Terbit: 21 May 2019 | Diperbarui: 4 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Makanan atau minuman manis digemari oleh banyak orang karena memiliki rasa yang enak. Bahkan, banyak orang yang menganggap makanan dan minuman manis bisa mengatasi stres. Hanya saja, makanan dan minuman manis bisa menyebabkan kenaikan berat badan atau risiko obesitas jika sering dikonsumsi. Sebenarnya, mana yang lebih berbahaya, makanan atau minuman manis?

Mana yang Lebih Berbahaya, Minuman atau Makanan Manis?

Dampak mengonsumsi makanan atau minuman manis

Pakar kesehatan dr. John Sievenpipier yang berasal dari Clinical Nutrition and Risk Factor Modification Center, Toronto, Kanada menyebut minuman manis ternyata bisa meningkatkan risiko diabetes lebih besar dibandingkan dengan makanan manis atau asupan lainnya. Hal ini disebabkan oleh mudahnya kandungan pemanis buatan di dalamnya diserap oleh tubuh dan akhirnya meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

Sebenarnya, kandungan gula fruktosa tidak hanya ditemukan di dalam minuman manis, kita bisa mendapatkannya secara alami dari buah-buahan atau madu. Hanya saja, seringkali fruktosa yang kita dapatkan ditemukan di bahan-bahan makanan seperti gula pasir, gula halus, dan sirup jagung. Bahan ini sering ditemukan di kue, biskuit, atau bahkan minuman bersoda.

Keberadaan fruktosa pada makanan atau minuman manis ini cenderung meningkatkan penumpukan lemak di dalam tubuh. Hanya saja, khusus untuk yang ada di dalam minuman manis, kandungan ini jauh lebih cepat diserap oleh tubuh sehingga akhirnya lebih mudah memicu lonjakan kadar gula darah yang berpotensi memicu datangnya diabetes.

Dampak sering mengonsumsi minuman manis bagi kesehatan

Meskipun rasanya nikmat dan menyegarkan, pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali dampak yang bisa kita dapatkan jika sering mengonsumsi minuman manis.

Berikut adalah dampak-dampak yang tidak bisa kita sepelekan tersebut.

  1. Bisa memicu peningkatan berat badan

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam New England Journal of the Medicine, dihasilkan fakta bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman manis meskipun hanya satu porsi saja setiap hari sudah mampu meningkatkan berat badan dengan signifikan. Jika konsumsi minuman manis ini dimulai sejak usia anak-anak, maka dalam waktu 18 bulan saja berat badan bisa naik hingga 60 persen!

  1. Bisa meningkatkan risiko terkena kanker pankreas

Penelitian yang dilakukan di University of Minnesota pada 2010 lalu menghasilkan fakta kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda dua kali seminggu sudah cukup untuk meningkatkan risiko terkena kanker pankreas dua kali lipat.

  1. Bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard, dihasilkan fakta bahwa pria yang minum rata-rata satu kaleng minuman bersoda setiap hari mampu meningkatkan risiko serangan jantung sebanyak 20 persen lebih besar.

  1. Bisa meningkatkan risiko terkena penyakit asam urat

Berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan 80 ribu wanita selama 22 tahun yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of American Medical Association, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsi satu porsi minuman manis setiap hari bisa meningkatkan risiko terkena asam urat hingga 75 persen.

Minuman manis bisa menyebabkan peradangan yang akhirnya memicu penumpukan kristal asam urat di dalam persendian.

  1. Bisa memicu kerusakan pada gigi

Berbagai minuman manis seperti minuman bersoda atau bahkan minuman energi bisa memicu kerusakan gigi dan meningkatkan risiko terkena gigi berlubang jika sering dikonsumsi.

  1. Bisa membuat otot menjadi lebih lemah

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya pada 2000, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsi minuman manis bisa menyebabkan otot menjadi lebih lemak hanya dalam waktu 4 minggu saja. Bahkan, risiko terkena patah tulang bisa meningkat dengan signifikan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi