Terbit: 29 July 2019 | Diperbarui: 9 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Obesitas adalah salah satu kondisi berbahaya yang sering dialami oleh banyak orang. Tubuh yang terlalu berlemak ini dianggap sebagai pilihan karena hidup sehat pun bisa dilakukan untuk menurunkan lemak di tubuh. Meski demikian, obesitas yang dialami oleh seseorang tidak selalu berhubungan dengan pilihan hidupnya atau karena mereka malas berolahraga saja.

9 Alasan Mengapa Obesitas Tidak Selalu Sebuah Pilihan Hidup

Alasan mengapa obesitas bukan pilihan

Banyak yang mengatakan kalau seseorang yang mengalami obesitas memicu kondisi itu muncul sendiri. Misal dengan makan sembarangan dan juga malas melakukan olahraga. Namun, obesitas juga dipicu oleh banyak hal lainnya.

  1. Genetik dan kondisi saat belum lahir

Kalau dalam riwayat keluarga ada beberapa orang mengalami obesitas, kemungkinan besar mereka akan mengalaminya juga. Menurut penelitian, genetik berpengaruh cukup besar meski pola makan saat dewasa juga bisa memengaruhi kondisi fisik seseorang. Terkadang ada yang orang tuanya kurus, tapi anaknya justru gemuk.

Selain genetik yang memiliki peranan besar, seseorang dengan kondisi obesitas juga dipengaruhi oleh apa yang dimakan ibu saat hamil. Kalau bayi yang lahir memiliki berat badan yang berlebihan, kemungkinan besar saat dewasa mereka juga akan memiliki berat badan yang jauh lebih besar.

  1. Kelahiran dan kebiasaan mulai bayi

Dari beberapa penelitian yang dilakukan, seseorang yang dilahirkan dengan cara Caesar akan lebih mudah mengalami obesitas. Selanjutnya anak yang sejak kecil mendapatkan suplai susu formula dalam jumlah banyak juga akan lebih mudah mengalami obesitas dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan ASI eksklusif.

Meski memiliki kemungkinan obesitas yang tinggi, seseorang dengan kondisi ini masih bisa mencegahnya dengan baik. Asal selama tumbuh besar ada asupan nutrisi yang seimbang dan rutin melakukan olahraga, kemungkinan besar akan terjadi penurunan risiko dan bisa tumbuh dengan lebih sehat.

  1. Pengaruh obat dan kondisi medis tertentu

Seseorang yang memiliki kondisi tertentu seperti stres atau anxiety biasanya cenderung mudah mengalami obesitas. Hal ini dipicu oleh kebiasaan makan yang buruk selama kambuh. Selanjutnya pengaruh obat tertentu seperti obat untuk mengatasi diabetes dan obat untuk kesehatan psikologi juga memicu kondisi obesitas.

  1. Hormon lapar yang tinggi

Setiap orang memiliki hormon yang akan membuat mereka jadi makan dengan mudah. Nafsu makan akan meningkat dengan sendirinya dan membuat Anda terobsesi dengan makanan. Pada beberapa orang, hormon ini ada sangat banyak dan terlalu kuat. Dampaknya, keinginan untuk makan jadi sering tidak bisa dikontrol dengan baik.

  1. Mengalami resistensi leptin

Leptin adalah hormon yang akan memberi tahu  tubuh kalau Anda sedang lapar atau sudah kenyang. Kalau tubuh tidak bisa memiliki leptin atau malah mengalami resistensi, rasa lapar akan sering sekali terjadi. Bahkan, setelah makan pun tubuh akan menganggap kita masih lapar. Akibat tubuh terus merespons kondisi lapar, kita jadi makan terlalu banyak dan berlebihan. Kondisi ini memicu penumpukan kalori dan memicu obesitas.

  1. Pengetahuan tentang nutrisi buruk

Selain mengontrol apa yang kita makan dengan baik, ada baiknya memiliki pengetahuan tentang nutrisi. Paling gampang Anda tahu kalau makanan ini mengandung lemak, karbohidrat, atau protein. Kalau sudah mengenal nutrisi dengan baik khususnya hal dasar, Anda bisa menjaga apa saja yang masuk ke dalam tubuh agar tidak berlebihan dan memicu masalah yang lebih besar seperti obesitas hingga diabetes.

Anda bisa memasang aplikasi untuk melihat berapa kalori yang masuk ke tubuh dan nutrisinya.  Kalau ingin memasak, takar semuanya dengan baik agar tubuh tidak berlebihan menerima kalori.

  1. Kecanduan junk food

Tahukah Anda kalau makanan juga membuat banyak orang mengalami ketagihan. Kalau tidak mengonsumsi makanan itu rasanya seperti ada yang kurang dan tidak bisa bekerja dengan tenang. Setidaknya berdasarkan penelitian sekitar 20 persen orang mengalami kecanduan dengan junk food.

Kecanduan makanan ini bukan dibuat-buat dan memang ada. Kalau seseorang mengalami kecanduan makanan, mereka tidak memiliki pilihan untuk makan. Zat kimia di dalam otak akan membuat keputusan sendiri dan ini akan sangat berbahaya kalau terus dibiarkan.

  1. Efek dari bakteri di saluran cerna

Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak semuanya diserap dengan sempurna energiya. Ada yang hanya numpang lewat saja dan dibuang dalam bentuk feses. Nah, pada beberapa orang, bakteri yang ada di saluran cerna membuat makanan yang masuk lebih mudah diserap energinya oleh tubuh.

Akibat mudah diserap energinya oleh tubuh, Anda akan mendapatkan cukup banyak kalori dari kondisi normal. Akibat tubuh sering surplus kalori dan aktivitas yang dilakukan tidak banyak, kelebihan kalori yang dihasilkan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak.

  1. Pengaruh lingkungan

Pengaruh lingkungan juga menyebabkan seseorang jauh lebih mudah mengalami obesitas. Hal ini bisa terjadi kalau akses untuk mendapatkan makanan yang sehat cukup sulit. Misal Anda berada di lingkungan yang isinya hanya ada makanan yang digoreng dan camilan manis lainnya. Kalau ingin mendapatkan makanan yang sehat butuh perjalanan yang jauh.

Kalau Anda bisa memasak sendiri mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, kalau tidak bisa masak dan hanya menggantungkan diri pada membeli makanan di sekitar rumah, sulit rasanya untuk mencegah obesitas. Kalau kondisi Anda seperti ini ada baiknya untuk mulai mengubahnya agar tidak memicu obesitas pada semua orang.

Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas kalau pada dasarnya beberapa orang sudah berusaha untuk menurunkan berat badannya. Namun, karena memiliki kondisi fisik atau medis tertentu, hal itu jadi agak sulit dilakukan. Yang bisa dilakukan oleh mereka yang obesitas adalah tetap berolahraga dengan rutin, diet yang tepat, dan rutin memeriksakan dirinya.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi