Terbit: 29 March 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Favipiravir adalah obat antivirus untuk mengatasi influenza. Peneliti dari pemerintah China menyampaikan bahwa obat antiflu favipiravir yang dikembangkan oleh Jepang memiliki potensi untuk mengatasi wabah Coronavirus. Ketahui favipiravir obat apa, penelitian terbaru, dosis, fungsi, efek samping, dll.

Favipiravir: Penelitian Terbaru, Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll

Rangkuman Informasi Obat Favipiravir

Berikut ini adalah informasi umum obat favipiravir:

Nama Obat Favipiravir
Kandungan Obat Favipiravir
Kelas Obat Antivirus
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi influenza akibat infeksi virus
Kontraindikasi Berakibat fatal pada ibu hamil
Sediaan Obat Tablet
Harga Obat Belum diketahui

Obat ini masih dalam penelitian untuk kebutuhan penyembuhan gejala Coronavirus atau virus lainnya. Favipiravir baru-baru ini disetujui di Jepang dengan merek dagang Avigan sebagai obat antiflu yang produksinya dan persebarannya hanya ada di pasaran Jepang.

Favipiravir Obat Apa?

Favipiravir adalah senyawa antivirus berbasis RNA untuk mengatasi beberapa jenis virus influenza termasuk influenza A (H1N1) pdm09, influenza A (H5N1 atau flu burung), dan virus avian A (H7N9).

Awalnya, favipiravir ini dikenal dengan nama T-705 dan 6-fluoro-3-hydroxy-2-pyrazinecarboxamide. Obat ini berperan sebagai RNA polimerase virus dengan mekanisme aksi baru untuk menghambat replikasi gen virus dalam sel yang terinfeksi agar tidak menyebar ke organ lainnya.

Obat antivirus eksperimental ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi FujiFilm Toyama Chemical of Japan yang baru-baru ini juga diklaim efektif mengatasi virus Corona (COVID-19) oleh peneliti dari pemerintah China. Obat favipiravir ini telah masuk daftar uji klinis obat Coronavirus yang potensial dan menjanjikan dalam penelitian di China.

Kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi China menyampaikan bahwa obat ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan jelas efektif dalam perawatan pasien COVID-19, termasuk untuk mengelola gejala pneumonia.

Berdasarkan uji coba pertama, pasien positif COVID-19 yang menggunakan obat favipiravir ini menunjukkan kondisi paru-paru yang membaik sekitar 91% dibandingkan dengan 62% atau pasien yang tidak menggunakan obat ini. Uji coba ini melibatkan masing-masing 240 pasien dan 80 pasien yang dilakukan di beberapa kota di China termasuk Wuhan dan Shenzhen.

Walaupun demikian, belum ada laporan khusus dari perusahaan farmasi FujiFilm Toyama Chemical of Japan yang memproduksi obat ini. Berdasarkan laporan dari kementerian kesehatan Jepang, dokter di Jepang telah menggunakan obat yang sama untuk menangani pasien COVID-19, namun tidak ada hasil yang signifikan.

Selain itu, obat favipiravir membutuhkan persetujuan dari pemerintah dan lisensi Jepang untuk penggunaan skala penuh pada pasien Covid-19 karena obat ini pada dasarnya hanya digunakan untuk mengobati influenza.

Fungsi Obat Favipiravir

Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi virus influenza, termasuk:

  • Influenza A (H1N1) pdm09
  • Influenza A (H5N1 atau flu burung)
  • dan virus avian A (H7N9)

Selain sebagai obat antiinfluenza, favipiravir juga berperan untuk menghentikan RNA replikasi virus di tubuh yang terinfeksi, termasuk:

  • Arenavirus (Junin, Machupo, dan Pichinde)
  • Phlebovirus (Demam Rift Valley, sandfly fever and Punta Toro)
  • Hantaviruses (Maporal, Dobrava, dan Prospect Hill)
  • Flavivirus (demam kuning dan West Nile)
  • Enterovirus (polio dan rhinovirus)
  • Virus alphavirus
  • Virus Western equine encephalitis
  • Paramyxovirus
  • Virus syncytial pernapasan
  • Norovirus
  • Demam Lassa virus

Selama wabah Ebola di Afrika Barat pada tahun 2014, favipiravir digunakan untuk mengobati beberapa pasien namun efektivitasnya tidak jelas. Saat ini, para ilmuwan sedang meneliti tentang potensi obat Avigan untuk mengatasi wabah COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia.

Peringatan Obat Favipiravir

Perhatikan peringatan obat berikut ini:

  • Obat resep yang harus digunakan sesuai perintah dokter.
  • Hindari menggunakan obat ini bila Anda memiliki riwayat alergi kandungan favipiravir.
  • Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat alergi kandungan obat lain.
  • Tidak dapat digunakan untuk wanita hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamil.
  • Belum diketahui apakah aman untuk ibu menyusui, jadi harap konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
  • Beritahu dokter apabila Anda sedang menggunakan obat-obatan lain sebelum menggunakan obat ini, termasuk vitamin tambahan, obat herbal, dan suplemen.
  • Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit serius seperti gangguan sistem kekebalan tubuh, penyakit ginjal, jantung,  infeksi jamur atau bakteri, asma, atau penyakit pernapasan lainnya.
  • Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping dari obat ini.

 

Interaksi Obat Favipiravir

Menggunakan dua obat, suplemen, vitamin, atau herbal dalam waktu yang sama akan memicu timbulnya interaksi obat, yaitu reaksi kandungan obat yang mungkin menurun atau meningkatkan fungsi kerja salah satu atau kedua jenis kandungan.

Favipiravir akan mengalami interaksi bila digunakan bersama obat lain, termasuk:

  • Amiodarone
  • Atorvastatin
  • Lovastatin
  • Carbamazepine
  • Chloroquine
  • Cisapride
  • Diclofenac
  • Diltiazem
  • Enzalutamide
  • Erlotinib
  • Ethinylestradiol
  • Ifosfamide
  • Ketamine
  • Ketorolac
  • Ibuprofen
  • Piroxicam
  • Lansoprazole
  • Omeprazole
  • Methadone
  • Nicardipine
  • Naproxen
  • Repaglinide
  • Sorafenib
  • Teofilin
  • Tretinoin
  • Verapamil
  • Warfarin

Obat ini mungkin juga mengalami interaksi yang tidak disebutkan dalam informasi kesehatan ini. Dianjurkan untuk tidak meminum dua obat dalam waktu bersamaan kecuali dengan petunjuk dari dokter untuk mengurangi risiko efek samping dan interaksi obat, serta demi keefektifan kerja obat.

Efek Samping Favipiravir

Belum ada informasi terkait efek samping obat favipiravir. Gejala efek samping umum akibat obat antivirus, termasuk:

  • Mual
  • Muntah
  • Penurunan berat badan

Sementara itu, efek samping akibat reaksi obat yang paling umum berupa:

  • Ruam kulit
  • Gatal
  • Bengkak pada kelopak mata dan bibir
  • Sesak napas

Efek samping lain mungkin terjadi. Konsultasi pada dokter apabila Anda mengalami gejala alergi atau efek samping parah.

Dosis Obat Favipiravir

Dosis setiap orang mungkin berbeda-beda tergantung pada:

  • Usia
  • Kondisi kesehatan saat ini
  • Seberapa parah kondisi Anda
  • Kondisi medis lain yang Anda miliki
  • Bagaimana Anda bereaksi terhadap dosis pertama

Walaupun demikian, belum ada informasi terkait dosis obat favipiravir untuk influenza. Penggunaannya untuk mengatasi virus Corona juga belum mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.

 

Cara Pakai Favipiravir

Berikut ini cara pakai obat estradiol:

  • Gunakan obat ini sesuai dengan resep dokter dan ikuti semua petunjuk penggunaan pada label resep obat Anda.
  • Jangan gunakan obat ini kurang atau lebih dari dosis yang direkomendasikan.
  • Segera hentikan penggunaan obat apabila Anda mengalami overdosis.

Apabila masih ada pertanyaan terkait penggunaan obat ini, harap hubungi dokter, apoteker, atau penyedia layananan kesehatan Anda.

Petunjuk Penyimpanan Estradiol

Menyimpan obat di tempat yang benar akan berpengaruh pada kinerja obat. Berikut ini panduan cara menyimpan obat dengan benar agar tidak rusak:

  • Jauhi obat dari paparan cahaya langsung, panas, air dan kelembapan karena akan merusak kandungan obat.
  • Simpan obat-obatan Anda di tempat yang sejuk dan kering atau di bawah suhu 30°C.
  • Anda dapat menyimpan obat di kotak obat khusus, kotak P3K, atau laci lemari.
  • Jauhi obat dari kompor, wastafel, dan semua peralatan panas.
  • Selalu simpan obat dalam wadah aslinya.
  • Jangan membuang obat sembarangan karena akan mencemari lingkungan.
  • Selalu simpan obat Anda di luar jangkauan anak-anak.
  • Tanyakan apoteker Anda tentang instruksi penyimpanan spesifik.

Itulah pembahasan lengkap tentang estradiol obat apa. Estradiol adalah obat antiinfluenza yang diklaim dapat mengobati gejala COVID-19. Penelitian tentang obat ini masih dikembangkan.

 

  1. NIH. 2020. FAVIPIRAVIR. https://drugs.ncats.io/drug/EW5GL2X7E0. (Diakses pada 27 Maret 2020).
  2. BioSpace. 2020. FujiFilm Influenza Drug Shows Efficacy in Treating Coronavirus, Chinese Researchers Say. https://www.biospace.com/article/fujifilm-influenza-drug-shows-efficacy-in-treating-coronavirus-chinese-researchers-say/. (Diakses pada 27 Maret 2020).
  3. DrugBank. 2020. Favipiravir. https://www.drugbank.ca/drugs/DB12466. (Diakses pada 27 Maret 2020).
  4. NIH. 2018. NIAID Scientists Recommend Favipiravir for Human Trials of Lassa Fever Virus. https://www.niaid.nih.gov/news-events/niaid-scientists-recommend-favipiravir-human-trials-lassa-fever-virus. (Diakses pada 27 Maret 2020).
  5. Drugs. 2020. Chinese Researchers Say Flu Drug Effective Against COVID-19. https://www.drugs.com/news/chinese-researchers-say-flu-effective-against-covid-19-89043.html. (Diakses pada 27 Maret 2020).
  6. The Guardian. 2020. Japanese flu drug ‘clearly effective’ in treating coronavirus, says China. https://www.theguardian.com/world/2020/mar/18/japanese-flu-drug-clearly-effective-in-treating-coronavirus-says-china. (Diakses pada 27 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi