Terbit: 14 January 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Amphotericin B adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur yang membahayakan. Ketahui amphotericin B obat apa, dosis obat amphotericin, efek samping, aturan pakai, dll.

Amphotericin B: Fungsi, Dosis, Efek Samping. Aturan Pakai, dll

Informasi Umum Obat Amphotericin B

Berikut ini adalah informasi umum obat amphotericin B, yaitu:

Nama Obat Amphotericin B
Kandungan Obat Amphotericin B
Kategori Obat Obat resep
Manfaat Obat Mengobati infeksi jamur
Sediaan Obat Oral, suntik, irigasi

Belum ada data terkait harga obat amphotericin B karena obat ini merupakan obat resep dan hanya dapat digunakan dengan pengawasan dokter, namun diperkirakan harganya mencapai Rp5.000.000.

Amphotericin B Obat Apa?

Amphotericin B adalah obat untuk mengobati infeksi jamur serius dan membahayakan seperti aspergillosis, blastomycosis, candida infeksi saluran kemih, candidemia, coccidioidomycosis, cryptococcal Meningitis, sporotrichosis, leishmaniasis, mucormycosis, dll.

Cara kerja obat amphotericin B adalah dengan membantu memperlambat pertumbuhan virus tersebut. Obat ini tidak dianjurkan untuk mengobati infeksi jamur ringan seperti yeast infection atau infeksi jamur pada mulut, kerongkongan, dan vagina.

Fungsi Obat Amphotericin B

Fungsi obat amphotericin B adalah untuk mengobati infeksi jamur yang berakibat fatal. Berikut ini adalah manfaat obat amphotericin B, yaitu:

  • Ocular Fungal Infection: Infeksi mata yang diakibatkan oleh jamur fusarium, aspergillus, atau candida. Infeksi jamur pada mata jarang terjadi, namun bisa berakibat fatal.
  • Aspergillosis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur aspergillosis yang umumnya ditemukan di daun-daunan busuk, tanaman, atau padi-padian.
  • Blastomycosis: Disebabkan oleh jamur blastomycosis yang hidup di tanah lembap atau kayu dan daun busuk.
  • Candida Infeksi Saluran Kemih: Disebabkan oleh jamur candida yang mengakibatkan infeksi pada sistem urinaria, ginjal, kandung kemih, dan uretra.
  • Candidemia: Infeksi jamur candida dalam darah.
  • Coccidioidomycosis: Gejala infeksi ini mirip dengan flu biasa. Jamur coccidioidomycosis tumbuh subur di tanah gurun tandus di Arizona selatan.
  • Cryptococcal Meningitis: Meningitis yang disebabkan oleh jamur Cryptococcal, umumnya menyerang orang dengan sistem imun lemah.
  • Histoplasmosis: Jamur Histoplasma capsulatum dari kotoran kelelawar yang menginfeksi paru-paru.
  • Oral Thrush: Kandidiasis oral yang mengakibatkan infeksi pada lidah. ditandai dengan lesi putih di lidah dan pipi bagian dalam.
  • Sporotrichosis: Disebabkan oleh jamur Sporothrix schenckii yang umumnya terdapat di duri bunga mawar, jerami, ranting, dan spesies lumut lainnya.
  • Leishmaniasis: Infeksi mematikan dari jamur yang dipaparkan melalui gigitan lalat pasir.
  • Mucormycosis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur mucorales.
  • Infeksi Jamur Candidiasis: Disebabkan oleh jamur candida yang dapat memengaruhi paru-paru, darah, dan fungsi organ tubuh lainnya.

Fungsi amphotericin B mungkin juga ditujukan untuk indikasi lain. Obat amfoterisin B juga dapat digunakan oleh penderita HIV untuk mengatasi beberapa infeksi jamur yang menyerang seseorang dengan kekebalan tubuh yang lemah, namun penggunaannya harus di bawah arahan dokter dan tidak boleh sembarangan.

Dosis Obat Amphotericin B

Berikut ini adalah panduan umum dosis obat amphotericin dalam sediaan injeksi atau suntikan, yaitu:

1. Mengatasi Ocular Fungal Infection

Dosis obat untuk mengatasi infeksi mata akibat jamur adalah 5 hingga 10 mikrogram secara intravitreal atau injeksi obat langsung ke bagian tengah mata.

2. Mengatasi Aspergillosis

Dosis obat untuk mengatasi aspergillosis pada orang dewasa (18-64 tahun) adalah:

  • Dosis Uji: 1 mg dalam 20 mL dekstrosa, lambatkan suntikan (IV) selama 20 hingga 30 menit dan tetap dipantai selama 2-4 jam sesudahnya.
  • Dosis Awal: 0,25 mg / kg IV lambat setiap hari, untuk pasien yang memiliki fungsi ginjal baik.
  • Dosis Awal: 0,3 mg / kg IV lambat setiap hari, untuk pasien dengan gejala infeksi parah dan jamur berkembang cepat.
  • Dosis Maksimum: 1,5 mg / kg total dosis harian.

Pengobatan aspergillosis dilakukan selama maksimal 11 bulan.

3. Mengatasi Blastomycosis

Dosis obat untuk mengatasi blastomycosis adalah:

  • Dosis Uji: 1 mg dalam 20 mL dekstrosa, lambatkan IV selama 20 hingga 30 menit, dengan pemantauan selama 2 hingga 4 jam sesudahnya.
  • Dosis Awal: 0,25 mg / kg IV lambat setiap hari.
  • Peningkatan Dosis: Ditambahkan secara rutin 5 hingga 10 mg / hari sampai dosis harian akhir.
  • Dosis Maksimum: 1,5 mg / kg total dosis harian.

Dosis obat untuk mengatasi blastomycosis harus disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala dan kondisi pasien. Sebaiknya ikuti petunjuk dokter untuk dosis yang tepat.

4. Mengatasi Candida Infeksi Saluran Kemih

Dosis obat untuk mengatasi candida infeksi saluran kemih adalah:

  • Dosis Uji: 1 mg dalam 20 mL dekstrosa, lambatkan suntikan (IV) selama 20 hingga 30 menit dan tetap dipantai selama 2-4 jam sesudahnya.
  • Dosis Awal: 0,25 mg / kg IV lambat setiap hari.
  • Dosis IV maksimum: 1,5 mg / kg total dosis harian.

Sementara itu, dosis obat untuk berbagai kondisi lain berbeda-beda untuk setiap pasien yang dipengaruhi oleh tingkat keparahan infeksi, kondisi tubuh, berat badan, dan gejala penyakit lain yang mungkin dialami. Harap selalu konsultasi pada dokter untuk dosis yang tepat.

Interaksi Obat Amphotericin B

Berikut ini adalah daftar obat dan vitamin yang memiliki risiko berinteraksi dengan obat amphotericin B apabila diminum secara bersamaan, yaitu:

  • Ativan (lorazepam)
  • Augmentin (amoxicillin / clavulanate)
  • Bactrim (sulfamethoxazole / trimethoprim)
  • Cipro (ciprofloxacin)
  • Co-trimoxazole (sulfamethoxazole / trimethoprim)
  • Demerol (meperidine)
  • Flagyl (metronidazole)
  • Flucytosine
  • Lasix (furosemide)
  • Levaquin (levofloxacin)
  • Lexapro (escitalopram)
  • Lovenox (enoxaparin)
  • Nystatin
  • Paracetamol (acetaminophen)
  • Septra (sulfamethoxazole / trimethoprim)
  • Singulair (montelukast)
  • Solu-Medrol (methylprednisolone)
  • Spiriva (tiotropium)
  • Tylenol (acetaminophen)
  • Vitamin B Complex 100 (multivitamin)
  • Vitamin C (ascorbic acid)
  • Vitamin D3 (cholecalciferol)

Penting untuk memberitahu dokter semua obat, vitamin, suplemen, atau obat herbal lain yang sedang Anda minum, sebelum Anda memulai dosis amphotericin B untuk mengurangi risiko interaksi obat tersebut.

Efek Samping Obat Amphotericin B

Berikut ini adalah kemungkinan efek samping obat amphotericin, yaitu:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Menggigil
  • Detak jantung tidak teratur
  • Buang air kecil jadi tidak teratur
  • Merasa lemah, letih, dan lesu
  • Sakit atau memerah pada area tubuh yang disuntik

Efek samping obat amphotericin yang jarang terjadi, yaitu:

  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan pernapasan
  • Pendarahan
  • Kulit ruam dan gatal
  • Kejang
  • Sakit tenggorokan
  • Mati rasa

Mengingat obat ini hanya dapat dikonsumsi di bawah arahan dokter, umumnya dokter sudah menekan risiko efek samping obat amphotericin B pada tubuh Anda.

Peringatan Obat Amphotericin B

Berikut ini adalah peringatan obat yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat obat amphotericin B atau kandungan obat lainnya.
  • Beritahu dokter Anda apabila Anda memiliki riwayat penyakit jantung, hati, diabetes, ginjal, atau pernah melakukan transfusi sel darah putih.
  • Penggunaan obat ini untuk ibu hamil hanya diperbolehkan untuk keadaan tertentu.
  • Penggunaan obat ini untuk ibu hamil belum diketahui apakah aman atau tidak, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda.

Petunjuk Penyimpanan Amphotericin B

Menyimpan obat di tempat yang benar akan berpengaruh pada kinerja obat. Berikut ini panduan cara menyimpan obat dengan benar agar tidak rusak:

  • Paparan cahaya, panas, air dan kelembapan dapat merusak kandungan obat.
  • Simpan obat-obatan Anda di tempat yang sejuk dan kering atau di bawah suhu 30°C.
  • Gunakan jarum dan alat suntik hanya sekali dan kemudian masukkan ke dalam wadah “benda tajam” anti-tusukan.
  • Anda dapat menyimpan obat di kotak obat khusus, kotak P3K, atau laci lemari.
  • Jauhi obat dari kompor, wastafel, dan semua peralatan panas.
  • Selalu simpan obat dalam wadah aslinya.
  • Jangan membuang obat sembarangan karena akan mencemari lingkungan.
  • Selalu simpan obat Anda di luar jangkauan dan di luar jangkauan anak-anak.
  • Tanyakan apoteker Anda tentang instruksi penyimpanan spesifik.

Itulah pembahasan tentang amphotericin B  obat apa. Harap selalu gunakan obat apapun sesuai dosis dan anjuran dokter. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Multum, Cerner. 2019. AmphotericinB. https://www.drugs.com/mtm/amphotericin-b.html. (Diakses pada 13 Desember 2019).
  2. WebMD. 2019. AmphotericinB Vial. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-13565/amphotericin-b-injection/details. (Diakses pada 13 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi