota TNI, Polri, dan masyarakat masih dilakukan. Menurut data yang telah terkumpul, kebanyakan korban adalah wisatawan dan masyarakat lokal yang berasal dari kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita. Di libur Natal dan Tahun Baru seperti sekarang ini, pantai-pantai ini memang dikenal penuh sesak dengan wisatawan.

Pertolongan pertama patah tulang

Pakar kesehatan menyebut penanganan patah tulang tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Jika tidak, maka korban bisa saja mengalami luka terbuka akibat terkena tulang yang patah sehingga akan membuat kondisinya menjadi lebih berbahaya.

Berikut adalah beberapa jenis penanganan luka terbuka yang perlu kita lakukan.

  1. Pastikan korban tidak bergerak terlalu banyak

Demi mencegah cedera yang lebih parah, sebaiknya korban diminta untuk tidak banyak bergerak. Jika yang patah adalah bagian punggung atau leher, kita juga sebaiknya tidak sembarangan mengangkat atau memindahkannya. Tunggulah tim medis yang memiliki kompetensi atau peralatan yang memadai untuk membantunya.

  1. Waspadai perdarahan

Jika korban patah tulang juga mengalami perdarahan akibat terkena patahan tulang, sebaiknya kita segera membersihkan luka dan menghentikan perdarahan ini dengan membungkusnya memakai perban atau kain steril. Jika perlu, berikan tekanan pada luka.

  1. Waspadai serangan syok

Korban patah tulang sangatlah rentan terkena syok. Gejala dari kondisi ini bisa berupa kepala pusing, tubuh yang lemas, kulit yang pucat, keringat dingin, sesak napas, hingga meningkatnya denyut jantung. Pastikan untuk menenangkan korban dan memberikan selimut. Posisi kaki juga bisa ditinggikan sekitar 30 cm.

  1. Kurangi pembengkakan

Patah tulang biasanya juga menyebabkan gejala pembengkakan. Kita bisa membantu menangani pembengkakan ini dengan memberikan kompres dingin atau es yang dibungkus dengan handuk atau kain bersih.

  1. Minta bantuan medis

Segera panggil bantuan medis demi membantu korban. Jika korban mengalami patah tulang pada bagian tangan atau kaki, kita bisa melarikannya ke rumah sakit, namun jika korban mengalami patah tulang di bagian yang rawan seperti kepala, leher, atau tulang punggung, sebaiknya kita menunggu bantuan medis demi mencegah patah tulang menjadi semakin parah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi