Terbit: 1 January 2020 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kuliner Indonesia memang tiada duanya di dunia. Di hampir setiap daerah, kita bisa menemukan banyak sekali ragam makanan, minuman, dan camilan yang lezat. Tak disangka, hal ini membuat masyarakat Indonesia cenderung lebih suka ngemil dibandingkan dengan makan besar, lho. Kok bisa?

Dibandingkan Makan, Masyarakat Indonesia Lebih Suka Ngemil

Kebiasaan Ngemil Masyarakat Indonesia

Fakta bahwa masyarakat Indonesia cenderung lebih suka ngemil dibandingkan dengan makan besar ini diungkap oleh sebuah survey yang dilakukan oleh industri camilan Mondelez International berjudul The State of Snacking. Penelitian yang dirilis hasilnya pada Desember 2019 lalu dilakukan dengan mengecek kebiasaan dan tren ngemil di 11 negara, termasuk di Indonesia.

“Masyarakat Indonesia ngemil hampir 3 kali sehari. Angka ini lebih besar dari konsumsi makanan besar yang rata-rata hanya 2,5 kali. Sekitar 75 persen partisipan juga mengaku sering ngemil di sela-sela aktivitasnya,” jelas Presiden Direktur Mondelez Indonesia, Sachin Rasad.

Menariknya, karena sering ngemil, banyak partisipan yang akhirnya malas untuk makan-makanan berat. Sekitar 77 persen partisipan memilih untuk lebih sering ngemil daripada makan besar, khususnya di pagi hari di antara sarapan dan makan siang.

Salah satu faktor yang membuat masyarakat Indonesia gemar ngemil di pagi hari adalah waktu dan daya tempuh perjalanan menuju tempat beraktivitas yang cenderung panjang. Meski sudah sarapan, perjalanan ini cukup menguras energi sehingga membuat tubuh mencari sumber energi lainnya.

Selain itu, ngemil bisa dilakukan sambil melakukan berbagai macam aktivitas. Sementara itu, makan besar membuat kita seperti harus berhenti sejenak. Karena tidak ingin menghabiskan waktu, ngemil tentu bisa dijadikan pilihan.

Menariknya, 93 persen partisipan dari Indonesia menyebut kebiasaan ngemil yang dilakukannya demi membuat suasana hati meningkat. Sementara itu, 91 persen partisipan menyebut hal ini bisa memberikan ketenangan atau kepuasan. Hanya 84 persen partisipan yang menyebut ngemil bisa memberikan asupan nutrisi bagi tubuh.

Tips Sehat Ngemil

Meski bisa memberikan kepuasan tersendiri, dalam realitanya ngemil bisa membuat berat badan naik. Lantas, apa tidak ada cara yang bisa dilakukan agar ngemil bisa tetap sehat?

Berikut adalah beberapa tips ngemil sehat yang bisa kita terapkan.

  1. Jangan Melakukannya Sambil Nonton TV

Jika kita ngemil sambil nonton tv, maka kita tidak akan fokus pada camilan yang kita makan karena keasyikkan melihat acara televisi. Hal ini akan membuat kita tanpa sadar ngemil dalam porsi yang berlebihan. Tak hanya menonton tv, ngemil sambil melihat ponsel, memainkan laptop, atau sambil bekerja juga bisa memberikan dampak yang sama.

  1. Memilih Camilan Tinggi Serat dan Protein

Alih-alih camilan tidak sehat seperti biskuit, keripik, dan lain-lain, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi camilan yang tinggi serat atau tinggi protein yang bisa membantu perut cepat kenyang sekaligus mencegah kenaikan berat badan seperti buah apel, pisang, dan kacang yang tidak diberi garam atau penyedap tambahan.

  1. Perbanyak Air Minum

Tak hanya bisa mencegah dehidrasi, dalam realitanya memperbanyak asupan air putih bisa membantu perut kenyang, lho. Hal ini tentu akan membantu kita menurunkan keinginan ngemil dengan berlebihan. Hanya saja, pastikan untuk tidak meminum air dengan tambahan rasa atau gula yang tidak sehat.

  1. Merencanakan Camilan

Jangan sembarangan membeli camilan karena bisa membuat kita memilih camilan berdasarkan rasa saja, bukannya kandungan nutrisi di dalamnya. Rencanakan camilan yang sehat agar bisa mencegah asupan kalori berlebihan.

 

Sumber:

  1. McKerr, Maggie. 2019. Mondel?z International Releases First-Ever State of Snacking™ Report Exploring Evolving Global Consumer Snacking Trends. globenewswire.com/news-release/2019/11/11/1944831/0/en/Mondel%C4%93z-International-Releases-First-Ever-State-of-Snacking-Report-Exploring-Evolving-Global-Consumer-Snacking-Trends.html. (Diakses pada 1 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi