Terbit: 12 May 2017 | Diperbarui: 19 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bagi sebagian orang yang sudah pernah melakukan operasi, mereka tentu sudah terbiasa mendengar anjuran untuk berpuasa sebelum melakukannya. Namun, cukup banyak orang yang ternyata tidak tahu jika sebelum operasi yang menggunakan anestesi ini dilakukan, ada baiknya pasien berpuasa. Sebenarnya, apa alasan dari anjuran berpuasa ini?

Mengapa Orang Yang Akan Melakukan Operasi Harus Puasa?

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa prosedur anestesi atau pemberian obat bius bisa mempengaruhi tubuh pasien, baik itu keseluruhan atau sebagian saja. Dalam beberapa kasus, pengaruh dari obat bius ini ternyata bisa membuat otot-otot pada kerongkongan menjadi lemas. Andai di dalam saluran pencernaan tersebut masih ada makanan atau minuman, dikhawatirkan makanan atau minuman tersebut akan masuk pada saluran yang salah. Sebagai contoh, jika makanan atau minuman ini masuk ke dalam saluran pernafasan, maka dikhawatirkan pasien akan mengalami tersedak karena jalur keluar masuknya udara terhalang atau mengalami infeksi paru.

Yang menarik adalah, kini anjuran puasa ini ternyata mulai banyak ditinggalkan oleh dokter yang akan melakukan operasi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anjuran ini ternyata tidak begitu mempengaruhi kondisi kesehatan atau kesuksesan operasi pada pasien. Sebagai contoh, salah seorang pakar kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo bernama dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH menyebutkan bahwa setiap dokter boleh menganjurkan pasiennya untuk berpuasa atau tidak. Biasanya, anjuran ini disesuaikan dengan kondisi pasien menjelang operasi. Jika memang dianggap berbahaya, maka ada baiknya memang mereka berpuasa terlebih dahulu demi keamanan dan kesukesan operasi.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang pasien yang akan melakukan operasi mengikuti anjuran dokter andai memang mereka harus berpuasa sebelumnya. Jika memang dokter tidak menganjurkannya, maka pasien boleh untuk mengkonsumsi makanan atau minuman seperti biasa.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi