Terbit: 28 April 2019 | Diperbarui: 5 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak penonton film Avengers: Endgame yang mengaku menangis saat menonton film ini. Ending dari film ini dianggap sangat bagus dan pas untuk menutup perjalanan 11 tahun film-film Marvel Cinematic Universe. Sebagian penonton bahkan mengaku sampai menangis. Hanya saja, ada seorang gadis yang bahkan sampai dilarikan ke rumah sakit gara-gara menangis saat menonton film ini. Kok bisa?

Nonton Avengers: Endgame, Gadis Ini Harus Dilarikan ke Rumah Sakit

Menangis hingga terkena sesak napas parah saat menonton Avengers: Endgame

Gadis tersebut bernama Xiao Li dari Ningbo, Tiongkok. Gadis berusia 21 tahun ini mengalami sesak napas yang cukup parah saat menangis akibat terlalu menghayati film tersebut. Xiao juga mengakami gejala mati rasa dan kram pada tangan dan kaki. Teman-temannya pun langsung melarikannya ke Ningbo Mingzhou Hospital.

Dokter yang memeriksa kondisi Xiao menyebut sang gadis mengalami hiperventilasi. Beruntung, kondisinya bisa diatasi dengan baik dan akhirnya diperbolehkan pulang setelah lebih membaik.

“Sepertinya akibat menangis berlebihan,” ungkap sang dokter.

Banyak orang yang menganggap tindakan Xiao sebagai sesuatu yang lebay, namun sebagian orang memang bisa sangat menghayati film hingga sampai menangis sehingga wajar terjadi.

Mengenal hiperventilasi

Hiperventilasi adalah kondisi yang disebabkan oleh tubuh yang mengeluarkan karbondioksida berlebihan. Hal ini membuat kadar gas ini di dalam tubuh menurun sehingga membuat pembuluh darah menuju otak menyempit. Hal ini membuat otak tak lagi mampu bekerja dengan maksimal.

Menyempitnya pembuluh darah juga membuat organ yang jauh dari jantung seperti jari tangan dan kaki tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup sehingga mengalami kesemutan. Dalam banyak kasus, hal ini bisa membuat seseorang pingsan.

Saat kita sedang kaget atau panik, napas akan menjadi lebih ngos-ngosan dan hal ini bisa memicu hiperventilasi. Selain itu, respons emosional seperti saat sedang terlalu bergembira atau menangis juga bisa menjadi penyebabnya. Hanya saja, dalam beberapa kasus, kondisi ini memang terkait dengan masalah kesehatan seperti infeksi paru, serangan jantung, hingga ketoasidosis diabetik.

Beberapa gejala awal dari hiperventilasi

Biasanya, gejala awal dari hiperventilasi adalah munculnya perasaan gugup dan cemas, sering menguap, merasakan napas yang sesak dan memiliki keinginan berlebih untuk mendapatkan udara segar, peningkatan denyut jantung, kepala pusing, mati rasa dan kesemutan di beberapa bagian tubuh, hingga sensasi sesak pada dada.

Mengatasi hiperventilasi

Jika masalah hiperventilasi ini terjadi karena reaksi emosional layaknya terlalu bergembira atau menangis, maka hal ini biasanya akan mereda dengan sendirinya, namun jika kita mulai sering mengalaminya, ada baiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hiperventilasi.

  1. Mengatasi stres atau gangguan kecemasan

Selain dengan melakukan meditasi atau latihan pernapasan, kita juga bisa melakukan rekreasi atau meminta bantuan psikolog demi mengatasi stres atau gangguan kecemasan yang sedang dialami.

  1. Menjalani akupuntur

Salah satu pengobatan tradisional ini ternyata juga cukup ampuh mengatasi hiperventilasi dan beberapa penyebabnya seperti stres atau gangguan kecemasan.

  1. Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan seperti alprazolam, doxepin, dan paroxetine bisa mengatasi masalah hiperventilasi. Hanya saja, obat-obatan ini harus didapatkan dari resep dokter.

Jika ingin mencegah datangnya hiperventilasi, pakar kesehatan menyarankan kita untuk rutin berolahraga seperti bersepeda, berlari, dan berenang demi membuat organ pernapasan menjadi lebih sehat. Selain itu, kita juga bisa mulai rutin melakukan latihan pernapasan dan meditasi demi mencegah datangnya masalah kesehatan ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi