Terbit: 8 May 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Setiap Tanggal 8 Mei, masyarakat di seluruh dunia memperingati Hari Thalasemia Sedunia, sayangnya, peringatan penyakit ini cenderung kurang diminati oleh banyak orang karena memang informasi dan pengetahuan akan penyakit ini masih cukup rendah. Sebenarnya, seperti apakah penyakit thalassemia yang memicu kelainan pada sel darah merah ini?

Mengenal Lebih Baik Penyakit Thalasemia yang Memicu Kelainan Sel Darah Merah

Pakar kesehatan menyebut thalassemia sebagai penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik pada sel darah merah. Mereka yang menderita thalassemia ini akan memiliki protein alfa dan beta, protein yang membentuk sel darah merah, yang tidak terbentuk sebagian atau bahkan keseluruhan. Karena adanya kelainan protein alfa dan beta ini, maka produski sel darah merah pun sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali.

Biasanya, thalasemia diturunkan oleh salah satu atau dua orang tua yang memang menjadi pembawa sifat thalasemia atau dalam dunia medis disebut sebagai thalasemia mayor. Menurut pakar kesehatan, andai kedua orang tua ternyata membawa sifat thalasemia ini, maka anaknya akan memiliki resiko 25 persen terlahir dengan kondisi thalassemia mayor, 25 persen akan menjadi pembawa sifat saja, dan 50 persen kemungkinan akan terlahir dengan kondisi sehat. Jika salah satu orang tua membawa sifat thalasemia, maka ada kemungkinan 50 persen anak akan terlahir sebagai pembawa sifat. Sementara itu, andai salah satu orang tua adalah thalasemia mayor, maka 100 persen anaknya akan terlahir sebagai pembawa sifat.

Di tanah air, pembawa gen thalesemia beta ternyata sekitar 6 hingga 10 persen dari populasi total. Mengingat angka ini cukup banyak, maka ada baiknya kita memeriksakan kondisi thalasemia dengan lebih baik karena jika dibiarkan, maka kita atau keturunan kita akan mengalami gejala layaknya anemia, limpa yang membesar, hingga masalah Fascies Cooley’s, kondisi dimana bentuk wajah mengalami perubahan yang signifikan, pada usia subur.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi