Terbit: 12 April 2021 | Diperbarui: 19 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Obat peninggi badan kian diminati karena diklaim dapat membantu menambah tinggi badan. Benarkah mengonsumsi suplemen tersebut efektif meninggikan badan? Ketahui informasi selengkapnya di bawah ini! 

Konsumsi Obat Peninggi Badan, Apakah Aman dan Efektif?

Apakah Obat Peninggi Badan Ampuh? 

Memiliki badan yang tinggi bisa memberikan banyak keuntungan, misalnya menjadi lebih percaya diri. Bahkan, penelitian yang dilakukan di Edinburgh University, Skotlandia, menghasilkan fakta bahwa orang tinggi cenderung memiliki IQ lebih tinggi, lebih bahagia, dan memiliki risiko lebih kecil untuk terkena masalah demensia.

Lantas, apakah benar jika obat peninggi berat badan bisa membantu kita menjadi lebih tinggi? Pakar kesehatan mengatakan jika mengonsumsi obat peninggi badan pada usia pertumbuhan, ada kemungkinan hal ini akan memberikan dampak, namun jika mengonsumsinya saat tubuh sudah berhenti tumbuh, kemungkinan besar tidak akan efektif.

Pakar kesehatan menyebut bahwa pertumbuhan akan berhenti pada akhir pubertas. Rata-rata masa pubertas kaum pria berakhir pada usia 20 tahun. Sementara pubertas pada wanita berakhir pada usia 18 tahun.

Tahap akhir pertumbuhan seseorang terjadi pada epifisis atau pelat pertumbuhan yang berada pada ujung tulang panjang lengan dan kaki. Selama dan sebelum pubertas, epifisis lunak memungkinkan adanya tulang berambahan dan memacu pertumbuhan.

Selama masa pubertas, epifisis akan mulai membeku dan menyatu sepenuhnya setelah pubertas. Setelah epifisis menyatu, tubuh tidak akan mengalami pertumbuhan lagi.

Meskipun para produsen memproduksi suplemen yang bertujuan membalikkan proses ini. Namun, tidak ada bukti klinis yang memastikan bahwa suplemen atau obat peninggi badan tersebut efektif.

Mengetahui fakta ini, jika Anda masih berada pada usia yang masih memungkinkan pertambahan tinggi badan; sebaiknya hindari obat-obatan tersebut, beralihkan dengan konsumsi makanan sehat dan rajin berolahraga.

Meski faktor genetik atau keturunan bisa memengaruhi tinggi badan, akan tetapi ada kemungkinan gaya hidup sehat bisa membantu menambah tinggi badan.

Baca Juga: Tinggi Badan Ideal Sesuai Umur pada Laki-Laki dan Perempuan

Amankah Obat Peninggi Badan? 

Tidak sedikit produk peninggi badan dengan menggunakan banyak bahan yang mengklaim bisa membuat tubuh lebih tinggi.

Namun, produk ini tidak melalui uji klinis. Bahkan, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan yang berbasis di Amerika tidak mengatur atau mengonfirmasi keakuratan pernyataan yang dibuat oleh produsen suplemen kesehatan.

Selain itu, beberapa bahan yang terdapat dalam suplemen peninggi badan tidak pernah menerima evaluasi menyeluruh yang memastikan keamanan dan pengaruh penggunaan jangka panjang dari bahan tersebut.

Oleh karenanya, sebelum mengonsumsi obat peninggi badan terbaik sekalipun, sebaiknya baca komposisi pada kemasan produk dan konsultasikan dengan dokter untuk memastikan suplemen ini tidak membahayakan kesehatan Anda.

Hormon Pertumbuhan (HGH) untuk Menambah Tinggi Badan 

Human growth hormone (HGH) atau hormon pertumbuhan manusia adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh secara alami ketika masa pertumbuhan, tepatnya pada kelenjar pituitari yang terletak di otak. Namun, ketika usia paruh baya, kelenjar pituitari secara perlahan mengurangi produksi hormon pertumbuhan.

HGH adalah hormon yang penting untuk mendorong pertumbuhan masa kanak-kanak dan membantu memelihara jaringan dan organ. HGH juga berperan dalam banyak proses lain dalam tubuh, termasuk kepadatan tulang, massa otot, dan suasana hati (mood).

Hormon pertumbuhan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak bisa menyebabkan masalah pertumbuhan yang signifikan. HGH terlalu sedikit adalah salah satu penyebab utama tubuh pendek dan kondisi seperti dwarfisme (tubuh pendek karena genetik atau medis).

Hormon pertumbuhan bisa digunakan pada anak-anak yang mengalami pertumbuhan abnormal. Pengobatan ini harus berdasarkan resep dari dokter dan hanya efektif pada anak-anak yang belum mencapai pubertas. Hormon HGH berfungsi untuk membantu tubuh memproduksi hormonnya sendiri.

Meskipun suplemen HGH diklaim membantu pertumbuhan, namun HGH tidak akan membuat tumbuh lebih tinggi setelah melewati masa pubertas.

Baca Juga: 12 Makanan Penambah Tinggi Badan (Mudah Didapatkan)

Efek Samping HGH

Kebanyakan orang menerima perawatan HGH dengan baik dengan sedikit masalah. Adapun kemungkinan efek samping yang dapat terjadi, termasuk:

  • Nyeri otot.
  • Ketidaknyamanan sendi.
  • Sakit kepala
  • Pembengkakan pada tangan dan kaki.

Jika mengalami gejala ini atau masalah lainnya, segera konsultasikan dengan dokter. Mungkin dokter akan mengubah dosis jika perlu untuk membantu mengatasi gejala.

Sedangkan pengobatan HGH dapat menyebabkan sejumlah efek samping bagi orang dewasa yang sehat, meliputi:

  • Carpal tunnel syndrome.
  • Peningkatan resistensi insulin.
  • Diabetes tipe 2.
  • Pembengkakan pada lengan dan tungkai (edema).
  • Nyeri sendi dan otot.
  • Pembesaran jaringan payudara pada pria (ginekomastia).
  • Meningkatnya risiko kanker tertentu.

 

  1. Anonim. 2020. Human growth hormone (HGH): Does it slow aging?. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/healthy-aging/in-depth/growth-hormone/art-20045735?pg=2. (Diakses pada 12 April 2021)
  2. Adams, Allison. 2019. The Truth About Grow Taller Supplements. https://healthfully.com/can-foods-make-you-grow-taller-4750342.html
  3. Higuera, Valencia. 2019. What do growth hormone injections do?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/312905 (Diakses pada 12 April 2021)
  4. Silver, Natalie. 2019. How to Increase Your Height: Is There Anything I Can Do?. https://www.healthline.com/health/how-to-increase-height. (Diakses pada 12 April 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi