Terbit: 18 April 2016 | Diperbarui: 18 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Lepra merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan lesi pada kulit dan kerusakan serabut saraf di lengan dan kaki. Penyakit ini telah ada sejak zaman dahulu kala, seringkali diiringi dengan stigma negatif yang mengerikan dan kisah-kisah penderita lepra yang dikucilkan. Wabah lepra ini pernah berjangkit di hampir semua benua. Masyarakat China kuno, India kuno, dan Mesir kuno mempercayai lepra sebagai penyakit yang sangat menular, menyebabkan mutilasi, dan tidak bisa diobati.

Mengenal Penyakit Lepra: Apakah Bisa Sembuh?

Namun, lepra sebenarnya tidak terlalu pesat penularannya. Seseorang hanya bisa tertular lepra jika kontak secara terus-menerus dan/ atau berulang kali dengan cairan yang keluar dari mulut dan hidung penderita lepra yang belum diobati. Anak-anak lebih berisiko tertular lepra daripada orang dewasa.

Saat ini, sekitar 180.000 orang di seluruh dunia terinfeksi lepra, menurut World Health Organization (WHO), dan sebagian besar berada di Afrika dan Asia.

Apa yang menyebabkan lepra?
Lepra disebabkan oleh suatu bakteri yang disebut Mycobacterium leprae. Lepra juga dikenal sebagai Morbus Hansen, dari nama ilmuwan yang menemukan bakteri M. Leprae pada tahun 1873.

Apa saja gejala lepra?
Lepra menyerang kulit dan serabut saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang, atau disebut serabut saraf tepi. Selain itu, lepra juga bisa menyerang mata dan jaringan tipis yang melapisi permukaan dalam hidung, meskipun kejadiannya lebih jarang.

Gejala utama lepra adalah adanya luka atau benjolan pada kulit yang tidak menghilang dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Luka pada kulit ini biasanya berwarna pucat.

Kerusakan serabut saraf karena lepra dapat mengakibatkan:

  • Hilangya sensasi perabaab pada lengan dan kaki
  • Kelemahan otot

Biasanya gejala ini baru muncul 3-5 tahun setelah seseorang kontak dengan penderita lepra yang belum sembuh. Bahkan ada orang yang mengalami gejala lepra 20 tahun setelah kontak. Jeda waktu antara kontak dengan munculnya gejala disebut masa inkubasi. Masa inkubasi lepra yang lama seringkali membuat dokter kesulitan untuk melacak kapan dan dimana penderita tertular atau kontak dengan bakteri lepra.

Jenis-jenis lepra
Lepra dikelompokkan berdasarkan jumlah dan jenis luka pada kulit. Setiap jenis lepra akan memberikan gejala yang spesifik dan memerlukan terapi yang spesifik pula. Jenis-jenis lepra meliputi:

  • Jenis lepra yang ringan. Orang dengan jenis lepra ini hanya memiliki satu atau sedikit luka yang datar dan berwarna pucat (lepra pausibasiler). Area kulit yang mengalami luka akan terasa tebal karena kerusakan serabut saraf di bawahnya. Lepra tuberkuloid ini kurang manular dibanding jenis lepra yang lain.
  • Jenis lepra yang lebih berat. Lepra lepromatosa ini menyebabkan ruam dan benjolan kulit yang tersebar luas (lepra multibasiler), rasa kebas, dan kelemahan otot. Hidung, ginjal, dan ogan reproduksi pria juga bisa terpengaruh. Lepra jenis ini lebih menular daripada lepra tuberkuloid.
  • Orang dengan lepra jenis ini memiliki gejala baik tuberkuloid maupun lepromatosa.

Kapan kita harus menghubungi dokter?
Jika pada kulit muncul luka yang mencurigakan, jangan ragu untuk menghubungi dokter. Dokter mungkin juga akan memerlukan pemeriksaan mikrobiologi di laboratorium.

Apakah lepra bisa sembuh?
Lepra bisa diobati. Dalam dua dekade terakhir, 16 juta orang dengan lepra telah berhasil diobati. World Health Organization (WHO) menyediakan obat gratis bagi penderita lepra.

Terapi bergantung pada jenis lepra yang diderita. Terapi dilakukan dengan dua antibiotik atau lebih dalam waktu yang lama, biasanya 6-12 bulan. Penderita lepra yang lebih berat mungkin juga memerlukan terapi lebih lama. Antibiotik ini bisa membunuh bakteri penyebab lepra, tetapi tidak dapat memperbaiki kerusakan serabut saraf yang telah terjadi.

Penderita lepra mungkin juga memerlukan obat penurun sistem imun untuk mengatasi nyeri dan mencegah perburukan rusaknya serabut saraf. Obat ini harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.

Komplikasi lepra
Bila tidak diobati, lepra dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, serabut saraf, lengan, kaki, dan mata. Komplikasi lepra di antaranya:

  • Kebutaan atau glaukoma.
  • Kerusakan wajah (karena adanya benjolan atau pembengkakan yang permanen).
  • Disfungsi ereksi dan infertilitas pada pria.
  • Gagal ginjal
  • Kelemahan otot yang menyebabkan tangan melengkung seperti cakar atau kaki tidak bisa ditekuk.
  • Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung, yang dapat mengakibatkan mimisan dan hidung tersumbat.
  • Kerusakan serabut saraf tepi secara permanen, termasuk di tangan dan kaki.

Kerusakan serabut saraf dapat menurunkan kemampuan perabaan penderita. Hal ini sangat berbahaya, karena penderita tidak merasakan nyeri pada saat terluka. Dan karena tidak nyeri, seringkali tidak diobati dan menimbulkan infeksi yang lebih berat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi