Terbit: 6 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selain menyikat gigi, banyak orang yang juga menggunakan obat kumur demi membuat mulut menjadi lebih bersih dan segar. Hanya saja, penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur bisa jadi mempengaruhi tekanan darah dan kondisi jantung dengan signifikan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Memakai Obat Kumur Bisa Mempengaruhi Tekanan Darah

Dampak Memakai Obat Kumur bagi Tekanan Darah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli dari University of Plymouth, Inggris, disebutkan bahwa dampak dari penurunan tekanan darah yang didapatkan setelah berolahraga cenderung berkurang gara-gara penggunaan obat kumur, khususnya yang berjenis anti bakteri.

Penelitian ini membuktikan bahwa kandungan di dalam obat kumur antiseptik mampu merusak keseimbangan bakteri mulut. Padahal, keberadaan bakteri ini bisa berpengaruh besar bagi kesehatan jantung. Para peneliti pun menyarankan orang-orang yang rutin berolahraga atau sedang berusaha menurunkan tekanan darah untuk lebih cermat dalam menggunakan obat kumur.

Dalam penelitian ini, 23 partisipan berusia dewasa dilibatkan. Para partisipan ini diminta untuk berlari di atas treadmill dalam durasi 30 menit. Para partisipan kemudian dicek kondisinya di setiap satu menit, 30 menit, 60 menit, dan 90 menit usai melakukan latihan.

Selain itu, partisipan juga dibagi menjadi dua kelompok. Ada yang diminta untuk menggunakan obat kumur anti-bakteri dan ada yang diminta untuk berkumur dengan air rasa mint. Setelahnya, mereka dicek air liurnya, kondisi darahnya, dan tekanan darahnya.

Hasil dari pengecekan ini adalah, partisipan yang hanya berkumur dengan air rasa mint mengalami penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 5,2 mm/Hg dalam waktu 1 jam setelah berolahraga. Sementara itu, partisipan yang menggunakan obat kumur hanya mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 2 mm/Hg.

“Kami menemukan bahwa setelah berolahraga, terjadi peningkatan produksi nitrit oksida di dalam tubuh yang memicu pelebaran pembuluh darah, sirkulasi darah yang meningkat dan penurunan tekanan darah,” ucap dr. Raul Bescos, pemimpin dari penelitian ini.

Hanya saja, karena terjadi perubahan keseimbangan bakteri dan ludah di dalam mulut, keberadaan sintetis nitrit ini juga terganggu sehingga akhirnya tidak mampu membantu menurunkan tekanan darah.

Dampak Lain Dari Penggunaan Obat Kumur

Ada berbagai dampak positif dan negatif yang bisa didapatkan jika kita rutin menggunakan obat kumur.

Berikut adalah berbagai dampak tersebut.

  1. Mencegah Gigi Berlubang

Kandungan fluoride di dalam obat kumur disebut-sebut bisa memberikan perlindungan bagi gigi sehingga mencegahnya rusak atau rapuh.

  1. Mencegah Masalah Gusi

Kandungan anti bakteri dan chlorhexidine di dalam obat kumur disebut-sebut bisa membantu mencegah masalah gusi layaknya gingivitis.

  1. Bisa Membantu Mengatasi Sariawan

Obat kumur disebut-sebut bisa membantu meredakan sariawan karena kandungannya akan mendukung proses pembentukan jaringan pada luka sariawan. Hanya saja, hal ini bisa memberikan sensasi nyeri luar biasa pada luka sariawan, apalagi jika di dalam obat kumur terdapat kandungan alkohol.

  1. Tidak Akan Mengatasi Bau Napas

Meski bisa mengatasi masalah bau napas, efeknya biasanya hanya akan sementara. Hal ini berarti, kita memang harus lebih rajin menjaga kesehatan gigi dan mulut jika ingin mengatasi masalah ini dengan tuntas.

  1. Membuat Masalah Mulut Kering Semakin Parah

Obat kumur bisa membuat masalah mulut kering dan lidah kering semakin parah. Hal ini tentu akan membuat sensasi tidak nyaman sekaligus memperburuk masalah bau mulut.

Melihat fakta ini, sebaiknya memang kita tidak sembarangan menggunakan obat kumur. Jika memang membutuhkannya, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakannya.

 

Sumber:

  1. Vatican, Johnny. 2019. How Does Mouthwash Affect Blood Pressure?. medicaldaily.com/9-amazing-facts-about-protein-coffee-and-how-it-can-change-your-life-440280. (Diakses pada 6 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi