Terbit: 30 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Di musim hujan seperti sekarang ini, kita cenderung mudah lapar. Kita juga seperti mendambakan makanan yang hangat, pedas, dan berkuah. Sebenarnya, apa sih penyebab dari keinginan lebih untuk mengonsumsinya ini?

Mengapa Saat Musim Hujan Kita Lebih Ingin Makan Makanan Pedas?

Penyebab Lebih Ingin Mengonsumsi Makanan Pedas Saat Musim Hujan

Ternyata, suhu udara bisa mempengaruhi keinginan untuk mengonsumsi makanan pedas dengan signifikan. Jika suhu udara menurun, misalnya, maka tubuh berusaha untuk menghangatkan diri. Tak hanya dengan meminta kita memakai pakaian yang lebih hangat, tubuh juga meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang cenderung panas, berkuah, atau pedas.

Berdasarkan ilmu pengobatan Tiongkok, disebutkan bahwa paru-paru bisa memberikan respons lebih baik pada rempah-rempah yang ada dalam makanan atau minuman yang kita konsumsi karena bisa mengeluarkan hawa dingin sekaligus membuat paru-paru seperti lebih berenergi.

Selain itu, saat suhu dingin seperti saat musim hujan seperti sekarang ini, paru-paru juga rentan terkena infeksi atau flu. Demi mencegah kedatangannya, tubuh perlu mendapatkan asupan nutrisi makanan yang sehat demi meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Makanan pedas ternyata bisa membantu tubuh terasa lebih hangat, meningkatkan sirkulasi darah, dan membuat tubuh menjadi lebih berenergi. Keberadaan rempah atau bumbu pedas lainnya juga membantu saluran pernapasan mengeluarkan lendir sehingga akan terasa jauh lebih nyaman. Tubuh yang terasa jauh lebih hangat dan berkeringat juga akan jauh lebih nyaman saat suhu udara cenderung dingin.

Makanan pedas juga bisa membuat suasana hati membaik dengan meningkatkan kadar hormon serotonin di dalam tubuh. Sebagai informasi, saat musim hujan, kita bisa mengalami gangguan suasana hati karena semakin jarangnya mendapatkan paparan sinar matahari yang hangat dan menenangkan.

Meskipun secara umum bisa memberikan dampak positif bagi tubuh, pakar kesehatan menyebut makanan pedas belum tentu cocok untuk dikonsumsi siapa saja. Ada yang merasakan sensasi maag atau kenaikan asam lambung setelah mengonsumsinya. Ada juga yang mengalami sakit perut atau diare setelah memakannya.

Manfaat Rutin Makan Makanan Pedas

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan jika hobi makan makanan pedas.

Berikut adalah manfaat-manfaat kesehatan tersebut.

  1. Menjaga Berat Badan

Pakar kesehatan menyebut kandungan capsicin di dalam cabai bisa membuat laju metabolisme tubuh meningkat. Hal ini bisa berpengaruh pada proses pembakaran kalori yang semakin membaik. Tumpukan lemak di dalam tubuh bisa terbakar, sirkulasi darah semakin meningkat, dan berat badan bisa diturunkan.

  1. Mendukung Kesehatan Jantung

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, capsaicin bisa membuat sirkulasi darah lebih lancar, menurunkan tekanan darah, sekaligus membuat pembuluh darah menjadi semakin kuat. Risiko penumpukan plak akibat kolesterol jahat juga bisa semakin ditekan. Dampaknya bisa sangat positif bagi kesehatan jantung.

  1. Mencegah Datangnya Kanker

Penelitian yang dilakukan para ahli dari American Cancer Society menghasilkan fakta bahwa kandungan capsaicin di dalam cabai bisa mencegah perkembangan kanker. Risiko untuk terkena penyakit yang mematikan ini tentu bisa diturunkan dengan signifikan.

  1. Meningkatkan Fungsi Pencernaan

Tak hanya membuat sirkulasi darah menuju saluran pencernaan meningkat, kandungan capsaicin di dalam cabai juga mampu menjaga keseimbangan bakteri di dalam usus yang membuat fungsi dan kondisi pencernaan akan semakin membaik.

  1. Membantu Mendapatkan Tidur yang Berkualitas

Penelitian yang dilakukan di Australia membuktikan bahwa rutin makan makanan pedas akan membuat tubuh terasa bugar dan lebih mudah untuk mendapatkan waktu tidur yang berkualitas.

 

Sumber:

  1. Anonim. 2019. Craving for some spicy food? Blame it on the weather. https://indianexpress.com/article/lifestyle/health/craving-for-some-spicy-food-blame-it-on-the-weather-6186082/. (Diakses pada 30 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi